Kasus Kakek Cabuli ABK di Bandung

Viral Kakek Lakukan Kekerasan Seksual pada Anak Berkebutuhan Khusus di Bandung, Tetangga Sendiri

Kasus seorang kakek melakukan kekerasan seksual terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kota Bandung menyita perhatian masyarakat.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Instagram @n.randriani
Kasus seorang kakek melakukan kekerasan seksual terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kota Bandung menyita perhatian masyarakat. 

TRIBUNJABAR.ID - Kasus seorang kakek melakukan kekerasan seksual terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kota Bandung menyita perhatian masyarakat.

Kasus ini viral di media sosial setelah dibagikan oleh sepupu korban bernama Nur Andriani di Instagram, @n.randriani, Senin (22/4/2024).

"Aku-aki gila ini melakukan tindak pelecehan seksual terhadap saudara saya yang berkebutuhan khusus!!!" tulisnya dalam sebuah unggahan.

"Dia sekap saudara saya di rumahnya, dipaksa dan disetubuhi aki-aki gila ini!!! Bantu kawal sampai pelaku masuk penjara," tambahnya.

Kemudian, Nur Andriani juga membagikan foto-foto korban yang mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

Baca juga: Viral Lowongan Kerja untuk Lansia di Jakarta, Tuai Pro Kontra, Kemenaker Apresiasi Perusahaan

"Jahat banget binatang!!! Bayangin anak berkebutuhan khusus diperlakuin sejahat ini," katanya.

"Dia buat ngomong aja susah dipahami dan dia enggak ngerti ini tuh kenapa dan ada apa," tambahnya.

Nur mengatakan, korban mengalami luka-luka karena mendapatkan perlakuan kasar dari pelaku.

"Dan ini foto bekas-bekas luka karena pelaku paksa anak ini untuk melakukan hubungan, bener-bener sakit binatang itu," ujarnya.

Nur menambahkan, pelaku juga sudah melakukan pemerkosaan terhadap korban.

Pihak keluarga pun telah melaporkannya kepada pihak kepolisian.

Namun, setelah melalui mediasi, pelaku pun diserahkan kepada pihak keluarga.

"Pelaku pun mengakui tapi pelaku belum dibawa ke pihak berwajib, pihak pelaku diserahkan kepada keluarga dengan beberapa syarat setelah mediasi," terang Nur.

Nur menjelaskan, ibunda korban mengalami syok atas peristiwa yang menimpa putrinya sehingga belum bisa mengambil tindakan cepat.

"Korban juga belum bisa diajak bicara secara detail saat kejadian karena ketakutan, menangis, dan gemetar," jelasnya.

"Pihak keluarga baru melaporkan pagi tadi beserta barang bukti, dan korban baru disarankan untuk visum besok pagi," tambahnya.

Kronologi Kejadian

Lebih lanjut, Nur Andriani menjelaskan kronologi kekerasan seksual yang terjadi pada Sabtu (20/4/2024) pada pukul 21.00 WIB.

Pelaku sendiri masih tetangga dari korban.

Baca juga: PKL yang Mulai Merajalela di Bandung Akan Ditata Lagi, Aparat Kewilayahan Diminta Terus Memonitor

"Korban disekap di dalam rumah aki-aki gila ini. Keterangan dari saudaraku ditarik dibawa ke rumahnya lalu dikunci di dalam rumah aki-aki ini," terangnya.

"Korban ini dipegang-pegang bagian sensitifnya, lalu dipaksa, korban sempat teriak tapi mulutnya ditutup pakai tangan pelaku bahkan korban didorong," tambahnya.

Menurut Nur, sepupunya itu tidak mengetahui apa yang terjadi padanya saat itu.

"Korban disetubuhi dengan paksa dan adanya kekerasan yang terjadi pada korban seperti didorong, dicakar," jelasnya.

Nur menambahkan, warga setempat sempat melihat pelaku membawa korban ke dalam rumahnya.

Tetapi, tidak ada tetangga yang berani menegur karena tidak ingin salah melakukan tindakan.

"Karena takut suudzon, pihak keluarga pun menanyakan kepada pelaku yang sempat keluar rumah, tapi pelaku ini bilang tidak ada," ujarnya.'

"Kebetulan rumah pelaku ini berjualan gas, akhirnya ibu korban siasati dengan pura-pura beli gas tapi tidak ada hasil," tambahnya.

Tidak menemukan putrinya, lanjut Nur, ibunda korban pun melaporkan kejadian itu ke pihak pengurus daerah.

"Akhirnya pengurus daerah pun karena takutnya salah jadi enggak melakukan tindakan kaya ngedobrak atau apapun tapi menunggu pelaku keluar rumah," kata Nur.

Akhirnya, pada pukul 23.00 WIB, korban keluar dari rumah pelaku dengan keadaan menggigil, menangis, dan ketakutan.

Sementara, pelaku dibawa dan dimintai keterangan.

"Tetapi pelaku sempat tidak mengakui, setelah adanya sedikit tekanan dari keluarga dia baru mengakui melakukan hal jahat itu," ungkap Nur.

"Saudara saya pun (korban) saat ditanya dia terus nangis, ketakutan, dan gemetaran karena ada ancaman dari pelaku," lanjutnya.

Hingga artikel ini diturunkan, Tribunjabar.id tengah menghubungi pihak-pihak terkait untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

#ViralLokal

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved