Pemilu 2024

Video Anies Baswedan Tersenyum Ucap Selamat pada Prabowo, Titip Pesan soal Oposisi hingga Kebebasan

Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih pada Pilpres 2024.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Dok. Prabowo, Anies Baswedan
Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan (kiri) mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto (kanan) sebagai presiden terpilih pada Pilpres 2024. 

TRIBUNJABAR.ID - Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih pada Pilpres 2024.

Prabowo Subianto bersama wakilnya, Gibran Rakabuming Raka dipastikan terpilih menjadi presiden setelah sidang sengketa diputuskan pada Senin (22/4/2024).

Dengan ditolaknya pengajuan dari kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mahfud, Prabowo-Gibran akan segera ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Sambil tersenyum, Anies Baswedan pun mengucapkan selamat terhadap terpilihnya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan meneruskan pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin.

"Kami sampaikan kepada Pak Prabowo dan Pak Gibran, selamat menjalankan amanat konstitusi," ucap Anies Baswedan dalam video keterangan resminya, Senin.

Baca juga: "Perjuangan Masih Terbentang Panjang" Kata Anies Baswedan setelah MK Menolak Semua Gugatan

"Selamat bekerja menunaikan harapan rakyat yang kini diembankan di atas pundak Bapak-bapak berdua," tambahnya.

Anies Baswedan pun lantas menerangkan sosok Prabowo di matanya, yang menurutnya kerap menjadi pertanyaan sejumlah pihak.

"Saya sempat berkali-kali ditanya pendapat pribadi tentang Pak Prabowo, dan saya jawab beliau adalah seorang patriot," ungkap Anies Baswedan.

"Hari ini saya terus mempercayai sebagai seorang patriot. Beliau adalah seorang yang telah mengalami pendidikan modern sejak usia belia," katanya.

"Dan berasal dari keluarga intelektual yang amat terpandang," lanjutnya.

Ekspresi pasangan capres - cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat mendengar gugatan Pilpres mereka ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).
Ekspresi pasangan capres - cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat mendengar gugatan Pilpres mereka ditolak Mahkamah Konstitusi (MK). (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Menurut Anies Baswedan, karakter tersebut membuatnya percaya bahwa Prabowo bisa menjalankan demokrasi di Indonesia dengan sebaik mungkin.

Sekaligus, Anies Baswedan pun menitipkan beberapa pesan mengenai keberlangsungan demokrasi.

"Maka Pak Prabowo tentu paham bahwa dalam demokrasi menerima oposisi sebagai partner dalam bernegara, menjaga keseimbangan dan tiga cabang kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif," tutur Anies.

"Lalu menjamin kebebasan media sebagai pilar keempat demokrasi," tambahnya.

"Serta yang tidak kalah penting adalah menjaga kebebasan rakyat di dalam bersuara, mengungkapkan pendapat, berserikat, dan berkumpul, dalam sebuah proses demokrasi," imbuhnya.

Anies Baswedan percaya, Prabowo bisa mengembalikan serta menjaga nilai-nilai demokrasi tersebut di bawah pemerintahannya.

Hasil Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024

Momen Anies Baswedan menoleh ke arah Ganjar Pranowo sambil tersenyum saat hakim menolak dalil-dalil mereka soal keberpihakan penjabat kepala daerah dan ASN dalam masa kampanye Pilpres 2024 dalam sidang pembacaan putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Senin (22/4/2024).
Momen Anies Baswedan menoleh ke arah Ganjar Pranowo sambil tersenyum saat hakim menolak dalil-dalil mereka soal keberpihakan penjabat kepala daerah dan ASN dalam masa kampanye Pilpres 2024 dalam sidang pembacaan putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Senin (22/4/2024). (Kompas.com/Vitorio Mantalean)

MK menolak semua gugatan, baik yang diajukan pemohon I, yakni pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, maupun yang diajukan pemohon II, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Dalam eksepsi, menolak eksepsi pemohon. Dalam pokok permohonan, Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua MK Suhartoyo saat membacakan amar putusan, di ruang sidang pleno MK, Senin (22/4/2024).

Baca juga: MK Tolak Semua Gugatan, Anies Geleng-geleng Kepala, Ganjar Ucapkan Selamat Tanpa Sebut Nama Prabowo

Dalam pertimbangan hukum, Mahkamah menilai, dalil kubu Anies-Muhaimin soal dugaan adanya campur tangan Presiden Joko Widodo dalam pencalonan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran, tidak beralasan menurut hukum.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Mahkamah terkait dalil kubu Anies-Muhaimin yang menyatakan KPU selaku pihak termohon diduga tidak netral dalam tahap verifikasi dan penetapan pencalonan Prabowo-Gibran.

"Dalil pemohon yang menyatakan terjadi intervensi Presiden dalam perubahan syarat pasangan calon dan dalil pemohon mengenai dugaan ketidaknetralan termohon dalam verifikasi dan penetapan pasangan calon yang menguntungkan pasangan calon nomor urut 2, sehingga dijadikan dasar oleh pemohon agar Mahkamah membatalkan atau mendiskualifikasi pihak terkait sebagai peserta pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2024 adalah tidak beralasan menurut hukum," kata hakim konstitusi.

Mahkamah menegaskan, Putusan 90 tentang syarat usia capres-cawapres 40 tahun dan berpengalaman sebagai kepala daerah tidak serta-merta batal meski adanya putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) 2/MKMK/L/11/2023.

Adapun putusan MKMK tersebut menyatakan hakim konstitusi Anwar Usman melakukan pelanggaran berat etik terkait proses memutus perkara 90/PUU-XXI/2023.

Selain itu, Mahkamah menilai tindakan KPU selaku termohon dalam menerapkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XX/2023 merupakan upaya termohon dalam menerapkan dan mempertahankan prinsip jujur dan adil dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024.

Dengan demikian, menurut Mahkamah, perubahan syarat pasangan calon yang diterapkan termohon dalam keputusan KPU Nomor 1378 tahun 2023 dan PKPU 23 tahun 2023 dinilai telah sesuai dengan apa yang diperintahkan Putusan MK 90/2023.

Anies, yang kemarin hadir dalam pembacaan putusan, langsung tersenyum saat Hakim Ridwan Mansyur menyatakan MK tak menemukan korelasi penyaluran bantuan sosial (bansos) dengan kenaikan suara paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

"Oleh karena itu, menurut Mahkamah, tindakan Presiden belum dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hukum positif."

"Terlebih, dalam persidangan, Mahkamah tidak menemukan bukti-bukti yang meyakinkan adanya korelasi dan hubungan kausalitas antara penyaluran bansos dengan pilihan pemilih," kata Ridwan, yang langsung direspons Anies dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Capres 03 Ganjar Pranowo, yang juga hadir di ruang sidang, juga langsung bereaksi mendengar pernyataan Ridwan.

Ganjar langsung mengenakan kacamatanya dan terlihat mengetik.

Namun, seperti halnya Anies, Ganjar juga menyatakan bahwa Pilpres 2024 sudah selesai seiring dengan putusan MK. Ganjar mengaku akan menaati putusan MK.

“Saya dengan Pak Mahfud orang yang sangat taat pada konstitusi, apa pun pasti akan kita ikuti,” kata Ganjar setelah menghadiri sidang sengketa Pilpres di MK.

Ganjar mengatakan ditolaknya permohonan kubunya oleh MK adalah akhir dari sebuah perjalanan. 

"Kami terima [keputusan MK], dan tentu kami mengucapkan selamat bekerja untuk pemenang," kata Ganjar tanpa menyebut nama pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang pilpres.

Ganjar berharap, berbagai pekerjaan rumah bangsa ke depan bisa segera diselesaikan. 

"Hari ini dolar menguat, rupiah jatuh. Hari ini ada perang yang bisa bertambah dengan titik depan yang makin banyak, harga minyaknya naik, kebutuhan pangan mesti dicukupi," ujarnya.

Menurutnya, pekerjaan rumah-pekerjaan rumah itu PR-PR yang jauh lebih penting untuk diselesaikan.

"Daripada sekadar kita berdebat yang tidak usai terkait dengan hasil ini," ujarnya.

Ganjar juga menyampaikan terima kasih kepada semua pendukungnya, partai pengusung, Tim Pemenangan Nasional (TPN Ganjar-Mahfud), masyarakat dan majelis hakim. Ia mengaku mengapresiasi para hakim konstitusi yang menerima prosesnya dari awal, menyidangkan, sampai kemudian menjatuhkan putusan.

Dari putusan tersebut, menurutnya hal yang menarik adalah terdapatnya tiga hakim yang menyatakan perbedaan pendapat atau dissenting opinion terhadap putusan permohonan yang diajukan Ganjar-Mahfud.

Berdasarkan catatannya, hal tersebut baru pertama kali dalam sejarah.

"Dalam catatan kami adalah dissenting itu disampaikan bahwa eksepsi-eksepsi yang ada ditolak. Maka hakim akan mengadili hakim tidak hanya bicara kalkulator, lebih bicara substantif," ujar Ganjar.

"Artinya, nurani hakim punya ruang sendiri untuk mengekspresikan dalam bentuk putusan, dan saya kira ini adalah proses panjang yang harus kita hormati," kata Ganjar.

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved