Berita Viral

Sosok Dokter Dwi Fatimah Yen, Dokter di Jambi Tewas Kecelakaan, Dikejar Warga Dituduh Maling

Inilah sosok dr Dwi Fatimah Yen (29), dokter kecantikan yang mengalami kecelakaan tunggal di Jambi karena dituduh maling oleh warga.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Istimewa
Sosok dr Dwi Fatimah Yen (29), dokter kecantikan yang mengalami kecelakaan tunggal di Jambi karena dituduh maling oleh warga. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok dr Dwi Fatimah Yen (29), dokter kecantikan yang mengalami kecelakaan tunggal di Jambi karena dituduh maling oleh warga.

Peristiwa kecelakaan tersebut terjadi Kecamatan Mestong, kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Jumat (29/3/2024).

Dwi Fatimah lantas menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (30/3/2024).

Kecelakaan yang dialami mendiang itu terjadi karena korban panik setelah diteriaki maling.

Ia juga dikejar-kejar oleh warga hingga petugas kepolisian setempat hingga akhirnya mobilnya menabrak tiang.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Jalur Pantura Cirebon: Pemotor Terlindas Truk, Diawali Hendak Nyalip

Belakangan, kasus ini menyita perhatian publik karena pihak keluarga angkat bicara.

Pihak keluarga membantah tuduhan maling yang mengarah pada dokter Dwi Fatimah Yen dan menceritakan kronolgi yang berbeda dari pihak kepolisian.

Lantas seperti apa sosok Dwi Fatimah Yen?

Sosok dokter Dwi Fatimah Yen

Dilansir dari TribunJambi, dokter Dwi Fatimah Yen adalah alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jambi.

Dia merupakan anak bungsu dari pasangan Pasiman dan Nani, yang tinggal di Kelurahan Pasir Panjang, kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.

"Beliau lulus STR tahun 2018, sekarang berusia 29 tahun," kata Dr Erwin, sepupu korban, yang merupakan dosen di Fakultas Hukum Unja.

Proses pemakaman dr Dwi Fatimah Yen (29). Ia meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tunggal, menabrak tiang listrik di Jambi.
Proses pemakaman dr Dwi Fatimah Yen (29). Ia meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tunggal, menabrak tiang listrik di Jambi. (TribunJambi.com/Rifani Halim)

Kronologi Kejadian

Berikut adalah kronologi kejadian kecelakaan yang menimpa dokter Dwi Fatimah Yen versi keluarga dan polisi.

Versi Keluarga

Dilansir dari Kompas.com, Dwi berangkat dari rumah menuju Desa Sebapo, Kecamatan Mestong Kabupaten Batanghari sekitar pukul 14.00 WIB.

Ia ingin mencari lokasi untuk usaha klinik kecantikan.

Pasiman, ayah dr Dwi Fatimah Yen (29), dokter kecantikan yang meninggal dunia setelah kecelakaan tunggal karena dikejar warga hingga dituduh maling.
Pasiman, ayah dr Dwi Fatimah Yen (29), dokter kecantikan yang meninggal dunia setelah kecelakaan tunggal karena dikejar warga hingga dituduh maling. (TribunJambi.com)

Namun ketika pulang dari Sebapo, di daerah Desa Pondok Meja, mobilnya terjebak macet cukup panjang.

Maka, korban berinisiatif mencari jalur alternatif di simpang SPN Polda Jambi, yang memang diketahui bisa tembus ke kampus Universitas Jambi.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Cianjur, Truk Terperosok di Jembatan, Seorang Meninggal, 5 Lainnya Luka-luka

"Iya waktu dia masuk itu masih siang. Tapi dia tidak paham jalannya lalu kesasar."

"Beliau gunakan Google maps, untuk menemukan jalan, tapi malah berputar-putar di area perumahan," kata Erwin.

Ketika dia menemukan jalur keluar, ada tiga orang yang membuntuti dengan sepeda motor. Dwi kemudian menelpon orangtuanya.

"Pak Dwi Takut," kata korban yang ditirukan Erwin.

"Dwi dibuntuti orang, kebetulan tempatnya sepi," kata korban lagi.

"Cepat ke tempat ramai, agak ngebut" kata ayahnya.

Erwin mengatakan, ketika melihat mobil korban melaju, tiga orang yang mengendarai motor terus mengejar dan meneriaki maling.

Perbincangan itu adalah telepon terakhir pada orangtuanya, karena setelah obrolan terakhir telepon orangtuanya ke korban tidak diangkat lagi. Ketika itu pukul 18.30 WIB.

"Ya itu posisinya setelah magrib," kata Erwin.

Setelah itu -saat sudah malam, barulah seorang lelaki mengangkat panggilan dan memberikan Informasi jika Dwi mengalami kecalakaan, dan telah dibawa ke rumah sakit Raden Mattaher.

Versi Polisi

Sebaliknya, Kepala Polres Muaro Jambi, AKBP Wahyu Bram dalam konferensi pers, Selasa (2/4/2024) menuturkan, Dwi pada pukul 10.00 WIB masuk masuk perumahan Pondok Cipta dekat SPN Polda Jambi dengan kecepatan tinggi.

Korban yang ngebut di perumahan diketahui seorang warga yang kemudian membagikannya ke dalam grup WhatsApp warga setempat.

"Tapi yang bersangkutan sekitar empat menit datang masuk ke kompleks, karena mau diberhentikan gak mau berhenti, akhirnya dikejar," kata Wahyu.

Ketika dikejar korban lari menuju jalan lintas Sumatera ke arah Kota Jambi.

Kebetulan mobil yang bersangkutan melewati pos penyekatan polisi dan pegawai dinas perhubungan Kabupaten Muaro Jambi.

Tidak berapa lama korban melintasi dengan kecepatan tinggi, ada tiga motor yang dikendarai berboncengan sebanyak lima orang.

Kemudian satu motornya berhenti dan menyampaikan bahwa ada maling diduga melakukan perbuatan kejahatan, dugaan awal saat di perumahan Pondok Cipta.

Awalnya warga tersebut terus mengejar, namun berselang sekitar 15 menit warga memutuskan berhenti melakukan pengejaran, karena kecepatan mobil tinggi.

"Dalam waktu 15 menit itu polisi dan warga sama-sama melakukan pengejaran, setelahnya hanya polisi yang melakukan pengejaran," kata Wahyu.

Pengejaran polisi dengan menyalakan sirine dan menyuruh korban berhenti dengan pengeras suara (toa) bahkan melakukan tembakan peringatan.

Namun yang bersangkutan terus melaju dengan kecepatan tinggi sampai keluar kota menuju jalan lintas Sumatera Jambi-Riau.

"Pengejaran dari Selatan-Utara itu sekitar 40 menit melewati Kota Jambi dan kemudian kembali lagi ke Muaro Jambi, tepatnya di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan korban mengalami kecelakaan tunggal," kata Wahyu.

Ketika di jalan arus lintas padat, korban tetap ngebut dan berusaha mendahului mobil truk. Namun dari arah berlawan ada truk. Sehingga, korban memutuskan banting setir ke kanan untuk menghindari tabrakan.

Ketika banting setir mobilnya menjadi tak terkendali dan menabrak rumah warga.

“Setelah itu anggota kami langsung melakukan evakuasi, dibawa ke rumah sakit ternyata sudah tidak selamat,” kata Bram.

Dalam kasus dokter tewas kecelakaan ini, polisi telah memeriksa lima orang warga yang mengejar korban.

Namun, kata Wahyu, penyebab kecelakaan bukan karena pengejaran yang dilakukan warga, melainkan sudah dari awal korban sudah ngebut ketika masuk perumahan.

“Sejak awal sudah memicu kekhawatiran warga, sehingga warga berpikir yang aneh-aneh,” kata Wahyu.

(Tribunjabar.id/Rheina) (TribunJambi.com/Rifani Halim) (Kompas.com/Suwandi)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Gogle News.

#BeritaViral

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved