Ramadhan 2024

Warga Muhammadiyah Salat Tarawih Perdana di Masjid Mujahidin, Termasuk Diisi Ceramah 1 Ramadhan 1445

Ratusan warga Muhammadiyah menyambut Bulan Suci Ramadan 1445 H dengan melaksanakan rangkaian ibadah salat tarawih berjemaah di Masjid Raya Mujahidin,

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM
Ratusan warga Muhammadiyah menyambut Bulan Suci Ramadan 1445 H dengan melaksanakan rangkaian ibadah salat tarawih berjemaah di Masjid Raya Mujahidin, Kota Bandung, Minggu (10/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ratusan warga Muhammadiyah menyambut Bulan Suci Ramadan 1445 H dengan melaksanakan rangkaian ibadah salat tarawih berjemaah di Masjid Raya Mujahidin, Kota Bandung, Minggu (10/3/2024).

Warga dari berbagai tempat mulai berdatangan ke Masjid Raya Mujahidin sekitar pukul 19.00 WIB.

Selepas azan, mereka kemudian melakukan salat isya berjemaah.

Rangkaian ibadah dilanjutkan dengan ceramah yang diisi oleh Ketua Badan Takmir Masjid Raya Mujahidin, Dikdik Dahlan Lukman.

Setelahnya, dilanjutkan dengan salat tarawih berjemaah.

Dikdik mengatakan bahwa Pimpinan Muhammadiyah sudah menghitung dan menetapkan bahwa Ramadan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024.

Karenanya, warga Muhammadiyah mengawali Ramadan dengan salat tarawih pada Minggu (10/3/2024) sebelum berpuasa keesokan harinya.

"Memang kalau pemerintah dan Ormas Islam pada umumnya itu pada hari ini sedang mengikuti sidang isbat hasil tinjauan di beberapa tempat terkait terlihat tidaknya hilal 1 Ramadan. Muhammadiyah sendiri sudah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 11 Maret 2024," kata Dikdik.

Ia mengatakan perbedaan pendapat ini terjadi karena perbedaan pedoman dan metode penghitungan awal bulan Hijriyah. Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki, sedangkan pemerintah dan ormas Islam lainnya menggunakan metode pengamatan hilal.

"Perbedaan ini tidak perlu dipersoalkan lagi di tengah masyarakat. Kita punya metode, dan yang lain punya metode, yang harus diyakini sepenuh hati. Berikan hak kepada kami untuk laksanakan keyakinan kami, kami sangat menghormati perbedaan yang ada," katanya.

Ia mengatakan Masjid Raya Mujahidin merupakan masjid transit, sehingga kebanyakan yang datang adalah warga dari berbagai tempat lainnya di Bandung Raya. Karenanya, kapasitas masjid 1.500 orang pun tampaknya tidak terpakai seluruhnya.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Berdasarkan pantauan, jemaah pria dan perempuan hampir mengisi penuh lantai utama masjid. Begitupun halaman masjid dan bahu jalan yang terisi parkir kendaraan-kendaraan. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved