Kecelakaan Maut di Ciater Subang

Keluarga Korban Tewas Kecelakaan Maut di Ciater Subang Jawa Barat Siap-siap Gugat Perusahaan Bus

Karnaen, adik dari guru korban tewas kecelakaan maut tersebut, mengatakan hal tersebut karena adanya kabar bahwa bus tersebut tidak layak jalan.

Editor: Ravianto
gita irawan/tribunnews
Karnaen, adik dari Suprayogi, guru korban tewas kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat di rumah duka di Gang Sama 5/3 Saifa Manan Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kota Depok pada Minggu (12/5/2024). 

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Edwin Affandi mengatakan, kegagalan fungsi rem itu kemudian diduga membuat pengemudi tak bisa mengendalikan laju busnya hingga akhirnya terguling. 

"Berdasarkan saksi-saksi di TKP, kemudian keterangan beberapa penumpang, bus sepertinya ada kegagalan fungsi rem pada bus yang menyebabkan bus tidak bisa dikuasai pengemudi bus," kata Edwin dalam program Breaking News KompasTV, Minggu (11/5/2024) di lokasi kejadian. 

Namun, kata Edwin, penyebab utama dan faktor-faktor kecelakaan yang mengakibatkan 11 orang tewas itu masih diselidiki lebih lanjut. 

"Tentunya ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan kondisi tersebut," kata dia.

Bus Tua

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Subang Asep Setia Permana mengatakan bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, tersebut sempat mengalami permasalahan pada mesin.

Hal itu itu, kata dia, didapatkan dari informasi yang dihimpun pihaknya.

"Jadi informasi yang kami dapat bahwa bus tersebut sempat mengalami permasalahan pada mesin saat berhenti di salah satu warung," kata Asep pada Minggu (12/5/2024) dikutip dari TribunJabar.id. 

Berdasarkan penuturan saksi kepadanya, mesin bus juga sempat terdengar tak menyala.

Selain itu, kata dia, lampu utama dan klakson juga disebut bermasalah. 

"Selain itu, keterangan saksi mata juga melihat sebelum kejadian mesin bus terdengar tidak menyala, hanya lampu hazard saja yang dinyalakan, lampu utama tidak nyala hingga klakson tidak terdengar," kata dia.. 

Berdasarkan pemeriksaan sementara, kata dia, bus tersebut sudah beroperasi sejak 2006.

Namun, Asep juga belum memastikan apa penyebab pasti dari kecelakaan ini. 

"Untuk pasti penyebab kecelakaan mungkin akan diumumkan seusai pemeriksaan kendaraan bus tersebut bersama Komite Nasional Keselamatan Transportadi (KNKT) dan pihak kepolisian," kata dia.

Bus yang membawa 40 orang itu diketahui juga tak mengantongi izin angkutan dan status uji kir sudah kadaluarsa. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved