Berita Viral

Viral, Kisah Mbah Semi, Utang Beras Demi Bisa Makan, Pilu Tak Dapat Bantuan, Kadinsos Buka Suara

Mbah Semi tinggal di rumahnya yang berukuran 4x6 meter di Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

|
(KOMPAS.COM/SUKOCO)
Suyanto Kepala Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, masih banyak data warga miskin yang layak mendapat bantuan didesanya yang carut marut. Data penerima bantuan beras 10 kilogram yang akan diberikan dari Bulan Janari hingga BUlan Juni 2024 mendatang masih ditemui warga memiliki mobil dan memiliki rumah bertingkat terdata sebagai penerima bantuan, sementara lansia yang tinggal di gubug reyot justru tidak mendapat bantuan. 

Di meja kecil tampak tempat nasi yang di dalamnya berisi nasi dingin. Semi mengaku belum memasak karena tak memiliki uang untuk membeli beras.

“Itu nasi dikasih tetangga kemarin. Hari ini belum masak karena beras habis, mau ngutang ke toko di depan sana,” kata dia.

Nama tak muncul

Mbah Semi mengaku melihat beberapa hari ini para tetangganya menerima kerta kupon daftar sebagai penerima beras miskin 10 kilogram.

Bantuan itu akan diberikan dari bulan Januari hingga bulan Juni mendatang.

Namun sayangnya nama Mbah Semi tidak tercantum di data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sebagai salah satu penerima beras bagi warga miskin.

“Tetangga sudah menerima kupon katanya mau dapat beras 10 kilogram. Nama saya juga tidak ada,” ucapnya lirih.

Mbah Semi mengatakan namanya tidak dimasukkan dari daftar penerima bantuan beras.

Diketahui, selain bekerja sebagai pembuat kerupuk beras, ia juga mengharap bantuan tetangga untuk makan sehari-hari.

“Kadang kalau selamatan dikasih berkat, kalau tidak yang ngutang di toko yang ada di perempatan sana. Paling I kilogram itu isinya tiga kaleng bisa untuk makan beberapa hari,” katanya.

Penjelasan Kades

Kepala Desa Gebyog Suyanto mengatakan sejumlah warganya yang renta dan hidup sebatang kara di desanya justru tidak masuk sebagai penerima bantuan beras.

Beberapa waktu lalu, Suyanto mengaku sempat menanyakan soal permasalahan dalam musyawarah rencana pembangunan daerah.

Akan tetapi dengan acuand ata dari pusat ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.

“Kami tidak terlibat dalam pendataan, data ini katanya dari pusat tapi saya pastikan yang digunakan ini data lama karena selain warga miskin tidak terdata, ada warga yang punya mobil dua malah masuk data penerima bantuan. Warga yang sudah meninggal juga masih ada datanya masuk sebagai penerima bantan beras,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved