Mengintip Sempitnya Lapas Kelas IIB Sumedang yang Kelebihan Kapasitas, Napi Tidur 'Entep Pindang'
Jika posisi semua penghuni kamar duduk, masih bisa sedikit leluasa. Waktu tidur itulah yang merepotkan. Belum kalau gerah dan berkeringat.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Nurul (40), warga Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang sudah 1,4 tahun tidur di ruang sempit penjara di Lapas Kelas II B Sumedang.
Dia divonis 9 tahun penjara perkara narkoba.
Kepada TribunJabar.id, Nurul membagikan pengalamannya bagaimana tinggal di penjara yang kelebihan kapasitas.
Penjara yang seharusnya diisi 100 orang saja, pada Juli 2024 ini, penghuninya 342 orang.
Baca juga: Hasil Penggeledahan Lapas Kelas II B Sumedang, Petugas Temukan Paku hingga Sendok, Dianggap Biasa
Kamar yang dihuni Nurul termasuk yang sempit. Diisi oleh 9 orang. Kalau siang hari, penghuninya mengikuti kegiatan di luar kamar penjara. Tiba waktu istirahat dan tidur, semua masuk sel.
"Kalau tidur, berdempetan. Kalau satu orang gerak saja, beradu (badan). Berdempetan seperti entep pindang," kata Nurul, Jumat (2/8/2024).
Entep pindang adalah bahasa Sunda untuk menyebutkan posisi berjejer rapi, seperti ikan pindang dalam panci atau piring saji.
Nurul menjelaskan, jika posisi semua penghuni kamar duduk, masih bisa sedikit leluasa. Waktu tidur itulah yang merepotkan. Belum kalau gerah dan berkeringat.
Dengan posisi tidur yang harus terlentang lurus dan tidak bisa menekuk tubuh atau leluasa bergerak,maka tubuh tidur dalam kondisi yang dipaksa kaku, menyebabkan linu ketika bangun.
"Kalau duduk, masih bisa ada. Kalau bangun tidur, ya lalinu (sering linu), tidak bebas ruang gerak juga. Dukdek pisan (berhimpitan)," katanya.
Kondisi Lapas Kelas II B yang sempit ini memang menjadi problem semua. Bukan hanya oleh narapidana yang menghuni, namun juga oleh petugas lapas yang memberikan pembinaan.
Kepala Lapas Kelas II B Sumedang, Ratri Handoyo berharap lapas direlokasi ke tempat yang lebih luas.
Dengan demikian, pembinaan akan berjalan baik dan para napi juga terhindar dari sakit akibat interaksi fisik yang terlalu rapat dengan sesama napi lainnya.
"Kegiatan pembinaan tidak bisa memenuhi semuanya karena keterbatasan tempat. Aman dan nyaman jadi tidak terpenuhi kalau terlalu padat," katanya.
Baca juga: 8 Napi di Lapas Kelas II B Sumedang Dites Urine oleh BNN, Apakah Positif Narkoba?
Kisah Lody Korua dan Sejarah Paralayang: Pemilik Pertama Parasut Paralayang di Indonesia |
![]() |
---|
Balita di Sumedang Selamat dari Maut, Temukan Ular Kobra Sepanjang 4 Meter di Atas Kasur |
![]() |
---|
Gara-gara Cuaca, 120 Pilot Paralayang Batal Terbang di Bukit Batu Dua Sumedang Hari Ini |
![]() |
---|
2 Pilot Paralayang Nyasar Disambut Sorak Suporter Bola: Mendarat di Stadion Ahmad Yani Sumedang |
![]() |
---|
Ratusan "Ronggeng Sadunya" Unjuk Kebolehan saat Pembukaan West Java Paragliding di Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.