Berita Viral
Kisah Awal Mula Devi Alumni ITB Anak Desa Jadi Konsultan, Sempat Diremehkan, Ada Sosok Penting Ini
Sosok Devi Ulumit seorang alumni ITB yang yang merupakan anak desa kini sukses jadi konsultan tengah jadi sorotan, sempat diremehkan
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Sosok Devi Ulumit seorang alumni ITB yang yang merupakan anak desa kini sukses jadi konsultan tengah jadi sorotan karena kisah inspiratifnya.
Meski berasal dari keluarga tidak mampu, Devi berhasil membuktikan dengan prestasi dan usaha ia bisa menjadi lulusan dari Universitas ternama tersebut.
Tentu saja untuk meraih kesuksesannya itu Devi telah melalui banyak perjuangan.
Berasal dari kampung ternyata membuat Devi sempat diremehkan.
Baca juga: Sosok Devi Alumni ITB Pernah Tinggal di Atas Got & Jadi Guru di Pedalaman,Kini Sukses Jadi Konsultan
Ia diremehkan tak bisa masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) lantaran dia hanya anak desa.
Terlebih keluarganya berasal dari kalangan kurang mampu.
Meski sempat khawatir, hal tersebut tak membuat asa Devi runtuh.
Ia bisa bersemangat belajar setelah bertemu dengan sosok penting hingga akhirnya berhasil masuk ke ITB.
Ya, ternyata di balik keberhasilannya masuk ke ITB itu ternyata ada mentornya yang juga kini jadi dosen ITB bernama Imam Santoso.
Beberapa waktu lalu, Imam Santoso mengunggah kisah sukses Devi alumni ITB hingga viral di media sosial.
Devi mengungkap bahwa Imam Santoso itulah sosok penyemangatnya yang untuk tembus ke ITB.
“Awalnya Mas Imam ini memang dari dulu sekali saya jaman sekolah beliau sangat rajin mencari bibit-bibit di sekolah,” ungkap Devi.
Ia bersyukur bertemu Imam Santoso meski kala itu mentornya tersebut pun masih kuliah.
Devi menceritakan bertemu pertama kali dengan mentornya itu saat ia duduk di bangku SMA.
Saat itu dirinya mengaku tidak pernah terpikir untuk melanjutkan pendidikan hingga kuliah di mana, meski saat itu dirinya dianggap paling pintar dan menonjol di sekolahnya.
Namun, karena mentornya itu menyemangati membuat Devi akhirnya terpacu untuk terus belajar dan berniat masuk ke perguruan tinggi.
Padahal saat itu Devi pun tidak memikirkan modal untuk kuliah tersebut dari mana.
Hingga akhirnya kerja keras dari belajarnya itu membuahkan hasil dan membuatnya lolos ke ITB.
Namun, setelah lolos orangtuanya pun tidak memiliki uang.
“Setelah lulus, ibu saya itu tidak punya uang, untuk makan sehari-hari saja kami sulit,” ujar Devi.
Lanjut Devi menceritakan akhirnya ibunya mencari pinjaman Rp 3 juta.
Dengan modal tersebut membuat tekadnya tambah bulat untuk berangkat ke Bandung.
Baca juga: Dibuka 20 Posisi Lowongan Kerja Terbaru Juni 2024 di ITB Tenaga Kependidikan Tetap, Daftar di Sini
Saat tiba di Bandung, Devi mengungkap sempat hilang kontak dengan mentornya tersebut.
Bahkan dirinya pun belum mengetahui informasi adanya beasiswa gratis di ITB.
Devi menceritakaan pada saat itu informasi beasiswa gratis masih sulit.
Hingga saat daftar ulang Devi harus mengungkap kondisinya kepada staf bahwa ia tidak punya uang.
Beruntungnya dirinya mendapatkan arahan dari staf untuk mengajukan penangguhan dengan syarat surat keterangan miskin.
Kala itu Devi pun dicecar pertanyaan termasuk syarat didampingi orangtua.
Akhirnya Devi memutar otak dan mencari siapa wali yang bisa menjaminnya tersebut.
Hingga akhirnya Devi terpikir mencari Imam Santoso, mentornya yang sempat membuatnya semangat untuk kuliah hingga tembus ITB.
“Jadi saya cari Mas Imam waktu itu,” ujarnya.
Selama masa penangguhan tersebut, Devi tetap harus berjuang mencari biaya kuliahnya.
Ia pun berinisiatif mencari beasiswa gratis di tempat menimba ilmu barunya tersebut.
Dari pengalamannya itu Devi mempelajari perjuangan hidupnya sendiri.
“Jadi saya belajar ke belakang mengingat lagi kalau misalkan kita tidak punya privilage ekonomi anaknya sendiri yang harus berusaha,” ungkap Devi.
Setelah mendapatkan beasiswa gratis, tentu perjuangan Devi pun tak berhenti di sana.
Selama 4 tahun kuliah di ITB, Devi juga menghadapi rintangan dan perjuangan di tengah himpitan ekonomi.
Ternyata selama berkuliah orangtuanya tak pernah sekali pun mengiriminya uang.
Sebaliknya ia justru yang bertekat untuk mengirimi uang kepada orangtua.
Hal itu dilakukan karena keinginannya tak ingin membebani orangtua.
Akhirnya Devi mendapatkan beasiswa UKT.
Meski hanya beasiswa kuliah, sebenarnya Devi masih bisa mencari beasiswa untuk mencukupi hidupnya selama menempuh pendidikan di ITB.
Namun, Devi bertekad untuk mencari nafkah biaya hidupnya dengan berjualan donat.
Selama kuliah Devi menjalankan bisnis berjualan donat hingga ia dijuluki sebagai Devi Donat.
Tak hanya jualan donat, Devi bahkan sempat melamar pekerjaan mencuci piring di kafe-kafe di Bandung.
Hingga di tahun ke-2, Devi diajak dosen untuk mengerjakan projek.
Simak video selengkapnya
Baca juga: Viral, Kisah Wanita Lulusan S2 Pilih Pulang Kampung Jualan Sapi dan Kambing, Tuai Pujian Warganet
Cerita Mentor Devi
Di sisi lain, mentor Devi yaitu Imam Santoso juga mengungkap cerita alasannya membantu.
Imam menceritakan dirinya selalu percaya bahwa pendidikan bisa mengubah kehidupan seseorang.
Karena prinsip itu ia melihat ada potensi dari Devi yang bisa mengubah kehidupannya termasuk keluarganya.
“Karena mbak Devi ini jadi keluarga yang under privilege maka ini adalah suatu kewajiban bagi saya, sebagai senior bahwa di ITB bisa mengubah hidup,” ujar Imam Santoso.
Imam mengatakan saat itu dirinya pun memang belum bisa membuktikan karena kala itu dirinya pun masih sebagai mahasiswa.
Namun, ia melihat potensi dari diri Devi yang dinilainya seorang perempuan yang berani dan mempunyai kemauan.
Karena hal itu, Imam merasa sosok Devi harus ditolong dan dia arahkan, paling tidak memberinya semangat dan harapan.
“Jadi waktu itu saya bilang ke Devi, ‘Dev kamu masuk aja dulu ke ITB, di sana banyak beasiswa, ada kekuatan ikatan alumni, pokoknya kamu jangan mikir dulu’, waktu itu Devi langsung semangat,” ungkap Imam.
Imam menceritakan Devi sempat gagal lolos, namun tak pantang menyerah.
Hingga akhirnya di tahun kedua, Devi berhasil lolos ke ITB.
Imam Santoso pun mengungkap ada sesuatu potensi dari Devi yang menurutnya bisa mandiri.
Selain akademik, kemandirian, mental, dan adaptasi menurutnya Devi bisa diandalkan.
Dengan perjuangan dan kegigihan itulah, kini Devi sukses menjelma menjadi seorang guru, konsultan dan projek manajer.
Jadi Guru di Pedalaman
Imam Santoso mengaku bertemu dengan Devi pada 2005 di kampung.
Devi adalah seorang anak pedagang kerajinan yang ingin masuk ITB.
Devi sempat khawatir bahkan menangis dan mengatakan kalau gagal masuk ITB.
"Juni 2006, malam-malam ia menelfonku menangis terisak-isak bilang kalo gagal masuk ITB," lanjut Imam.
Devi diremehkan bisa masuk ITB lantaran anak dari desa.
"Diremehkan, 'anak desa gak mungkin masuk ITB' tapi di 2007 ia tembus FTSI," sambungnya.
Saat tahun pertama di Bandung, Devi ketika pergi kemana saja dengan jalan kaki.
Baru tahun kedua ia mulai naik angkutan umum (angkot).
Demi mendapatkan tambahan, Devi pun jualan donat di kampus sampai dijuluki Devi Donat.
"Sering gak makan pas awal kuliah, merasa bersalah kalau sehari uang habis lebih dari 10rb. Ia dapat beasiswa gratis dari ITB," sambungnya lagi.
Ketika lulus ITB, Devi mengatakan ingin dibuang ke pedalaman.
"Lulus ITB bilang 'mas aku ingin dibuang ke pedalaman, ingin mengajar baca tulis dan ngaji. Aku ingin merasakan kehidupan yang tidak biasa," tulis Imam Santoso mengingat perkataan Devi.
Kemudian, Devi pun setahun menjadi guru SD di pedalaman Palembang.
Devi tidak menjadi guru sembarangan, ia sukses membawa murid-muridnya olimpiade sains sampai Jakarta.
Dalam unggahan itu ada foto yang menunjukkan Devi membawa murid-muridnya naik perahu hingga mobil saat akan ke Jakarta.
Di balik kisahnya, Devi ternyata pernah tinggal di atas got di Bali.
"Pas SD, ia sempat tinggal di atas got di Bali bersama ayah ibunya. Rumah di ujung di atas got itu dulu rumah Devi," kata Imam.
Kemudian pada 2019 kehidupan Devi berubah, ia membeli dua rumah kembar di Bandung.
Devi pun memboyong ayah dan ibunya ke Bandung.
Ia sukses menangani sejumlah proyek besar Indonesia.
"Jadi project manajer. Nanganin proyek-proyek besar Indonesia. Lulus S2 dengan beasiswa LPDP," terangnya.
Kini, Devi pun sukses pula menjadi seorang konsultan.
"Sekarang sukses berkarir jadi konsultan," pungkas Imam.
berita viral
alumni ITB
anak desa
Devi
Institut Teknologi Bandung
mentor
Imam Santoso
dosen
kisah inspiratif
beasiswa
Sempat Viral Disebut Tantang Warga Demo, Bupati Pati Sudewo Minta Maaf dan Klarifikasi: Tidak Maksud |
![]() |
---|
Respons Polda DIY soal Penangkapan 5 Pelaku Judol di Bantul Diduga Rugikan Bandar: Itu Asumsi |
![]() |
---|
Viral, GRIB Jaya Geruduk Pondok Indah Golf Diduga Dipicu Sengketa Tanah, Polisi Langsung Terjun |
![]() |
---|
Sosok Sudewo, Bupati Pati Viral Tantang Warga soal Demo Tarif PBB 250 Persen: 50 Ribu Tak Gentar |
![]() |
---|
Nasib Rosdewi, Driver Ojol Jadi Pemulung di Jambi, Kecewa Diputus Mitra Meski Sudah Berdamai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.