Besok Ada Fenomena Langit Langka, 6 Planet Berjajar, Saturnus Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang

Fenomena ini, kata Thomas, dikenal Planetary Alignment atau planet berjajar, menunjukkan planet-planet di langit tampak segaris.

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ravianto
forbes
Ilustrasi Planetary Alignment atau planet berjajar. Fenomena langit planetary alignment bisa disaksikan 3-4 Juni 2024 menjelang matahari terbit. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Profesor riset astronomi dan astrofisika BRIN, Prof Thomas Djamaludin mengatakan pada pagi menjelang matahari terbit pada 3-4 Juni 2024 pukul 05.15 WIB, akan terlihat enam planet berjajar sepanjang ekliptika atau tampak sebagai garis khayal lintasan matahari dan planet-planet di langit.

Fenomena ini, kata Thomas, dikenal Planetary Alignment atau planet berjajar, menunjukkan planet-planet di langit tampak segaris.

Planet yang bakal sejajar itu, antara lain Jupiter, Merkurius, Uranus, Mars, Neptunus, dan Saturnus.

Director Commercial Sales Space X, Ryan Wiltshire (berbaju putih) bersama Kepala LAPAN, Prof Dr Thomas Djamaluddin, di Kantor LAPAN, Jalan Dr Djundjunan, saat menyerahkan pecahan roket, Jumat (7/10/2016)
Director Commercial Sales Space X, Ryan Wiltshire (berbaju putih) bersama Kepala LAPAN, Prof Dr Thomas Djamaluddin, di Kantor LAPAN, Jalan Dr Djundjunan, saat menyerahkan pecahan roket, Jumat (7/10/2016) (MUHAMAD NANDRI PRILATAMA)

"Fenomena ini bisa dilihat dari atas kepala sampai ufuk timur."

"Saturnus bisa dilihat dengan mata biasa, semisal bintang terang, sedangkan Neptunus dan Uranus hanya bisa dilihat dengan teleskop, dan Mars akan tampak seperti bintang berwarna agak merah, sementara Merkurius seperti bintang redup menjelang matahari terbit, dan Jupiter pun tampak redup," katanya, Minggu (2/6/2024).

Selain itu, Thomas menambahkan bahwa fenomena planet ini kejadian biasa dan sering terjadi, lantaran planet-planetnya dekat bidang orbit bumi mengitari matahari, sehingga selalu ada di sekitar ekliptika.

"Kali ini fenomena itu dianggap langka karena jumlah planetnya yang berjajar ada enam atau lebih dari tiga," ujarnya.

Disinggung terkait adakah dampak dari fenomena ini, Prof Thomas menegaskan tak ada dampak apapun bagi bumi.

Semua planet, lanjutnya, mengitari matahari dengan periode tertentu, ada yang setahun, bahkan lebih dari setahun.

"Ya hal ini bisa dihitung dan dimodelkan ketampakannya di langit. Jadi, jauh-jauh hari sudah diperkirakan."

"Dan, fenomena ini bisa diprediksi menggunakan aplikasi gratis, semisal stellarium yang bisa mensimulasikan fenomena mulai titik terbit sampai kira-kira di atas kepala," ucapnya.

Seringkali mitos yang mengelilingi fenomena planet berjajar itu diramal masyarakat sebagai pertanda sesuatu akan terjadi.

Tetapi, dia menegaskan itu didasarkan pada kepercayaan bukan logika sains.

"Intinya, lewat fenomena itu kita bisa berikan inspirasi bagi para siswa mempelajari sains yang meski rumit tetapi menyenangkan," katanya.(*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved