Sampel Makanan yang Diduga Penyebab Keracunan di SDN Gandasari Bandung Barat Diuji di Laboratorium

Uji laboratorium sampel makanan dan muntahan supaya nanti tahu apa pemicu keracunannya

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Sejumlah korban keracunan saat menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta, Rabu (26/6/2024). Sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diuji laboratorium. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diuji laboratorium.

Langkah itu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti soal penyebab keracunan yang dialami oleh 125 korban termasuk siswa dan orang dewasa yang menghadiri acara kenaikan kelas atau samen di sekolah tersebut.

Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Eriska Hendrayana mengatakan, total ada 4 sampel makanan yang dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar untuk dicek kadar zat kimia dan kandungan mikrobiologi.

Sejumlah korban keracunan saat menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta, Rabu (26/6/2024).
Sejumlah korban keracunan saat menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta, Rabu (26/6/2024). (Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin)

"Empat sampel makanan yang dibawa untuk dilakukan uji laboratorium itu yakni nasi putih, goreng ayam tepung, saus," ujar saat dihubungi, Rabu (26/6/2024).

Selain itu, pihaknya juga melakukan uji laboratorium sampel muntahan korban keracunan agar nantinya bisa diketahui penyebab pasti keracunan yang dialami semua korban.

"Uji laboratorium sampel makanan dan muntahan supaya nanti tahu apa pemicu keracunannya," kata Eriska.

Sebelumnya, Kepala SDN Gandasari, Nia Sumiati mengatakan, kasus keracunan tersebut bermula saat pihaknya mengadakan acara samen pada 24 Juni, lalu korban merasakan gejala pada 25 Juni 2024 dini hari.

"Awalnya kita gelar acara samenan pada hari Senin, kemudian siswa dan orang tua diberi nasi ayam tepung," ujar Nia.

Ia mengatakan, pada acara itu belum ada orang tua atau siswa yang mengeluhkan keracunan, namun pada 25 Juni 2024 pukul 01.00-03.00 WIB dini hari, siswa mulai merasakan gejala seperti sakit perut, mual dan diare.

"Kemarin makan di sekolah jam 12.00 WIB, kemudian diarenya terasa pukul 03.00 WIB. Kalau pengakuan ibu yang di sini (sekolah) katanya dari ayam goreng tepung, tapi kita masih menunggu hasil cek laboratorium," kata Nia.

Jumlah Korban Keracunan Capai 125 Orang

Sejumlah korban keracunan pada acara pesta kenaikan kelas di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), masih menjalani perawatan di beberapa fasilitas kesehatan, Rabu (26/4/2024).

Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan KBB, jumlah korban yang keracunan itu mencapai 125 orang.

Sementara Kepala Puskesmas Sindangkerta, Dini Silvia Sari, mengatakan data korban keracunan hingga pukul 09.00 mencapai 125 orang baik itu dewasa maupun anak-anak atau murid di SDN Gandasari.

"Tapi 85 persen anak-anak, kita tangani dan ada yang kami rujuk juga ke RSUD Cililin sebanyak 16. Untuk yang ditangani semuanya dari faskes terdekat juga ada 125 orang," ujar Dini.

Berdasarkan hasil penulusuran dan penanganan, kata dia, hampir semua korban iru merasakan gejala mual dan diare setelah mengonsumsi nasi box dari sekolah dalam acara kenaikan kelas di SD Gandasari, Sindangkerta.

Ia mengatakan, berdasarkan informasi total ada 142 box nasi yang dibagikan kepada siswa, sedangkan data yang datang ada 125 yakni siswa SD dan pihak keluarga yang mendampingi atau ikut dalam acara tersebut.

"Hampir semua pasien yang datang ke Puskesmas itu setelah makan nasi box dan chicken. Mereka menderita mual-mual, muntah-muntah dan mencret," kata Dini.

Mereka menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta, Klinik dr Yoga, Klinik Sikembar, BPM Hj Eneng, Klinik Permata, dan Klinik dr Taufik.

Sementara salah satu korban, Yani (43), mengalami keracunan bersama anaknya, Helmi Yahdan (9), murid kelas 3. 

Saat ini yani dan anaknya masih menjalani perawatan di Puskesmas Sindangkerta karena kondisinya belum benar-benar pulih.

"Awalnya pada hari Selasa pukul 01.00, anak saya demam tinggi disertai muntah-muntah dan buang air besar," ujar Yani di Puskesmas Sindangkerta, Rabu (26/6/2024).

Yani hanya menyangka anaknya itu sakit biasa, tetapi setelah melihat grup sekolah ternyata teman-teman Helmi juga mengalami muntah dan diare setelah makan nasi dan ayam goreng tepung.

"Saya juga ikut makan jadi kemarin sempat mual-mual, tapi buru-buru minum obat supaya bisa urus anak saya yang kondisinya terus muntah," kata Yani.

Setelah itu, kata dia, Helmi langsung dibawa ke Klinik Dokter Taufik. Namun, di sana dua terus mengalami muntah-muntah dan tidak berhenti, sehingga dia dibawa ke Puskesmas Sindangkerta.

Setelah mendapat perawatan intensif dan ditangani Nakes di Puskesmas Sindangkerta, kondisi Helmi mulai berangsur membaik, bahkan demam dan intensitas buang air besar kini berkurang.

"Alhamdulillah panasnya sudah hilang, mual juga tinggal sedikit. Mudah-mudahan dokter bisa izinkan pulang hari ini," katanya. (*) 

(*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved