Puncak Musim Hujan di Majalengka Mulai Berakhir, Warga Diminta Waspadai Longsor dan Pergerakan Tanah
Masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau terssbut justru mendatangkan potensi bencana longsor dan pergerakan tanah di Kabupaten Majalengka.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawam Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Masa puncak musim hujan di wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, diprediksi mulai berakhir pada bulan ini.
Rezza Permana, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, mengatakan, berdasarkan prakiraan BMKG saat ini Majalengka mulai memasuki masa pancaroba.
Namun, menurut Rezza, masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau terssbut justru mendatangkan potensi bencana longsor dan pergerakan tanah di Kabupaten Majalengka.
"Bencana hidrometrologi masih mengancam meski intensitas hujan di Kabupaten Majalengka mulai menurun," ujar Rezza Permana saat ditemui di BPBD Majalengka, Jalan Gerakan Koperasi, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Sabtu (23/3/2024).
Ia mengatakan, ancaman bencana itu tidak terlepas dari karakteristik wilayah Kabupaten Majalengka sehingga rawan longsor dan pergerakan tanah di masa pancaroba seperti sekarang.
BPBD Majalengka pun mengimbau masyarakat mewaspadai potensi ancaman longsor dan pergerakan tanah di masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
"Kami di BPBD juga lebih mewaspadai potensi longsor dan gerakan tanah, karena daerah rawannya tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Majalengka," kata Rezza Permana.
Ia menyampaikan, pada awal Maret 2024 juga sejumlah wilayah Majalengka diterjang puluhan kejadian bencana hidrometrologi dari mulai banjir, longsor, dan pergerakan tanah.
Selain itu, dari hasil kajian risiko bencana juga sebanyak 19 dari total 26 kecamatan se-Kabupaten Majalengka ditetapkan sebagai wilayah rawan longsor dan pergerakan tanah saat musim hujan.
Pihaknya mengakui, saat ini Pemkab Majalengka masih menetapkan status siaga darurat bencana hidrometrologi pada musim hujan yang diberlakukan hingga 31 Mei 2024.
"Saat masa puncak musim hujan bencananya didominasi banjir, angin puting beliung, pohon tumbang, dan lainnya, tetapi di masa peralihan ini rawan longsor serta pergerakan tanah," ujar Rezza Permana. (*)
BPBD Catat 3 Bencana Alam di Tasikmalaya dalam 2 Hari, Terbesar Longsor di Desa Pancatengah |
![]() |
---|
Di Tengah Kepulan Asap Sate, Sekda Jabar, Bupati Majalengka, dan Helmy Yahya Bahas Akselerasi Rebana |
![]() |
---|
15 Pelajar Keroyok 1 Siswa sampai Jarinya Putus, Polres Majalengka Tak Menahan, Berharap Tak Ulangi |
![]() |
---|
Pelajar di Majalengka jadi Korban Pengeroyokan, Jari Telunjuk Putus, Jari Tengah Nyaris Hilang |
![]() |
---|
Pelajar SMK di Majalengka Jadi Korban Pengeroyokan Hingga Jari Putus, Polisi Amankan 15 Remaja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.