Harga Beras di Tasikmalaya Melejit saat Pj Wali Kota Sebut Stok Aman, Lewati Harga Eceran Tertinggi

Kenaikan harga beras premium yang melampaui HET tersebut diketahui terjadi sejak 8 Januari 2024 lalu dengan angka paling rendah Rp 14.250 per kilogram

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID/NAZMI ABDURRAHMAN
ILUSTRASI - Rahmat Kurnia, pedagang beras di Pasar Kosambi, mengatakan saat ini beras lokal dijual Rp 16 ribu per kg, Rabu (21/2/2024). 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, KOTA TASIKMLAYA - Sejumlah bahan pokok, di antaranya beras, daging ayam, telur, cabai merah, serta cabai rawit, di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, terpantau alami kenaikan harga jelang Ramadan 2024.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional milik Bank Indonesia (BI) pada Kamis (22/2/2024), harga beras premium di Pasar Cikurubuk alami kenaikan menjadi Rp 17.500 hingga Rp 16.750 per kilogram.

Artinya, harga beras premium saat ini telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023, yakni Rp 13.900 per kilogram.

Kenaikan harga beras premium yang melampaui HET tersebut diketahui terjadi sejak 8 Januari 2024 lalu dengan angka paling rendah Rp 14.250 per kilogram, mengingat pada 5 Januari 2024, beras premium masih berada di bawah HET atau senilai paling rendah sebesar Rp 13.750 per kilogram.

Baca juga: Pj Wali Kota Tasik Bilang Stok Aman tapi Kok Harga Beras di Pasar Cikurubuk Makin Melejit?

Kendati demikian, Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah menyatakan, bahwa stok beras masih aman.

"Jadi, yang ada di kita, saya lupa juga berapa stok yang ada di Bulog ya, tapi kemarin menyatakan stok aman," ujarnya saat ditemui pada Kamis (22/2/2024).

Cheka juga mengungkap, bahwa saat ini pihaknya telah mengajukan permintaan tambahan pasokan.

"Sekarang sedang mengajukan permintaan tambahan, dan ya kalau bisa ‘kan kita mengusulkan agar penambahan. Tapi jangan lupa, Bulog itu sama di semua daerah untuk mengusulkannya karena kemungkinan akan ada stok pasokan dari pusat juga," lengkapnya.

Dampak penambahan tersebut, sambung Cheka, sudah mulai terasa.

"Kemarin 'kan (harga beras) turun Rp 200 tuh. Cuma kita enggak bisa memaksa orang panen duluan, karena memang belum masa panen ‘kan. Jadi, kalau Maret (stok beras) kita amanlah,” jelasnya.

Sedang menjelang Ramadan, tambah Cheka, stok beras juga diklaim aman.

“Nah, itu dari sisi beras. Kita tinggal mikir komoditas yang lain. Tapi sampai ke Maret, itu yang perlu kita pikirkan. Makanya tiga skema mulai dari SPHP, daerah yang surplus, dan terakhir bantuan pangan,” pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved