Berita Viral
Kisah Pasutri Dikukuhkan Jadi Guru Besar UMM, Istri Wafat Lebih Dulu,Video Pidato Dibuat dengan 'AI'
Begini kisah pasangan suami istri atau pasutri yang dikukuhkan bersama menjadi guru besar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Begini kisah pasangan suami istri atau pasutri yang dikukuhkan bersama menjadi guru besar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Pasutri Prof.Dr.Ir.Aris Winaya,M.M., M.Si, IPU, ASEAN Eng. dan Prof. Dr.Ir.Maftuchah, M.P seharusnya dapat mengikuti pengukuhan menjadi guru besar bersama.
Akan tetapi, istrinya justru meninggal dunia terlebih dulu sebelum acara pengukuhan tersebut karena sakit.
Baca juga: Sosok M Yusuf Pilot Selamat usai Pesawat Smart Air Jatuh,Buat Api Unggun untuk Kode,Ini Kondisinya
Sehingga suaminya, Prof Aris dikukuhkan menjadi guru besar sembari mebawa foto mendiang istrinya.
Sekedar informasi, Prof. Aris Winaya dan mendiang Prof. Maftuchah, keduanya sama-sama mengabdi di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM. Mereka memiliki fokus penelitian yang menarik di bidangnya.
Terlihat Aris yang merupakan Dekan FPP UMM tampak duduk bersama foto istrinya di sebelahnya.
Istrinya dianugerahi sebagai guru besar anumerta UMM.
Sebelum meninggal, ternyata Maftuchah sempat menulis orasi atau paparan atas karya ilmiahnya.
Orasi ini tak dibacakan oleh suaminya. Tetapi berkat teknologi AI, Maftuchah juga "dihadirkan" dan orasinya tersampaikan di hadapan para tamu.
Prof. Aris dengan menahan haru, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada sang istri, almarhumah Prof. Maftuchah, yang dinilai telah membersamai dalam menggapai gelarnya ini.
“Maunya kami kan menjadi pasangan guru besar yang dikukuhkan bersama. Tapi ternyata takdir berkehendak lain. Tapi intinya ini bagian dari penghargaan kepada istri saya karena sudah melampaui jenjang tertinggi untuk kariernya sebagai dosen. Saya juga sangat berterimakasih kepada UMM karena menghargai apa yang sudah dicapai oleh dosen-dosennya,” ungkap.
Pernah menanti buah hati selama 9 tahun
Ketika di depan podium, Aris menceritakan kisahnya pada tahun 1994, saat ia dan istrinya mneikah.
Setelah menikah, mereka diuji belum dapat memiliki momongan dan harus menanti selama sembilan tahun.
Aris juga menceritakan perjuangan Maftuchah yang harus menyelesaiikan studi di Bogor saat masih hamil.
Serta upaya Aris bolak balik Malang-Bogor untuk menemani sang istri sembari menjalankan tugas sebagai dosen di UMM.
Sementara, Aris juga menjelaskan mengenai orasi ilmiahnya. Yaitu aplikasi teknologi DNA dalam penguatan strategi konservasi sumber daya genetik ternak di Indonesia.
Ia melanjutkan bahwa beberapa negara yang telah berkomitmen untuk mempertahankan potensi genetik ternak lokal akan terus mengamati tren perkembangan bidang peternakan.
Di sisi lain, teknik genetika molekuler diperkirakan akan memiliki dampak yang cukup besar di masa depan.
Misalnya tes berbasis DNA untuk gen yang mempengaruhi sifat kualitatif yang sulit diukur saat ini, seperti kualitas daging atau ketahanan terhadap penyakit.
Baca juga: Kisah Surahman 10 Tahun Bekerja di Atas Gunung Sampah, Kini Penglihatannya Rabun, Harus Operasi
“Hal Ini juga akan membuka jalan menuju kemungkinan kemajuan dalam evolusi biologi, pemuliaan hewan dan hewan model untuk penyakit manusia. Misalnya saja, seleksi genomik yang seharusnya bisa meningkatkan dua kali lipat keuntungan genetik dalam industri susu. Meski begitu, ada tantangan tersendiri. Seperti terjadinya revolusi dalam bidang pemuliaan ternak sebagai alat dan teknik yang berbeda dengan pemuliaan konvensional selama ini,” katanya di depan podium.
Terkait ternak Indonesia, Aris yakin bahwa studi tentang keragaman breed sapi lokal Indonesia berbasis DNA akan mencerminkan variasi genetik mereka dari sisi esensi.
Apalagi, saat ini sumber daya genetik sapi-sapi asli Indonesia semakin menurun tajam. Maka studi tentang keragaman breed sapi asli Indonesia semakin penting.
“Konservasi keanekaragaman genetik ternak lokal harusnya sudah menjadi program yang wajib diimplementasikan,” tegasnya.
Di sisi lain, orasi ilmiah yang sudah disusun Maftuchah juga berhasil tersampaikan melalui teknologi AI.
Orasinya membahas mengenai pengembangan teknologi budidaya tanaman jarak pagar (jatropha curcas linn) untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel.
Tanaman jarak pagar memiliki sejarah panjang, terutama pemanfaatannya sebagai bahan bakar nabati. Saat penjajahan Jepang, biji dari buah tanaman jarak ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar penerangan maupun minyak bakar.
“Namun, hingga saat ini pengembangan tanaman jarak pagar masih belum signifikan, bahkan cenderung tidak diutamakan, terutama terkait pemanfaatannya untuk sumber energi,” jelasnya.
Menurut orasinya, penanaman tanaman jarak pagar perlu diupayakan pada daerah-daerah marginal Jika ditanam pada lahan produktif, maka akan berkompetisi dengan tanaman pangan sehingga nilai ekonomisnya menjadi rendah dan petani tidak tertarik untuk budidaya tanaman jarak pagar.
Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.
Viral Komisi XI DPR RI ke Sydney Australia saat Ramai Demo, Misbakhun Bantah Ikut Marathon |
![]() |
---|
Viral, Curhatan Polisi Ingin Gabung dengan Pendemo dan Mahasiswa, Ngaku Nyaris Mati Demi Bela DPR |
![]() |
---|
Viral Emak-emak Jilbab Pink Gagah Berani Lawan Aparat saat Demo DPR, Pulang ke Rumah Soft Spoken |
![]() |
---|
Indonesia Memanas, Para Artis Sesali Pilihan Politik, Minta Maaf Insiden Ojol Tewas Dilindas Brimob |
![]() |
---|
Sempat Dikabarkan Tewas saat Demo, Umar Driver Ojol Asal Sukabumi Selamat, Alami Luka Serius |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.