Berita Viral
Gibran Bocah Viral Menangis Kelaparan di Bogor Dinilai Cerdas oleh Guru Ngaji, Sekolahnya Terhenti
Guru ngaji Gibran (6), bocah yang viral menangis kelaparan di Bogor, menilai anak didiknya itu sosok yang cerdas.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Guru ngaji Gibran (6), bocah yang viral menangis kelaparan di Bogor, menilai anak didiknya itu sosok yang cerdas.
Belakangan ini, Gibran menjadi perbincangan hangat di media sosial karena videonya saat menangis meminta makan beredar viral.
Gibran tinggal di Kampung Panjang RT 03, RW 06, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Dalam video yang tersebar, Gibran menangis sambil merengek meminta makan di depan rumahnya.
Sontak, banyak warganet yang bersimpati terhadap Gibran.
Baca juga: Terungkap Alasan Keluarga Gibran Tak Terdaftar DTKS sebelum Viral, Ini Penjelasan Camat Bojonggede
Pemerintah setempat dari tingkat RT/RW hingga Kementerian Sosial pun turun tangan menangani permasalahan ini.
Namun, seperti apa sebenarnya sosok Gibran?
Sosok Gibran di Mata Guru Ngaji
Guru ngaji Gibran, Prabu Hermawan mengatakan, Gibran merupakan sosok yang cerdas dan mudah belajar.
Prabu mengatakan, Gibran sudah mulai menjadi muridnya sejak usia lima tahun.

"Anak ini ikut sama saya itu dari umur lima tahun sebelum sekolah, ngaji normal, sholawat, komat, dzikir, Gibran cerdas," kata Prabu, dikutip dari Tribunnewsbogor, Selasa (7/5/2024).
"Ini anak lagi cakep-cakepnya saya didik," tambahnya.
Kendati demikian, kata Prabu, proses belajar Gibran terhambat karena adanya permasalahan internal keluarga sang bocah.
Menurut Prabu, permasalahan tersebut disinyalir berkaitan dengan persoalan ekonomi.
Prabu mengungkapkan, Gibran mulai tidak aktif mengaji sejak awal tahun 2024 saat orang tuanya sibuk dengan urusan masing-masing.
"Ngaji sama saya itu dia berhenti sebelum nisfu, puasa sampe sekarang udah engga ngaji," ungkapnya.
Tak hanya pendidikan agama, pendidikan formal Gibran pun pada akhirnya ikut terhenti.

Diketahui, Gibran seharusnya bersekolah sebagai siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI).
"Mulai dia kerja, anak mulai titip sana-sini, sampai Gibran juga enggak sekolah di MI berhenti," tutur Prabu.
Baca juga: "Mungkin Belum Belanja" Ketua RW Bantah Gibran Tak Diberi Makan Ibunya, Pemdes Turun Tangan
"Baru masuk Juli kemarin, seharusnya sekarang mau kenaikan kelas," imbuhnya.
Lebih lanjut ia pun berharap dengan banyaknya perhatian dari berbagai pihak dapat membantu Gibran.
Sebagai informasi, Gibran adalah putra pertama pasangan Hamzah (42) dan Rizka (42).
Hamzah bekerja sebagai buruh bangunan yang kerap bekerja di luar kota. Sementara, Rizka adalah ibu rumah tangga yang terkadang bekerja serabutan.
Selain Gibran, Hamzah dan Rizka juga memiliki anak lainnya yang masing-masing berusia 4 tahun dan 1,5 tahun.

Alasan Keluarga Gibran Tak Terdaftar sebagai Penerima Bansos sebelum Viral
Sebelumnya, Camat Bojonggede Tenny Ramdhani menjelaskan, keluarga Gibran masuk dalam kategori tidak mampu yang memerlukan perhatian dari pemerintah.
Ia mengatakan, RT/RW setempat sejatinya sudah berupaya mendaftarkan keluarga Gibran, namun pihak keluarga belum memberikan data-datanya.
"Kami sudah konfirmasi ke RT/RW kenapa tidak didata dan sebagainya," ungkap Tenny, dikutip dari Tribunnewsbogor, Selasa (7/8/2024).
"Sebetulnya sudah, namun keluarga belum sempat memberikan data-data yang menjadi prasyarat untuk bisa didaftarkan," tambahnya.
Di sisi lain, Tenny Ramdhani mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah videonya viral di media sosial.
Setelah viral, pihaknya langsung berkunjung ke rumah Gibran untuk melihat langsung kondisinya.
Kecamatan juga memberikan dukungan khususnya kepada ayah Gibran, Hamzah (42), yang saat itu ada di rumah ketika kunjungan.
"Kami memberikan dukungan moril, motivasi kepada bapak Hamzah. Kemudian membawa bantuan baik berupa makanan maupun juga family kit dan lain-lain," ujarnya.
Tenny Rhamdani memaparkan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor, keluarga tersebut langsung didaftarkan ke dalam DTKS dan juga BPJS Kesehatan.
Ia mengatakan, langkah tersebut diambil untuk jangka panjang dalam memberikan kesejahteraan bagi keluarga yang bersangkutan.
"Alhamdulillah BPJS-nya sudah terdaftar, sudah didaftarkan DTKS dan sudah menjdi bagian dari keluarga penerima bantuan secara berkelanjutan," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan langkah berikutnya adalah akan terus berkomunikasi dengan Dinsos Kabupaten Bogor dalam untuk memberikan perhatian terhadap Gibran.
Begitupun dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A2PKB) untuk memberikan pendampingan lanjutan.
"Di mana di situ ada bidang yang membidangi perlindungan anak. Bidang tersebut kami mohon diusulkan untuk mendampingi anak-anak ini supaya bisa diberikan pendekatan pendampingan bagaimana menguatkan mental-mental mereka sehingga mereka tidak mengalami trauma," katanya.
Meski begitu, Tenny mengatakan, selama ini Gibran yang seringkali ditinggalkan orang tuanya itu selalu diperhatikan oleh para tetangga.
"Mereka sangat perhatian, karena mereka tau pak Hamzah itu pulangnya tidak tentu, jadi mereka sering memberikan makanan," pungkasnya.
Ketua RW Bantah Gibran Tidak Diberi Makan
Sebelumnya diberitakan, Ketua RW setempat M Ali Akbar mengatakan, kejadian di balik video viral itu tidak seperti yang dinarasikan.
"Itu enggak sesuai dengan yang viral. Jadi itu dia (Gibran) sering dikasih makan kok," ungkap Ali, dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/5/2024).
"Kan bapaknya ngasih uang, mungkin istrinya belum belanja, nasi belum matang," tambahnya.
Menurut Ali, ayah Gibran bernama Hamzah (42) saat kejadian sedang tidak ada di rumah.
Ali mengatakan, keluarga Hamzah dan Rizka mampu memberi makan ketiga anaknya meskipun tinggal di rumah berukuran kecil.
Di balik kejadian dalam video viral, kata Ali, ada permasalahan rumah tangga antara Hamzah dan Rizka.
"Suami istri kerja. Meskipun serabutan. Suami buruh bangunan. Si laki rajin kerja pindah-pindah. Jadi mungkin saat itu suami posisi lagi kerja," ujar Ali.
"Suaminya kuli bangunan, kan gaji 150 ribu perhari. Orang dia (Hamzah) ngirim ke istri itu bisa 80 ribu perhari. Jadi pas itu (video ramai di medsos) sebenarnya suami sempat ngirim uang kok saat itu," tambahnya.
Sejak video itu viral, warga setempat melaporkan ke pengurus lingkungan untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
Lebih lanjut, pemerintah desa menyatakan bahwa keluarga Gibran termasuk dalam golongan tidak mampu.
Petugas juga mendaftarkan keluarga tersebut ke DTKS agar bisa mendapatkan bantuan sosial (bansos).
Semua permasalahan yang dialami keluarga tersebut sudah dalam perhatian pemerintah desa.
"Baru pengajuan setelah viral ini, karena kita anggap tadinya mampu," kata ALi.
"Di sini kan rumah kedua ini. Awal ke sini tuh mampu, dia pendatang ke sini," tambahnya.
(Tribunjabar.id/Rheina) (Tribunnewsbogor.com/Muammarrudin Irfani)
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
#BeritaViral
Kejadian Pilu Bocah Penjual Cilok Nangis Ditipu Ibu-ibu, Uang dan Dagangannya Dicuri, Ditolong Warga |
![]() |
---|
Viral Video ASN Pemkot Pariaman Main Kartu UNO saat Jam Kerja, Tuai Kritik, DP3AKB Beri Teguran |
![]() |
---|
Kemenpar Buka Suara soal Kabar Viral Widiyanti Putri Mandi Pakai Air Galon: 100 Persen Hoaks |
![]() |
---|
Sosok Aqil Wijaya Bocah SD yang Viral Diam-diam Bersihkan Musala Pulang Sekolah, Guru Tahu dari CCTV |
![]() |
---|
Viral, Kades di Bogor Gelar Khitanan Anak Mewah, Ada Karangan Bunga dari Dedi Mulyadi, Harta Disorot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.