Gejala dan Tanda Penyakit Monkeypox atau Cacar Monyet, WHO Umumkan Jadi Darurat Kesehatan Dunia

Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, segera setelah pertemuan darurat komite WHO. 

Editor: Ravianto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi cacar monyet. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) baru saja mengumumkan bahwa penyebaran cacar monyet atau Monkeypox di Afrika kini telah menjadi darurat kesehatan global. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah mengumumkan bahwa penyebaran cacar monyet atau Monkeypox di Afrika kini telah menjadi darurat kesehatan global.

Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, segera setelah pertemuan darurat komite WHO. 

Mpox (cacar monyet) adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus cacar monyet, spesies dari genus Orthopoxvirus. Terdapat dua klade yang berbeda yaitu klade I dan klade II. 

Lalu apa saja gejala dan tanda dari penyakit Monkeypox? 

Dilansir dari WHO, ada beberapa tanda atau gejala yang bisa dikenali. 

"Monkeypox menyebabkan tanda dan gejala yang biasanya dimulai dalam seminggu. Tapi dapat dimulai 1–21 hari setelah terpapar," tulis WHO dalam website resmi dilansir, Jumat (16/8/2024). 

Gejala biasanya berlangsung 2–4 minggu, tapi dapat berlangsung lebih lama pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala umum Monkeypox adalah:

  • ruam
  • demam
  • sakit tenggorokan
  • sakit kepala
  • nyeri otot
  • sakit punggung
  • energi rendah
  • pembengkakan kelenjar getah bening. 

Bagi sebagian orang, gejala pertama Monkeypox adalah ruam, sementara yang lain mungkin mengalami gejala yang berbeda terlebih dahulu. 

Ruam bermula sebagai luka datar yang berkembang menjadi lepuh berisi cairan dan mungkin terasa gatal atau nyeri. 

Saat ruam sembuh, lesi mengering, berkerak, dan rontok. 

Beberapa orang mungkin memiliki satu atau beberapa lesi kulit, sementara yang lain memiliki ratusan atau lebih. 

Lesi ini dapat muncul di bagian tubuh mana pun, seperti:

  • telapak tangan dan telapak kaki
  • wajah, mulut dan tenggorokan
  • selangkangan dan daerah genital
  • dubur.

Beberapa orang juga mengalami pembengkakan yang menyakitkan pada rektum atau nyeri dan kesulitan saat buang air kecil.

Orang yang terkena Monkeypox bersifat menular dan dapat menularkan penyakit tersebut kepada orang lain sampai semua luka sembuh dan lapisan kulit baru terbentuk. 

Anak-anak, orang hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah berisiko mengalami komplikasi akibat Monkeypox.

Biasanya untuk Monkeypox demam, nyeri otot, dan sakit tenggorokan muncul lebih dulu. 

Ruam Monkeypox dimulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, meluas ke telapak tangan dan telapak kaki.

Lalu berkembang selama 2-4 minggu secara bertahap – makula, papula, vesikel, pustula. Lesi menjorok di bagian tengah sebelum berkerak. 

Keropeng kemudian rontok. Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) merupakan ciri klasik Monkeypox. 

Beberapa orang dapat terinfeksi tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Orang yang terkena Monkeypox dapat menjadi sangat sakit. 

Misalnya, kulit dapat terinfeksi bakteri yang menyebabkan abses atau kerusakan kulit yang serius. 

Komplikasi lainnya termasuk pneumonia, infeksi kornea dengan hilangnya penglihatan; nyeri atau kesulitan menelan.

Muntah dan diare yang menyebabkan dehidrasi parah atau kekurangan gizi; sepsis (infeksi darah dengan respons peradangan yang meluas dalam tubuh), radang otak (ensefalitis), jantung (miokarditis), rektum (proktitis), organ genital (balanitis) atau saluran kemih (uretritis), atau kematian.

Orang dengan gangguan kekebalan tubuh karena pengobatan atau kondisi medis berisiko lebih tinggi mengalami penyakit serius dan kematian akibat Monkeypox. 

Orang yang hidup dengan HIV yang tidak terkontrol atau diobati dengan baik lebih sering mengalami penyakit parah.(*)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved