Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024
Hari Kedua: Pembekalan Berharga sebelum Membelah Laut dengan Kapal Dewaruci
Sebelum berangkat berlayar dengan Kapal Dewaruci, para peserta Muhibah Budaya Jakur Rempah 2024 mendapat pembekalan dari sejumlah pakar.
Penulis: Hermawan Aksan | Editor: Hermawan Aksan
Para peserta, setidaknya saya, serasa mendapat materi kuliah di perguruan tinggi. “Kelamaan,” kata salah seorang rekan peserta.
Malamnya, kami mendapat waktu yang bebas untuk sekadar jalan-jalan atau beristirahat.
Saya memilih jalan-jalan sekadarnya, bersama dua teman saya yang sama-sama penulis, Yudhi Herwibowo asal Solo dan Debby Loekito asal Bali. Ni Putu Dewi Kharisma Michellia, yang sedianya juga akan ikut, batal karena harus mengikuti sebuah rapat Zoom.
Kami benar-benar berjalan kaki sekitar 400 meter, menikmati malam cerah di jalan protokol yang lebar dan bersih sertalengang untuk ukuran sebuah kota. Kendaraan berlalu lalang dengan kecepatan rendah hingga sedang dan tidak terlihat kemacetan seperti umumnya kota-kota di Pulau Jawa. Begitu lancarnya lalu lintas di kota ini, bahkan di bagian yang cukup ramai, terdapat parkir sepeda motor tiga lapis dan jalan yang tersisa bagi kendaraan yang lewat tetap lancar.
Setelah itu, kami mencoba naik becak motor (bentor), yang bisa melaju santai di bahkan ketika di tengah jalan, tanpa ada mobil yang membunyikan klakson untuk melewatinya.
“Bentor ini kalau bayar pajak seperti motor biasa?” tanya saya.
“Semua bentor di sini tidak ada yang plat nomornya masih hidup,” jawab pengemudi bentor.
Saya terkejut. “Tidak takut polisi?”
“Tak pernah ada yang ditilang polisi.”
Demikianlah, rasanya begitu damai tinggal di Kota Dumai.
Namun, situasi yang penuh tanda tanya berkecamuk di kepala saya membayangkan dimulainya pelayaran di hari ketiga. (*)
Hari Ke-20: Hari Terakhir Muhibah Budaya Jalur Rempah, Tangis Kembali Tumpah |
![]() |
---|
Hari Ke-19: Pagi Terakhir di KRI Dewaruci dan Malam Pembukaan Festival Raja Ali Haji |
![]() |
---|
Hari Ke-18: Lego Jangkar di Tanjung Uban, Tangis Peserta Muhibah pada Malam Terakhir di KRI Dewaruci |
![]() |
---|
Hari Ke-17: Mencium Udara Hari Terakhir di Malaka dan Melanjutkan Muhibah ke Tanjung Uban |
![]() |
---|
Hari Ke-16: Jumpa Sahabat di Malaysia, Kunjungi Masjid Selat Melaka, dan Hadiri Farewell Dinner |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.