Mi Kocok Mang Hatim Jatinangor Sumedang Alternatif Sajian Berbuka Puasa, Rasanya Mantap

Sudah mulai jenuh dengan sajian berbuka puasa yang itu-itu saja? Mi Kocok Mang Hatim di Jalan Raya Jatinangor, Kabupaten Sumedang jadi alternatif.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Hatim Jaya (48) pedagang mi kocok di Jalan Raya Jatinangor, Margamulya, Desa Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang tengah melayani konsumennya, Minggu (17/3/2024) petang. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sudah mulai jenuh dengan sajian berbuka puasa yang itu-itu saja? Mi Kocok Mang Hatim di Jalan Raya Jatinangor, Kabupaten Sumedang bisa menjadi alternatif pilihan menu berbuka.

Di tempat yang berlokasi di Kampung Dusun Margamulya RT02/10, Desa Hegarmanah ini, menu utama Mi Kocok menjadi buruan banyak orang. Tersedia pula es campur dan baso tahu.

Berdiri sejak tahun 2018, Mi Kocok Mang Hatim sejatinya adalah kelanjutan dari Mi Kocok Pak Kari yang terkenal di Kosambi, Kota Bandung.

Menurut Hatim, mi kocok buatannya dibuat dari bahan-bahan yang segar dan dadakan. Terutama kikil sapi sebagai instrumen utama mi kocok. Kikil dihasilkan dari sapi yang baru dipotong malam sebelumnya.

"Malam potong sapi, paginya kikil saya olah. Saya belanja bahan kikil ke pejagalan langsung, tidak dari pasar," kata Hatim Jaya (48) saat berbincang dengan TribunJabar.id, Minggu (17/3/2024) petang.

Satu porsi mi kocok biasa harganya Rp20 ribu. Namun, kalau pakai sumsum dan balung harganya Rp30 ribu.

Mi Kocok Mang Hatim dikenal banyak orang di Jatinangor. Dalam sehari, dia bisa menjual sekitar 200 porsi mi kocok.

Bahan bakunya sekitar 20 kilogram mi dan kikil. Memang, kikil yang disajikan bukan seutuhnya yang berasal dari bagian kaki sapi, namun di-mix dengan kikil dari pipi sapi.

"Karena bahannya sama-sama segar, tentu rasanya juga sama segarnya," kata Mang Hatim.

Di awal puasa ini, pengunjung memang sedikit berkurang. Tapi berkaca dari Ramadhan yang telah lalu, biasanya setelah lewat sepekan, pengunjung kembali membludak.

"Apalagi saat syawal, saya bisa habiskan tulang-taleng (tetelan) 1 kuintal," katanya.

Hatim pernah merasakan omzet yang besar sebelum Covid-19 melanda. Sehari, dia bisa meraup Rp8 juta. Saat ini, sehari paling Rp2-3 juta.

Harun (46) warga Kampung Sukamaju, Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor rutin membeli Mi Kocok Mang Hatim.

"Seminggu sekali, dibawa buat anak ke rumah. Saya Harun, dari Sukamaju, Jatinangor," katanya saat berbicara ke arah kamera TribunJabar,id.

Menurutnya, rasa mi kocok buatan Hatim mantap dan enak. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved