Breaking News

Berita Viral

Viral, Kisah Mbah Semi, Utang Beras Demi Bisa Makan, Pilu Tak Dapat Bantuan, Kadinsos Buka Suara

Mbah Semi tinggal di rumahnya yang berukuran 4x6 meter di Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

|
(KOMPAS.COM/SUKOCO)
Suyanto Kepala Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, masih banyak data warga miskin yang layak mendapat bantuan didesanya yang carut marut. Data penerima bantuan beras 10 kilogram yang akan diberikan dari Bulan Janari hingga BUlan Juni 2024 mendatang masih ditemui warga memiliki mobil dan memiliki rumah bertingkat terdata sebagai penerima bantuan, sementara lansia yang tinggal di gubug reyot justru tidak mendapat bantuan. 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah Mbah Semi perempuan 90 tahun ini tengah mencuri perhatian publik.

Mbah Semi tinggal di rumahnya yang berukuran 4x6 meter di Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Diketahui, rumah yang dihuninya adalah bantuan pemerintah dari program rumah tidak layak huni di tahun 2018.

Baca juga: Tanggapan Melaney Ricardo Soal Video Viral Luna Maya Marahi Karyawan, Ingatkan Soal Etika

Di rumah sederhananya itu, Mbah Semi hidup sebatang kara.

Anak laki-laki satu-satunya sudah meninggal lama. Menyusul kemudian sang suami yang meninggal.

“Ini tadi pulang dari membuat opak, upahnya seikhlasnya, kadang sehari Rp 5.000 untuk beli beras," Mbah Semi mengawali ceritanya, Minggu (28/1/2024), dikutip dari Kompas.com.

Di ruang tamu tidak ada meja kursi, hanya ada bekas sisa susunan batu dan sisa arang bekas pembakaran di lantas.

“Kadang masak di situ kalau hujan. Biasanya masak di depan pintu kalau tidak hujan,” imbuh dia.

Di samping kri rumah Mbah Semi, ada bekas reruntuhan dinding batu bata bangunan rumah lamanya yang sudah lama ambruk karena sudah tua.

Terlihat sebagian dindingnya digunakan sebagai dinding dapur yang kondisinya sangat mengkhawatirkan karena atap dapur juga sudah lapuk.

Sebagian gentengnya itu pun bahkan berjatuhan.

Baca juga: Viral, Kisah Guru Honorer di Kediri, Sering Bantu Siswa Kurang Mampu,Kini Dijemput Rombongan Pejabat

Di ujung ruang, terdapat kamar mandi yang terlihat berantakan dengan kondisi lantai yang becek.

”Kalau mau ke belakang ada airnya itu baru saya isi kebetulan sanyo tetangga nyala. Kalau tidak nyala ya mencari air di rumah tetangga,” katanya.

Mbah Semi tak jarang mendapatkan bantuan dari tetangga.

Namun ia juga mengatakan terkadang mengutang ke warung demi bisa makan.

Di meja kecil tampak tempat nasi yang di dalamnya berisi nasi dingin. Semi mengaku belum memasak karena tak memiliki uang untuk membeli beras.

“Itu nasi dikasih tetangga kemarin. Hari ini belum masak karena beras habis, mau ngutang ke toko di depan sana,” kata dia.

Nama tak muncul

Mbah Semi mengaku melihat beberapa hari ini para tetangganya menerima kerta kupon daftar sebagai penerima beras miskin 10 kilogram.

Bantuan itu akan diberikan dari bulan Januari hingga bulan Juni mendatang.

Namun sayangnya nama Mbah Semi tidak tercantum di data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sebagai salah satu penerima beras bagi warga miskin.

“Tetangga sudah menerima kupon katanya mau dapat beras 10 kilogram. Nama saya juga tidak ada,” ucapnya lirih.

Mbah Semi mengatakan namanya tidak dimasukkan dari daftar penerima bantuan beras.

Diketahui, selain bekerja sebagai pembuat kerupuk beras, ia juga mengharap bantuan tetangga untuk makan sehari-hari.

“Kadang kalau selamatan dikasih berkat, kalau tidak yang ngutang di toko yang ada di perempatan sana. Paling I kilogram itu isinya tiga kaleng bisa untuk makan beberapa hari,” katanya.

Penjelasan Kades

Kepala Desa Gebyog Suyanto mengatakan sejumlah warganya yang renta dan hidup sebatang kara di desanya justru tidak masuk sebagai penerima bantuan beras.

Beberapa waktu lalu, Suyanto mengaku sempat menanyakan soal permasalahan dalam musyawarah rencana pembangunan daerah.

Akan tetapi dengan acuand ata dari pusat ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.

“Kami tidak terlibat dalam pendataan, data ini katanya dari pusat tapi saya pastikan yang digunakan ini data lama karena selain warga miskin tidak terdata, ada warga yang punya mobil dua malah masuk data penerima bantuan. Warga yang sudah meninggal juga masih ada datanya masuk sebagai penerima bantan beras,” katanya.

Soal Mbah Semi yang tidak mendapatkan bantua, Suyanto mengatakan mengakomodasi melalui BLT Dana Desa, namun bantuan itu dilaksanakan secara bergiliran.

“Kita bantu melalui DD yang 25 persen, tetapi penerimanya bergantian menyesuaikan anggaran,” ucapnya.

Penjelasan Kepala Dinas

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magetan Parminto Budi Utomo mengatakan dari hasil kroscek dengan pendamping, Mbah semi sudah menerima bantuan dari pemerintah berupa perbaikan rumah tidak layak huni.

Mbah Semi juga disebut menerima bantuan program bunda kasih dari pemerintah daerah.

Sebagai informasi, Program bunda kasih merupakan program bantuan pangan senilai Rp 300.000 yang dititipkan kepada sanak keluarga atau warung yang dekat dengan penerima bantuan yang diwujudkan dalam bentuk makanan, diberikan dua kali sehari.

“Mbah Semi memiliki keponakan yang bertanggung jawab dengan kehidupannya berada di satu wilayah beda RT. Sebenarnya Mbah Semi diminta tinggal di rumah keponakannya, namun tidak bersedia hanya malam hari saja dijemput," kata dia.

"Kadang jalan sendiri untuk tidur di rumah keponakan karena takut jika hujan rumah bocor dan ada ular. Bantuan BPNT sejak 2021 terhenti, tercover bunda kasih dan permakanan,” katanya.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan pendamping yang diterima Dinas Sosial, Mbah Semi bekerja bukan untuk memenuhi kebutuhan makan, tetapi untuk mengisi kegiatan sehari-hari daripada menganggur.

“Mbah Semi sangat sehat untuk aktivitasnya membantu depan rumah di industri krupuk. Bukan untuk mencari makan tapi sebagai aktivitas biar tidak gabut bahasa keren nya,” ucapnya.

“Memang mengeluh tidak dapat bantuan beras, hanya kepengen kok tetangganya dapat tapi tidak, karena untuk makan dan kehidupan sangat tidak kekurangan,” pungkas Parminto.

(Tribunjabar.id/Salma) (Kompas.com/Sukoco)

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

#BeritaViral

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved