Kecelakaan Maut di Ciater Subang

SOSOK Raka Korban Bus Maut yang Tewaskan 11 Orang di Ciater Subang, Bikin KDM Teteskan Air Mata

Raka Komara (23), warga Subang, menjadi korban meninggal satu-satunya yang bukan termasuk penumpang bus Putera Fajar.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Ahya Nurdin
Dedi Mulyadi (tengah) bertakziah ke rumah duka Raka Komara di Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Selasa (14/5/2024). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG – Raka Komara (23), warga Subang, menjadi korban meninggal satu-satunya yang bukan termasuk penumpang bus Putera Fajar.

Kecelakaan bus yang mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam. 

Suasana duka masih menyelimuti keluarga Raka saat Dedi Mulyadi (KDM) bertakziah ke rumah duka di Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Selasa (14/5/2024).

Seorang kerabat korban mengatakan, saat kejadian Raka mengemudikan sepeda motor dengan membonceng temannya, Sopiyan.

Keduanya saat itu berencana belajar usaha membuat warung nasi goreng di daerah Ciater.

“Sopiyan ini sudah ada tempat di Ciater, nah Raka mau belajar ke sana. Nanti setelah bisa sendiri rencananya mau buka juga di sini,” ujarnya.

Baca juga: Sadira Terbukti Lalai Sopir Bus Putera Fajar yang Kecelakaan di Ciater Subang Jadi Tersangka

Nahas, saat perjalanan, motor tersebut ditabrak bus yang mengalami rem blong dari arah Tangkuban Parahu. 

“Raka meninggal di lokasi. Sementara Sopiyan terpental ke kebun teh, sekarang masih dirawat di rumah sakit karena patah tulang,” ucapnya.

Penampakan motor yang terbelah dalam kecelakaan maut bus Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam. Setidaknya 11 orang tewas dalam kecelakaan maut ini, 1 di antaranya pengendara motor.
Penampakan motor yang terbelah dalam kecelakaan maut bus Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam. Setidaknya 11 orang tewas dalam kecelakaan maut ini, 1 di antaranya pengendara motor. (deanza falevi/tribun jabar)

Ayah Raka, Abdul Rofiq, menuturkan, anak pertama dari lima bersaudara itu adalah sosok yang rajin dan penurut.

Bahkan selepas lulus sekolah langsung bekerja.

“Dari mulai lulus sampai sekarang itu anak rajin tidak mau menganggur, penurut tidak pernah melawan ke orang tua. Bahkan kalau tidak ada kerjaan terus dia bilang mau kerja ke Jepang,” ucapnya.

Abdul mengatakan, pada hari kejadian tersebut ia sudah punya firasat tak enak hati.

Baca juga: Chat Terakhir Intan Siswi SMK Lingga Kencana Jadi Korban Tewas Kecelakaan di Subang, Temannya Heran

Bahkan istrinya yang sedang dirawat di rumah sakit pun memaksa untuk pulang padahal belum diperbolehkan oleh dokter.

“Terakhir komunikasi itu waktu saya ambil pakaian ke rumah untuk istri di rumah sakit. Dia tanya kapan mamah pulang, ternyata dia yang pulang (wafat),” ujar Abdul yang tak kuasa menahan tangis

Dedi Mulyadi, anggota DPR RI, yang mendengar cerita tersebut pun terlihat meneteskan air mata.

Ia kagum karena sosok Raka memiliki dedikasi kuat untuk keluarga.

Baca juga: 4 Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang Menurut Polisi

Bahkan di usia mudanya ia mencoba berbagai hal hingga ingin belajar membuka usaha nasi goreng sendiri.

“Raka anak yang soleh, rajin, semoga mendapat kemuliaan di alam akhir, mendapat kebahagiaan walaupun harus meninggalkan kedua orang tuanya,” ujar Dedi Mulyadi yang juga mantan bupati Purwakarta.

Pria yang akrab disapa KDM berharap kejadian serupa tidak terulang kembali sehingga tidak ada lagi korban di kemudian hari.

“Mudah-mudahan ini kejadian yang terakhir,” ucapnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved