Berita Viral

Pj Bupati Kampar Buka Suara soal Murid SD Belajar di Kelas Bekas WC, Minta Kadis Rinci Anggaran

Pj Bupati Kampar Hambali buka suara terhadap berita viral murid SDN 002 Tanjung belajar di kelas bekas WC.

|
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Kompas.com
Potret miris kondisi pendidikan masih terjadi di SDN 002 Desa Tanjung, Riau, 18 muridnya terpaksa belajar di kelas bekas WC. 

"Kalau nggak bisa 2024 ini, kalau bisanya 2025. Harapan saya, pak, SDN 002 Tanjung jadi catatan penting, pak," ujarnya, mengulang perkataannya pada pihak Disdikpora.

Murid Belajar di Kelas Bekas WC Selama 5 Tahun

Kepala SDN 002 Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Apriwardi (kanan) dan seorang guru foto bersama dengan murid yang belajar di ruang kelas bekas WC, Selasa (11/6/2024).
Kepala SDN 002 Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Apriwardi (kanan) dan seorang guru foto bersama dengan murid yang belajar di ruang kelas bekas WC, Selasa (11/6/2024). (KOMPAS.com/Dok. SDN 002 Tanjung)

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 18 murid SDN 002 ini terpaksa belajar di kelas bekas WC.

Murid-murid SDN 002 ini belajar di bangunan tidak layak pakai dengan atapnya yang mulai berkarat dan mulai keropos.

Baca juga: Viral, Sepasang Remaja 14 Tahun di Pemalang Nikah Dini, Kepala Sekolah Turun Tangan Gagal Mencegah

Kabar mengenai adanya murid belajar di kelas bekas WC ini pun beredar viral di media sosial.

Plt Kepala SDN 002 Tanjung, Apriwardi mengatakan, pihak sekolah terpaksa melakukan itu karena sekolahnya kekurangan ruangan kelas.

Ternyata, kondisi ini sudah berlangsung selama lima tahun lamanya.

"Itu ruang belajar murid kelas satu," kata Apriwardi, dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/6/2024).

Apriwardi menuturkan, saat ini SDN 002 Tanjung memiliki 9 ruang kelas dan 223 siswa.

Jumlah siswa sebanyak itu tidak sebanding dengan ruangan kelas yang tersedia.

Oleh karena itu, pihak sekolah pun memanfaatkan ruang bekas WC sebagai kelas untuk mengajar dengan memperbaikinya.

"Karena kekurangan ruangan, jadi terpaksa bekas WC dijadikan tempat belajar anak-anak. Di ruangan ini ada 18 orang murid," kata Apriwardi.

Sekolah Pernah Buat Laporan ke Dinas Pendidikan

Lebih lanjut, Apriwardi menjelaskan, pihak sekolah sudah pernah mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar untuk penambahan ruang kelas.

Bahkan, proposal itu diajukan sebanyak dua kali pada 2002 dan 2003. Namun, hingga kini tidak ada kelanjutan kabar atau tindak lanjut dari proposal tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved