Benang Merah Asta Cita Prabowo Subianto dan Nawa Cita untuk Indonesia Maju
Pengamat sosial dan politik RAj Mayyasari Timur Gondokusumo menjelaskan bahwa hal tersebut dinilai sebagai sikap kenegaraan Prabowo
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pada debat Calon Presiden Republik Indonesia yang terkahir dilaksanakan pada Minggu 04 Februari 2024, Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto meminta maaf.
Menanggapi hal tersebut, pengamat sosial dan politik RAj Mayyasari Timur Gondokusumo menjelaskan kepada Tribun Jabar bahwa hal tersebut dinilai sebagai sikap kenegaraan Prabowo Subianto.
"Pada "closing statement " Prabowo meminta maaf. Itu menurut saya sebagai jiwa negarawan. Momen tersebut memang cukup mengharukan. Meminta maaf merupakan tanda memiliki sikap sopan santun yang tinggi . Beliau juga memiliki paradigma kebangsaan yang membangun bangsa tanpa konflik dan intrik," kata RAJ Mayyasari Timur Gondokusumo kepada Tribun Jabar, Kamis (08/2/2024).
Mayyasari juga menanggapi terkait sikap Prabowo yang sepakat dengan beberapa pernyataan pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Namun, secara keseluruhan, Ia menilai bahwa debat Capres yang terakhir bisa berjalan lebih santai dan adem, minim saling serang dan menjatuhkan pasangan lain.
Pengamat ini juga membahas tentang program Asta Cita Prabowo Gibran yang dinilai sebagai lanjutan dari Nawa Cita Presiden Jokowi.
"Benang merahnya dengan nawa cita ialah sama - sama memiliki komitmen Pancasila, membangun dari desa, mereformasi birokrasi, hukum serta politik, pembangunan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perluasan hilirisasi komoditas unggulan Indonesia yang tidak hanya tambang serta nikel, namun sampai ke komoditas rempah-rempah dan rumput laut," katanya.
Berdasarkan pengamatannya, Prabowo merupakan negarawan yang berhasil membuat rekonsiliasi politik bersama Presiden Jokowi melalui bersatunya oposisi dengan pemerintah untuk membangun Bangsa Indonesia.
Sebagai penutup, Mayyasari berpesan agar rakyat Indonesia terbuka pola pikirnya untuk bijak memilih calon Presiden dan pemimpin ke depan.
"Pilihlah pemimpin yang tidak menjatuhkan , tetap bermartabat, dan tidak menyerang. Semoga saat pemungutan suara nanti hingga pasca pemilu , Indonesia tetap aman dan rakyatnya tetap damai," ujarnya.
Mayyasari juga memaparkan, bahwa sistem pertahanan Indonesia menempati urutan 13 di dunia, urutan 1 di Asia Tenggara dan urutan 8 di tingkat Asia. Hal tersebut berdasarkan Global Firepower.
RAJ Mayyasari Timur Gondokusumo
pengamat sosial dan politik
Prabowo Subianto
Indonesia Maju
Prabowo
Tribunjabar.id
Perintah Presiden Prabowo kepada Polisi dan TNI untuk Atasi Massa Unjuk Rasa yang Anarkis |
![]() |
---|
Konser The Journey Continues Peterpan by Aloka Dipastikan Berjalan Aman Sesuai Jadwal |
![]() |
---|
Pengamat Politik Minta Prabowo Tegas Sikapi Kerusuhan Demo Telan Korban Jiwa: Batalkan Tunjangan DPR |
![]() |
---|
From Bali to Bandung, Expat. Roasters Hadirkan Sensasi Beda Menikmati Kopi |
![]() |
---|
Aten Munajat Kembali Dipercaya Jadi Ketua Hamida Garut, Siap Bersinergi untuk 'Garut Hebat' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.