Sampel Makanan yang Diduga Penyebab Keracunan di SDN Gandasari Bandung Barat Diuji di Laboratorium

Uji laboratorium sampel makanan dan muntahan supaya nanti tahu apa pemicu keracunannya

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Sejumlah korban keracunan saat menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta, Rabu (26/6/2024). Sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diuji laboratorium. 

Berdasarkan hasil penulusuran dan penanganan, kata dia, hampir semua korban iru merasakan gejala mual dan diare setelah mengonsumsi nasi box dari sekolah dalam acara kenaikan kelas di SD Gandasari, Sindangkerta.

Ia mengatakan, berdasarkan informasi total ada 142 box nasi yang dibagikan kepada siswa, sedangkan data yang datang ada 125 yakni siswa SD dan pihak keluarga yang mendampingi atau ikut dalam acara tersebut.

"Hampir semua pasien yang datang ke Puskesmas itu setelah makan nasi box dan chicken. Mereka menderita mual-mual, muntah-muntah dan mencret," kata Dini.

Mereka menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta, Klinik dr Yoga, Klinik Sikembar, BPM Hj Eneng, Klinik Permata, dan Klinik dr Taufik.

Sementara salah satu korban, Yani (43), mengalami keracunan bersama anaknya, Helmi Yahdan (9), murid kelas 3. 

Saat ini yani dan anaknya masih menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta karena kondisinya belum benar-benar pulih.

"Awalnya pada hari Selasa pukul 01.00, anak saya demam tinggi disertai muntah-muntah dan buang air besar," ujar Yani di Puskesmas Sindangkerta, Rabu (26/6/2024).

Yani hanya menyangka anaknya itu sakit biasa, tetapi setelah melihat grup sekolah ternyata teman-teman Helmi juga mengalami muntah dan diare setelah makan nasi dan ayam goreng tepung.

"Saya juga ikut makan jadi kemarin sempat mual-mual, tapi buru-buru minum obat supaya bisa urus anak saya yang kondisinya terus muntah," kata Yani.

Setelah itu, kata dia, Helmi langsung dibawa ke Klinik Dokter Taufik. Namun, di sana dua terus mengalami muntah-muntah dan tidak berhenti, sehingga dia dibawa ke Puskesmas Sindangkerta.

Setelah mendapat perawatan intensif dan ditangani Nakes di Puskesmas Sindangkerta, kondisi Helmi mulai berangsur membaik, bahkan demam dan intensitas buang air besar kini berkurang.

"Alhamdulillah panasnya sudah hilang, mual juga tinggal sedikit. Mudah-mudahan dokter bisa izinkan pulang hari ini," katanya. (*) 

(*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved