Ratusan Hewan Kurban di Bandung Sakit dan Tak Cukup Umur, Ini Langkah yang Dilakukan DKPP

Dari hasil penelusuran, rata-rata hewan kurban yang tidak layak dikurbankan itu mengalami sakit dan tak cukup usia

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung memeriksan kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Iduladha 1445 H di depo penjualan hewan kurban, di Jalan Pasirluyu Selatan, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/6/2024). Pemeriksaan kesehatan hewan kurban tersebut untuk memastikan hewan yang dijual sehat dan layak kurban. Data pemeriksaannya akan dimasukan ke aplikasi e-selamat (Sehat, Layak, Makin Tenang) untuk memudahkan masyarakat atau pembeli yang akan membeli hewan kurban. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ratusan hewan kurban di Kota Bandung berada dalam kondisi yang tidak layak kurban.

Dari hasil penelusuran, rata-rata hewan kurban yang tidak layak dikurbankan itu mengalami sakit dan tak cukup usia.

Hal itu diungkap Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP, Wilsandi.

Wilsandi mengatakan bahwa hewan kurban yang sakit sudah dipisahkan.

Sementara hewan kurban yang tidak cukup umur sudah diminta untuk tak dijual.

Baca juga: Dinas Pertanian Pangandaran Lepas 20 Petugas Untuk Pengawasan dan Pengendalian Hewan Kurban

"Kami sudah pasangkan barcode ke hewan kurban yang dinyatakan layak dan sehat. Masyarakat bisa cek langsung soal status itu."

"Data kami sementara, ada 150an ekor hewan yang sakit dan 400an ekor yang belum cukup usianya," ujar Wilsandi saat dihubungi, Senin (10/6/2024).

Pihaknya terus bergerak mengecek sampai nanti 16 Juni guna memastikan hewan layak dan sehat ketika diperjualbelikan.

DKPP Kota Bandung sudah memeriksa 3.400 ekor hewan kurban baik sapi, domba, maupun kambing.

Baca juga: Waspada PMK Masih Ada, DKP3 Majalengka Minta Masyarakat Lebih Hati-hati Memilih Hewan Kurban

"Dari 73 pedagang, target pedagang masih harus kami sisir. Tahun lalu jumlah pedagang capai 113 titik. Kami pastikan tim kami terus mengecek sampai malam takbiran," katanya.

Wilsandi meminta kepada masyarakat agar hati-hati ketika hendak membeli hewan kurban, serta terpenting patuhi aturan, semisal yang sudah ada barcode agar bisa terdeteksi statusnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved