Sayembara Rp 250 Juta dari Pengusaha Tasik, Kuasa Hukum Menilai Tak Etis, Disinggung Soal Poligami

Sayembara Rp 250 juta yang dilontarkan Rae Suryana (66), pengusaha asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat sempat ramai jadi perbincangan.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Darajat Arianto
TribunPriangan.com/Aldi Mega Perdana
Taufiq Rahman kuasa hukum seorang istri di Kota Tasikmalaya terkait adanya sayembara dari suaminya yang siap memberikan Rp 250 juta kepada orang yang mau mendamaikan dengan istrinya. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, KOTA TASIKMALAYA - Sayembara Rp 250 juta yang dilontarkan Rae Suryana (66), pengusaha asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat sempat ramai jadi perbincangan.

Melalui sayembara tersebut, Suryana mencari siapapun supaya dirinya bisa berdamai dengan istri serta ketiga orang anak kandungnya.

Suryana mengaku sudah bertahun-tahun dirinya berkonflik dengan istri juga ketiga anaknya.

Telah banyak cara yang ia upayakan untuk menuntaskan konflik tersebut, lantaran Suryana ingin berdamai dengan keluarganya sendiri.

Bahkan, sampai saat ini, konflik tersebut masih berproses di persidangan.

Sang istri yang berinisial S tanggapi sayembara Rp 250 juta tersebut.

Melalui kuasa hukumnya, Taufiq Rahman, sayembara tersebut dinilai tidak etis lantaran membuat keresahan bagi pihak keluarga.

“Apapun tudingannya, kami akan persilakan membuktikan di pengadilan dengan baik, buktikan semaksimal mungkin,” jelas Taufiq kepada TribunPriangan.com pada Selasa (16/1/2024).

Taufiq juga menambahkan, bahwa pihak keluarga sudah cukup lama untuk bersabar.

“Masalah keluarga diviralkan dengan sayembara seperti itu. Keluarga sudah jelas, secara agama pak Suryana dan ibu S itu secara agama sudah berpisah," ujarnya.

Baca juga: Viral, Aksi Bapak di Tasikmalaya Gelar Sayembara Buat Berdamai dengan Keluarga, Imbalan Rp 250 Juta

"Jadi, ibu S sudah memantapkan diri untuk gugat cerai di Pengadilan Negeri Agama Tasikmalaya,” katanya.

Menurut Taufiq, S telah mengajukan gugatan cerai pada Suryana karena telah merasa tersakiti selama 20 tahun terakhir dan sudah tidak sanggup lagi untuk bersama membangun kehidupan keluarga.

“Begitu juga dengan anak-anaknya yang sudah merasa tersakiti. Mereka ingin melindungi ibunya," ujarnya.

"Ini sebetulnya aib keluarga, tapi kami dipaksa, suka atau tidak suka oleh situasi, untuk menjawab ke publik, supaya bisa berimbang,” lengkapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved