Atap Gedung MTs Al-Munawaroh Sumedang Ambruk, KBM Tak Terganggu tapi Berharap Anak-anak Tak Trauma

Atap bangunan sekolah ambruk dan menyebabkan 8 orang terluka yang merupakan tujuh orang siwa, satu orang guru.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Kondisi ruangan kelas milik MTs Al-Munawaroh di Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, yang roboh pada Senin (12/2/2024) pagi.  

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Aep Faturrahman, Kepala MTs Al-Munawaroh yang atap bangunan sekolah itu ambruk timpa siswa, memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terganggu. 

Atap bangunan sekolah ambruk dan menyebabkan 8 orang terluka yang merupakan tujuh orang siwa, satu orang guru.

Peristiwa ini terjadi pada Senin (12/2/2024) pagi, pada pukul 09.30. 

Mulai Selasa (13/2/2024), kegiatan belajar untuk siswa dua kelas yang ambruk dipindah lokasi.

Diketahui, yang ambruk adalah atap kelas 7 dan kelas 8. 

Siswa kelas 7 dan kelas 8 akan belajar di Musala sekolah dan ruang guru. 

"Semoga pemerintah bisa menanggapi musibah kami ini, mudah-mudahan tidak terganggu (KBM)," kata Aep di Ciherang. 

Dia mengatakan, semua korban telah diberi perawatan medis di RSUD Sumedang. Selain berharap kesembuhan fisik, Aep juga berharap siswa-siswa tidak trauma. 

"Mudah-mudahan anak-anaknya tidak trauma. Memang tadi ada tawaran untuk trauma healing," katanya.  

Warga Melihat Kemiringan

Saat atap sekolah ambruk, Kepala MTS Al-Munawaroh, Aep Faturrahman sedang berada di ruangannya, ruang kepala sekolah.

Namun, dia mendengar suara seperti sebuah mobil pengangkut material menurunkan material di dekat sekolah. 

Tenang dengan sangkaan itu, Aep dikagetkan dengan teriakan warga bahwa atap sekolah roboh. 

"Ya warga teriak-teriak. Saya juga diberi tahu oleh warga," katanya. 

Para siswa berhamburan. Warga turut membantu evakuasi siswa yang terluka.

Di antara siswa ada yang terluka parah. 

Mereka lalu ditangani sementara oleh petugas kesehatan dari puskesmas, sebelum akhirnya dibawa ke RSUD Sumedang

Kepala MTs mengatakan, setelah selesai evakuasi, ada banyak warga yang bicara mengenai kondisi sekolah. 

"Setelah kejadian, kata warga, memang sudah kelihatan atapnya agak miring, tapi kami tidak menerima laporan bahwa itu sudah miring," kata Aep.

Tak Ada Tanda Mau Ambruk

Sebelumnya, berdasarkan pengamatan rutin, tak ada tanda-tanda bangunan akan ambruk.

Begitu juga saat Sumedang dilanda gempa bumi, bangunan MTs tak ada retak. 

Aep Faturrahman, Kepala MTs Al-Munawaroh mengatakan ketika gempa pada awal Januari 2024, tidak ada kerusakan yang terjadi, karenanya pihak sekolah tidak melaporkan.  

"Dari kami, tidak ada dugaan bahwa akan ambruk, karena ketika ada pendataan (saat Gempa) sekolah yang terkena dampak, kami tidak melporkan," 

"Tidak kelihatan ada gejala dampak dari gempa," kata Aep. 

Memang ada retak di tembok, tapi itu dinilai retak kecil dan tidak membahayakan. Bangunan MTs itu, ambruk dari bagian atap. 

"Waktu pemantauan pasca-gempa, yang kami lihat yang terlihat di bawah saja. Tidak tahu apakah di bagian atas ada retakan," kata Aep. 

Bangunan MTs yang ambruk adalah kelas 7 dan kelas 8. Sebanyak 7 siswa dan 1 guru yang terluka adalah mereka yang saat kejadian berada di ruang kelas 7.

"Bangunan ini dibangun pada 2018," kata Aep. 

Dengan musibah ini, dia berharap pemerintah, terutama kantor Kemenag yang menjadi induk madrasah tersebut melihat dan merespons dengan perbaikan segera.(*)

Berikut nama-nama siswa yang jadi korban: 

1). Sandi Prayoga (13) warga Rancamaya 01/07, Desa Ciherang Sumedang Selatan 

Luka : Ada luka lecet di punggung dan ada luka di kepala sebelah kanan.

2). Randi Setiawan  (14) warga Ciawi Rarangan 03/05, Desa Ciherang, Sumedang Selatan.

Luka : Ada luka dan perubahan bentuk kaki sebelah kanan dan mata sebelah kanan bengkak .

3). Imam (14) , warga Dusun Cikeusik 19/05, Pamekaran, Rancakalong.

Luka : Ada luka di kepala sebelah kiri dan perubahan bentuk di tangan sebelah kiri .

4).Nama : Rizki Maulana (14) warga Dusun Ciawi Rarangan 01/07 Desa Ciherang, Sumedang Selatan.
Luka : ada benjolan di kepala.

5). Padilah  (16) , warga Dusun Cimacan 10/03 Desa Pamekaran, Rancakalong. 
Luka : Ada luka benjolan di kepala .

6). Winda Sumiarti (14), warga Ciawi Rarangan 03/05 Ciherang, Sumedang Selatan 
Luka : Ada bengkak d tangan sebelah kanan.

7). Repi Septian (14) warga Dusun Cariuk 03/12 Desa Girimukti, Sumedang Utara.
Luka : Ada memar di tangan sebelah kanan.

8- Anton Sopyan, pengajar.

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved