Anak Yatim Jualan Keripik Punya Tabungan Jutaan, Modali Ibunya Jualan Cilok, Dedi Mulyadi Pun Kagum

Perjalanan Kang Dedi Mulyadi (KDM) saat mengisi Safari Ramadan di Kabupaten Bogor membawa kisah inspiratif

Editor: Ichsan
dok.pribadi
Anak Yatim Jualan Keripik Punya Tabungan Jutaan, Modali Ibunya Jualan Cilok, Dedi Mulyadi Pun Kagum 

TRIBUNJABAR.ID – Perjalanan Kang Dedi Mulyadi (KDM) saat mengisi Safari Ramadan di Kabupaten Bogor membawa kisah inspiratif. Kisah itu lahir dari seorang anak yatim yang bisa menjadi contoh bagi seluruh anak-anak di Indonesia.

Dialah Muhammad Habiburrahman Ali, seorang pelajar kelas 4 MI di Kabupaten Bogor yang sehari-hari berjualan keripik dan tisu. Anak tunggal itu kini hidup berdua dengan sang ibu karena ayahnya telah meninggal dunia.

“Kalau puasa mulai dagang jam 3-4 sore sampai jam 9 malam. Sehari kalau ramai bisa dapat Rp 200 ribu, kalau sepi Rp 50 ribu, untungnya setengah dari itu,” kata bocah yang akrab disapa Muham itu.

Dari hasil jualan tersebut Muham sudah memiliki tabungan yang jumlahnya mencapai Rp 1,5 juta. Menurutnya setiap berjualan hasil keuntungan selalu ditabung di celengan, ia hanya menyisihkan Rp 5 ribu untuk jajan.

Anak Yatim Jualan Keripik Punya Tabungan Jutaan, Modali Ibunya Jualan Cilok, Dedi Mulyadi Kagum
Anak Yatim Jualan Keripik Punya Tabungan Jutaan, Modali Ibunya Jualan Cilok, Dedi Mulyadi Kagum

Menurutnya tabungan tersebut akan ia gunakan untuk keperluan sekolah. Tak hanya itu ia pun kerap memberikan modal tambahan untuk sang ibu jika diperlukan.

“Tabungannya untuk sekolah, dikasih juga ke mamah untuk tambahan modal jualan cilok, jumlahnya gak tentu tergantung mamah mintanya berapa,” katanya.

Kisah inspiratif pun terus berlanjut. Setelah pulang berjualan Muham tak langsung tidur, tapi ia mencuci pakaiannya sendiri dan bahkan menyetrikanya jika sudah kering.

“PR kerjainnya di rumah, kalau belajar bisa sambil jualan kalau gak pagi. Soalnya kan habis sahur itu gak pernah tidur lagi, biasanya sambil belajar,” kata bocah yang lebih menyukai roti dibanding nasi itu.

Sementara itu Kang Dedi Mulyadi menilai anak tersebut telah melampaui pendidikan hidup yang lebih tinggi dari usianya. Sebab biasanya bocah seusia Muham masih sibuk untuk bermain.

“Kamu ini sudah ganteng, pintar, hebat lagi. Kamu sudah melampaui sekolah tertinggi dalam hidup, jualan uangnya ditabung, nyuci sendiri, nyetrika sendiri, orang kuliahan saja belum tentu bisa seperti itu. Banyak orang dewasa yang masih minta uang ke orang tua, jadi beban orang tua,” ujar KDM.

Dedi Mulyadi meyakini kerja keras sejak dini yang dilakoni Muham akan membuahkan hasil. “Orang kerja keras itu pasti ada jalan menuju keberhasilan. Orang yang kerjanya tidur makin jauh dari kesuksesan,” ucapnya.

Setelah berbincang Muham pun diajak berbelanja kebutuhan pokok untuk satu bulan ke depan di sebuah minimarket. Nantinya hasil jualan Muham dan ibunya bisa ditabung karena semua kebutuhan pokok telah terpenuhi. KDM pun beri tambahan uang untuk tabungan masa depan kepada Muham.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved