Paraga Stone Hadirkan Wisata Keindahan Struktur Batu Unik di Bantaran Sungai Cimedang Tasikmalaya

Untuk menuju ke spot Paraga Stone ini, memang tidak ada plang khusus yang menunjukan arah ke sana.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/ Aldi M Perdana
Salah satu spot menarik di kawasan wisata Paraga Stone yang menawarkan keindahan struktur batuan unik di bantaran Sungai Cimedang. 

Jarak tempuh berjalan kaki dari lokasi kita memarkirkan kendaraan ke Paraga Stone inj sekira kurang lebih 650 meter atau setengah kilometer lebih dengan medan seperti yang disebutkan sebelumnya.

Warga setempat, Anung (45) mengatakan, nama Paraga Stone ini sudah mulai disebutkan sejak tahun 1970-an.

"Tahun 1970-an juga ramai banget dikunjungi, soalnya dulu 'kan tempat wisata enggak banyak kaya sekarang," ucapnya kepada TribunPriangan.com saat ditemui di Paraga Stone pada Rabu (14/8/2024).

Nahas, Paraga Stone juga sempat menjadi lokasi pasangan muda-mudi berbuat hal tidak senonoh dan hal kurang baik lainnya.

"Dulu banget juga sering dipakai jadi tempat mesum, makanya sama warga sini pada diusir. Sempat juga muncul vandalisme sama pengunjung yang datang, tapi sekarang sudah dibersihkan. Itu sekitar tahun 1985-an lah," jelas dia.

Lantas, tambah Anung, Paraga Stone mulai banyak dikunjungi pada era 1990-an.

Baca juga: Diduga Timbulkan Perundungan, Kemenkes Surati RSUP Dr Kariadi Minta Prodi Anestesi Dihentikan

"Ramai banget dulu mah. Sekarang ya sepi sih. Paling orang yang datang itu cuma buat mancing, bukan yang memang pengen wisata, nikmatin keindahannya," tutur dia.

Uniknya, menurut Anung, ada mitos terkait pasangan yang belum menikah—berpacaran—akan putus jika datang ke Paraga Stone.

"Pengunjung yang bawa pacar ke sini bisa putus, tapi kalau sudah menikah mah enggak. Aman," ungkapnya.

Mitos tersebut berkembang, lantaran masyarakat setempat memiliki folklor yang beredar terkait Sangkuriang. "Sangkuriang 'kan kisah cintanya gagal," terang dia.

Kaitannya dengan Paraga Stone, tambah Anung, cerita turun temurun di masyarakat lokal menuturkan, bahwa Paraga Stone merupakan pembangunan bendungan yang dibuat oleh Sangkuriang namun mangkrak.

"Awalnya itu 'kan Sangkuriang diminta untuk membuat perahu sama danau oleh Dayang Sumbi sebagai syarat supaya bisa menikahinya," tuturnya.

Akan tetapi, Dayang Sumbi terlanjur mengetahui, bahwa Sangkuriang merupakan anaknya yang bertahun-tahun lalu pernah melarikan diri dari rumah.

Saat itu, karena Sangkuriang kecil secara tidak sengaja membunuh bapaknya sendiri, maka Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga meninggalkan luka di kepalanya.

"Karena sama Dayang Sumbi ketahuan ada luka yang sama (dengan luka yang dimiliki anaknya dulu), 'kan jadi ketahuan, kalau Sangkuriang itu anaknya yang sudah tumbuh besar," terang Anung.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved