Buya Syakur Wafat

Ini Wasiat Buya Syakur yang Wafat Dini Hari Tadi, Sudah Siapkan Makam Sendiri Sejak 5 Tahun Lalu

Buya Syakur menyiapkan sedikit lahan kosong sejak 5 tahun yang lalu untuk nantinya dijadikan areal pemakaman.

|
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Handika Rahman
Ribuan warga iringi prosesi pemakaman Buya Syakur di Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu, Rabu (17/1/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - KH Abdul Syakur Yasin atau yang akrab dipanggil Buya Syakur dimakamkan di areal Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu, Rabu (17/1/2024).

Kepala Ponpes Cadangpinggan, Miftahul Jannah mengatakan, hal tersebut merupakan permintaan dari Buya Syakur sendiri.

Miftahul menceritakan, Buya Syakur menyiapkan sedikit lahan kosong sejak 5 tahun yang lalu untuk nantinya dijadikan areal pemakaman.

"Ini disiapkan langsung oleh Buya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Pemakaman itu nantinya untuk semua keluarga pondok pesantren, tidak terkecuali Buya Syakur sendiri.

Miftahul menceritakan, keinginan Buya Syakur membuka pemakaman di dalam areal ponpes berawal saat ada Kepala Ponpes sebelum Miftahul meninggal.

Ribuan warga iringi prosesi pemakaman Buya Syakur di Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu, Rabu (17/1/2024).
Ribuan warga iringi prosesi pemakaman Buya Syakur di Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu, Rabu (17/1/2024). (Tribun Jabar/ Handika Rahman)

"Kejadian waktu Kepala Pondok sebelum saya itu meninggal. Ada sedikit penyesalan dari Buya Syakur kenapa tidak dimakamkan saja di areal pondok pesantren," ujar dia.

Buya Syakur diketahui wafat di usia 75 tahun pada Rabu (17/1/2024) pukul 02.00 WIB dini hari tadi.

Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan itu meninggal saat dirawat di RS Mitra Plumbon Cirebon.

Hari ini diketahui ribuan orang datang ke Ponpes Cadangpinggan Indramayu untuk melakukan takziah.

Mulai dari para ulama dari berbagai daerah, pejabat daerah, politikus, hingga masyarakat umum hadir.

Mereka ingin mengantar langsung Buya Syakur menuju tempat peristirahatan terakhirnya.

Sempat 2 Kali Kritis

KH Abdul Syakur Yasin atau yang akrab dipanggil Buya Syakur tutup usia, Rabu (17/1/2024) pukul 02.00 WIB dini hari tadi.

Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan itu meninggal DUNIA saat dirawat di RS Mitra Plumbon Cirebon.

Kepala Ponpes Cadangpinggan, Miftahul Jannah menceritakan kondisi Buya Syakur sebelum wafat.

Menurutnya, beberapa waktu terakhir ini kondisi kesehatan Buya Syakur terus menurun.

Hingga akhirnya, pihak keluarga dan yayasan memutuskan membawa Buya Syakur ke rumah sakit.

"Di sana langsung dilakukan penanganan dan sempat kritis selama dua hari, alhamdulillah masih bisa tertolong," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Miftahul menyampaikan, usai melewati masa kritis, Buya Syakur tetap dirawat di rumah sakit.

Terhitung dua minggu lamanya ulama kharismatik tersebut menjalani perawatan di RS Mitra Plumbon Cirebon.

"Namun hari Rabu ini pukul 02.00 WIB, beliau menghembuskan napas terakhir," ujar dia.

Miftahul mengatakan, penurunan kondisi kesehatan Buya Syakur awalnya berawal dari sakit asam lambung.

"Cuma menjalar ke jantung atau paru-paru hingga kondisinya drop. Waktu itu saya juga kurang tahu pasti, tapi kemungkinan juga karena banyak aktivitas, usia Buya juga sudah sepuh," ujar dia.

Hari ini diketahui ribuan orang datang ke Ponpes Cadangpinggan Indramayu untuk melakukan takziah.

Mulai dari para ulama dari berbagai daerah, pejabat daerah, politikus, hingga masyarakat umum hadir.

Mereka ingin mengantar langsung Buya Syakur menuju tempat peristirahatan terakhirnya.

SOSOK Buya Syakur

Inilah sosok Buya Syakur, ulama Indramayu meninggal dunia, ternyata rekam jejak pendidikannya tak sembarangan.

Dikabarkan Buya Syakur wafat pada Rabu (17/1/2024) sekira pukul 02.00 WIB dini hari di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat.

Kabar Buya Syakur meninggal dunia itu menjadi duka bagi jemaahnya khususnya warga Indramayu.

Selama ini, sosok Buya Syakur dikenal sebagai ulama Indramayu yang karismatik.

Pengajiannya yang rutin diikuti dari berbagai kalangan.

Selain memberikan ceramah secara luring, Buya Syakur juga mensyiarkan dakwahnya secara daring di kanal Youtube-nya.

Kini, pengikutnya pun berduka dan merasa kehilangan sosoknya.

Ia dikenal sebagai salah satu ulama karismatik memiliki rekam jejak pendidikan tak semarangan.

Bahkan sosok Buya Syakur juga dekat dengan sejumlah cendikiawan muslim di Indonesia.

Berikut Tribunjabar.id rangkum sosok Buya Syakur lengkap dengan rekam jejak pendidikannya.

Buya Syakur memiliki nama lengkap dan gelar Prof. Dr. KH Abdul Syakur Yasin.

Namun ia akrab dan dikenal dengan sebutan Buya Syakur.

Ia lahir pada 2 Februari 1948 di Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Artinya ia wafat di usianya ke 75 tahun.

Buya Syakur termasuk seorang ulama Indonesia.

Ia juga merupakan pendiri sekaligus pengasuh di Pondok Pesantren Cadangpinggang.

Sebelum menjadi ulama, tentu sosok Buya Syakur dibekali dengan ilmu agama yang tak sembarangan.

Bahkan rekam jejak pendidikan terkait ilmu agama tak main-main.

Masa pendidikan Buya Syakur dari masa kecil hingga dewasa ia habiskan di pondok pesantren.

Ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat.

Dilansir dari berbagai sumber, Buya Syakur menyelesaikan pendidikannya di Pesantren Babakan Ciwaringin itu pada tahun 1971.

Pengalamannya belajar di pesantren membuatnya mahir berbahasa Arab.

Tak ayal, Buya Syakur pun melanjutkan pendidikannya hingga ke beberapa negara di Timur Tengah.

Seperti Kairo, Mesir, Libya, Irak Suriah hingga beberapa negara lainnya di Afrika.

Karena kemahirannya berbahasa Arab, Buya Syakur juga telah berkontribusi menerjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia.


Selain menimba ilmu di negara timur, bahkan Buya Syakur juga pernah menimba ilmu di negara Eropa.

Berikut rejam jejak pendidikannya

Lulusan Sarjana di Kairo, Mesir dengan skripsi “Kritik Sastra Objektif Terhadap Karya Novel-Novel Yusuf As-Siba’i (Novelis Mesir)".

Saat menjadi mahasiswa di Kairo, Buya Syakur pernah diangkat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kairo.

Setelah lulus Sarjana, Buya Syakur menyelesaikan pendidikan Ilmu Al Quran di Libya, Afrika Utara pada 1977.

Kemudian ia juga menyelesaika pendidikan sastra Arab pada 1979.

Lalu, menyelesaikan pendidikan magisternya dalam bidang sastra linguistik di Tunisia, Afrika Utara.

Bahkan setelah lulus, ia juga sempat diangkat sebagai staf ahli di Kedutaan Besar Tunisia.

Tak berhenti di sana, Buya Syakur melanjutkan pendidikan doktoralnya di Oxford, Inggris dan lulus pada 1985.

Dengan begitu, bisa dibilang Buya Syakur menimba ilmu selama kurang lebih 20 tahun di Afrika dan Eropa.

Setelah lama menimba ilmu di luar negeri, Buya Syakur kembali ke Indonesia.

Ternyata kembalinya Buya Syakur ke Tanah Air bersama orang-orang ternama lainnya yaitu para cendikiawan muslim Indonesia.

Diketahui Buya Syakur kembali ke Tanah Air bersama tokoh nasional lainnya yaitu Abdurrahman Wahid (Gusdur), Quraish Shihab, Nurcholis Majid hingga Alwi Shihab.

Sejak kepulangannya ke Tanah Air inilah Buya Syakur mengabdi berdakwah di kampung halamannya di Indramayu.

Tak lama kemudian, ia mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan pada tahun 2000 dan pondok pesantrennya pada tahun 2006.

Selain mengabdikan diri sebagai pendakwah lewat pondok pesantren, Buya Syakur juga sering mengisi kajian-kajian masyarakat secara luas.

Bahkan sebagian dari kajian-kajiannya tersebut diunggah melalui media sosial, seperti Youtube.

Bahkan kanal Youtube-nya itu sudah memiliki 1,16 juta subscriber.(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved