Perkuat Regulasi Sistem Logistik Nasional, Fary Francis Usulkan Pengembangan Transportasi Laut
Fary menyebut alasan masih transportasi darat menjadi primadona, lantaran sistem transportasinya lebih baik, semisal tol di era Presiden Jokowi.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih 17 ribuan pulau, menghadapi tantangan logistik unik yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ekonominya. Berbagai upaya pun sudah dilakukan pemerintah. Namun, kondisi logistik Indonesia belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan logistics performance index (LPI), Indonesia turun dari ranking 46 di 2018 menjadi ranking 63 dari 139 negara di 2023. Posisi Indonesia yang tak meningkat signifikan ini menunjukan masih adanya berbagai masalah dan potensi perbaikan untuk sistem logistik di Indonesia.
Dewan Pembina Pusat Studi Logistik dan Pengembangan Wilayah, Fary Francis mengatakan potensi perbaikan ini bisa muncul dari sisi regulasi, kelembagaan, pembangunan, infrastruktur, strategi operasional, pembiayaan, sampai pengembangan SDM di bidang logistik.
Baca juga: JNE Jadi Perusahaan Jasa Pengiriman Paling Dikenal, Raih Indonesia Digital Popular Brand Award 2024
"Kami mengajak stakeholder membahas untuk menemukan solusi dialogis sebagai upaya mencari solusi secara bersama-sama. Seminar nasional peningkatan kinerja logistik ini pun membahas perkembangan sejak dikeluarkannya Perpres nomor 26 tahun 2012 tentang cetak biru pengembangan sislognas sampai saat ini di mana terjadi berbagai perubahan situasi dan tren global supply chain, utamanya dengan ASEAN single market, yang berpotensi menimbulkan tantangan dan resiko baru terhadap sistem logistik nasional," ujarnya di ITB, Kamis (25/7/2024).
Selain itu, Fary menambahkan seminar itu pun mendiskusikan berbagai tantangan dan peluang khususnya menyangkut transportasi logistik laut dan umumnya sistem logistik nasional dari sisi-sisi regulasi, kelembagaan, pembangunan infrastruktur, strategi operasional, pembiayaan, sampai dengan pengembangan SDM.
"Logistik kita saat ini moda transportasi pilihannya adalah darat. Contoh, dari Jakarta-Surabaya yang jarak 800 km, pilihannya itu 90 persen darat. Kami ingin mencoba terobosan agar pilihan transportasi darat bisa dialihkan ke laut, sehingga bisa menurunkan biaya logistik secara keseluruhan, termasuk menghidupkan Patimban agar sektor pelabuhan di laut menjadi pilihan untuk nantinya transportasi darat bisa beralih," ujarnya.
Baca juga: Uu Rhuzanul Ulum Sowan ke Golkar Jabar, Berharap Duet RK-Uu Hadir Kembali? Begini Tanggapannya
Fary menyebut alasan masih transportasi darat menjadi primadona, lantaran sistem transportasinya lebih baik, semisal tol di era Presiden Jokowi. Sedangkan transportasi laut masih ada beberapa hal yang mesti dikembangkan.
"Solusinya sih kami coba kembangkan transportasi laut lewat kontainer ditambah kapal roro, termasuk transportasi sungai," kata Fary.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebut sebenarnya semua pihak melakukan upaya-upaya agar indeks logistik performence menjadi lebih baik dan menghasilkan suatu pertumbuhan.
"Kami harus melakukan satu hal dan sepakat menjadikan Priok dan Patimban menjadi hub. Ketika itu terwujud, maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi pesat," kata Budi. (*)
Jadi Supir Angkot Sejak 2003, Ecep Beralih Jadi Supir Feeder MJT, Lebih Tenang Tak Kejar Setoran |
![]() |
---|
Industri Otomotif hingga F&B Dorong Pertumbuhan Jasa Logistik dalam Satu Dekade Terakhir |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Gempa Skala 5,8 Magnitudo Guncang Jawa Timur dan Bali, Kedalaman 12 KM |
![]() |
---|
Catatan PC NU Untuk HUT Kota Bandung, Singgung Pelibatan Ilmuwan Hingga Sosok Ateng Wahyudi |
![]() |
---|
Tunjangan Perumahan dan Transportasi DPRD Bandung Barat Naik: Rp 68,8 Juta - Rp 83,5 Juta Sebulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.