Dedi Gelar Simulasi Makan Siang Gratis di Purwakarta, Gunakan 2 Pola, Usul yang Masak Orangtua Siswa

Kang Dedi Mulyadi (KDM) menemukan masukan atau formula progam makan siang gratis untuk anak sekolah, setelah melakukan simulasi progam makan siang

|
Penulis: Deanza Falevi | Editor: Giri
dok.pribadi
Dedi Mulyadi menghadiri simulasi makan siang gratis di Purwakarta, Senin (4/3/2024). 

TRIBUNJABAR.ID – Kang Dedi Mulyadi (KDM) menemukan masukan atau formula progam makan siang gratis untuk anak sekolah, setelah melakukan simulasi progam makan siang di SDN Ciwangi, Kabupaten Purwakarta, Senin (4/3/2024).

Dia membuat simulasi makan siang gratis dengan uang pribadinya.

Pada simulasi itu, Dedi Mulyadi membuat dua pola dalam penyedian makan siang gratis.

Pertama makan siang gratis yang dibuatkan oleh Forum Orang Tua Siswa (Fortusis).

Kedua memberikan langsung uang kepada orang tua siswa untuk dibuatkan menu makan siang gatis anak. Keduanya bernilai sama, Rp 15 ribu.

Hasilnya, makan siang yang dibuatkan Fortusis semuanya seragam dengan menu nasi, ayam teriyaki (filet), tumis dan satu buah jeruk.

Sementara yang dibuatkan langsung oleh orang tua siswa masing-masing menunya beragam, bahkan lebih lengkap.

“Kalau yang pertama (Fortusis) ini terlalu banyak yang terbuang seperti misting (tempat makan) dan sendok plastik ini kurang efektif, harganya sama dengan satu sampai dua butir telur,” kata Dedi Mulyadi.

Sementara untuk yang dibuatkan langsung oleh orang tua siswa menunya sangat beragam. Bahkan potongan daging lebih besar, sayur dan buah lebih banyak, dan bekal yang dibawa sesuai dengan selera anak.

Dedi Mulyadi sendiri mengusulkan subsidi makan siang gratis uangnya diberikan langsung kepada orang tua siswa. Sehingga orang tua bisa mengelola sendiri uang tersebut untuk kebutuhan makan siang anaknya di sekolah.

“Yang pertama tadi terlihat menunya lebih beragam, kemudian orang tua tahu porsi dan menunya yang sesuai dengan anak, dan tidak kalah penting anak senang bisa merasakan langsung masakan ibunya yang enak karena dimasak dengan penuh cinta dan kasih sayang,” kata Dedi Mulyadi.

Menurutnya jika makan siang gratis dikelola oleh satu pihak tidak akan efisien sehingga menu dan porsi yang seharusnya memenuhi gizi anak terpangkas oleh hal yang bersifat administratif berbasis proyek.

Bagi KDM, program makan siang gratis sendiri bukan hal baru. Sebab saat ia menjadi Bupati Purwakarta pernah menjalankan program serupa dengan memberikan telur dan susu untuk seluruh siswa.

“Jadi kalau ditanya memang anggarannya ada? Ya itu buktinya dulu di Purwakarta semuanya berjalan, siswa diberi telur dan susu gratis, infrastruktur bagus, RT RW digaji tinggi, padahal APBD-nya paling kecil,” ujarnya.

Ke depan, kata KDM, jika program makan siang gratis telah berjalan maka uang jajan anak dari masing-masing orang tuanya bisa untuk ditabungkan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved