Sosok SM Dosen Unpar Bandung Diduga Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Bukan Dosen Tetap
Seorang dosen Unpar Bandung diduga menjadi pelaku kekerasan seksual pada mahasiswanya, viral di media sosial, terungkap sosoknya dosen luar biasa
TRIBUNJABAR.ID - Seorang dosen Unpar Bandung diduga menjadi pelaku kekerasan seksual pada mahasiswanya, viral di media sosial.
Kasus kekerasan seksual yang dilakukan oknum dosen tersebut beredar luas di media sosial X.
Belakangan terungkap sosok dosen Unpar Bandung yang diduga pelaku benama Syarif Maulana atau berinisial SM.
Karena kasus tersebut, nasib SM pun kini dikabarkan telah dinonaktifkan oleh pihak kampus Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.
Baca juga: Unpar Bandung Jawa Barat Berhentikan Dosen yang Diduga Lakukan Kekerasan Seksual
Diketahui sosok SM merupakan dosen luar biasa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.
Awal mula kasus kekerasan seksual yang dilakukannya beredar luas di media sosial X.
Dalam narasi yang beredar, SM melakukan aksinya saat kelas filsafat daring (kelas isolasi) yang digelar pelaku.
Diduga, pelaku melakukan aksinya tidak sekali, namun berulang kali di berbagai kelas yang diampunya.
Menanggapi hal ini, Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unpar, Niken Savitri mengatakan, pelaku bernama Syarif Maulana. Saat ini sudah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik.
"SM sudah dinonaktifkan sebagai dosen luar biasa Unpar. Yang bersangkutan bukan dosen tetap Unpar," ujarnya saat dihubungi, Selasa (14/4/2024).
Dia menyebut, sudah lima orang mahasiswa korban kekerasan seksual yang melapor ke Satgas PPKS Unpar. Sebagian dari korban berasal dari perguruan tinggi lain di Kota Bandung.
"Tidak lebih dari lima orang (melapor), dari unggahan di media sosial cukup banyak dan tersebar di beberapa perguruan tinggi bukan hanya dari Unpar saja," katanya.
Niken mengapreasi para korban yang berani melaporkan kekerasan seksual yang dilakukan pelaku SM. Pasalnya, banyak dari para korban yang kondisi psikologisnya terguncang akibat ulah dari pelaku.
"Karena biasanya korban itu tidak ingin di blow up karena malu, tertekan. Ada beberapa korban yang sampai melakukan konsultasi ke psikiater," ucapnya.
"Kami sangat menghargai yang melapor ini. Meski sedikit bukan berarti sedikit korbannya. Tetapi situasi psikologis korban perlu dipahami tidak semua korban punya keberanian untuk melapor," tambah Niken.
Baca juga: Fakultas Kedokteran UNPAR Menjadikan Mahasiswa Sebagai Agen Pencegahan Perundungan
Mahasiswa Baru FISS Unpas Ikuti PKKMB 2025 Bertema ‘Wanoh Ka Lisung Apal Ka Beas’ |
![]() |
---|
Cek Besaran Kuota Siswa Eligible di Sekolah untuk Daftar SNBP 2026, Bergantung Akreditasi |
![]() |
---|
Ribut dengan Tetangga hingga Videonya Guling-guling di Tanah Viral, Dosen UIN Malang Putuskan Resign |
![]() |
---|
Daftar 20 PTN Penerima KIP Kuliah Terbanyak, Termasuk di Jabar, Rekomendasi Daftar SNBP 2026 |
![]() |
---|
Rangkaian SNPMB 2026, Siswa Kelas 12 Cek Jadwal Lengkap SNBP dan SNBT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.