Israel - Hamas Gagal Gencatan Senjata, Warga Gaza Masih Diserang saat Masuk Bulan Ramadan

Gencatan senjata gagal dicapai, warga Gaza terpaksa berpuasa di tengah ancaman gempuran bom Israel. Hamas tuding Israel lah biang keladi kegagalan itu

|
Penulis: Adi Sasono | Editor: Adi Sasono
KOLASE DARI WIKIPEDIA
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan PM Israel Benjamin Netanyahu. Haniyeh menuding Israel biang keladi kegagalan gencatan senjata karena menghindari opsi gencatan senjata permanen dan menolak menarik pasukannya dari Gaza. 

TRIBUNJABAR.ID, TEL AVIV - Peluang adanya gencatan senjata di Gaza sebelum Ramadhan tiba lewat begitu saja, meski momen ini sangat diharapkan banyak pihak, terutama warga Gaza yang dicekam kelaparan.

Dampak kegagalan ini adalah warga Gaza harus menjalani ibadah puasa di tengah gempuran Israel tanpa tanda-tanda kapan berakhir.

Dilaporkan, militer Israel masih melancarkan serangan terutama ke kawasan Khan Younis pada Minggu (10/3/2024). Di sana, Israel mengklaim menghancurkan sejumlah terowongan dan menewaskan sejumlah pejuang Hamas

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengungkapkan alasan kegagalan gencatan senjata sebelum Ramadhan itu.

Seperti dikutip Times of Israel, Minggu (10/3/2024) waktu setempat, Haniyeh mengatakan kegagalan itu akibat Israel tidak memberikan jaminan terciptanya gencatan senjata permanen.

Baca juga: Tokoh Agama Yahudi Pro Netanyahu Ancam Keluar dari Israel Bila Dipaksa Wajib Militer Lawan Hamas

"Israel menghindari memberikan jaminan yang jelas soal gencatan senjata, penarikan pasukan atau jaminan mengembalikan warga Gaza yang terusir," kata Haniyeh melalui pernyataan yang sudah direkam sebelumnya.

Pernyataan itu muncul setelah sebelumnya badan intelijen Israel, Mossad mengeluarkan pernyataan menuduh Hamas sebagai biang keladi kebuntuan dengan cara tidak mau mengendurkan tuntutannya dan tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan. Mossad menuding, Hamas lebih suka memicu kerusuhan saat Ramadan.

Haniyeh mengatakan, Hamas justru menunjukkan sikap positif dan bertanggung jawab dalam perundingan itu.

"Tapi kami tidak mau menerima kesepakatan yang tidak memasukkan penghentian perang atau mengusir musuh dari Gaza," kata Haniyeh yang kini tinggal di Qatar.

Israel menolak usulan Hamas untuk melepas lebih banyak sandera sebagai ganti pemghentian perang dan menyebut syarat itu mengada-ada.

Israel bahkan bersumpah akan melanjutkan serangan begitu pertukaran sandera dengan gencatan senjata dilakukan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved