Petugas Kesehatan Berjaga 24 Jam di Braga, Pemkot Bandung Bakal Tanggung Biaya Pengobatan
Dinkes juga mendirikan posko kesehatan untuk memberikan pelayanan gratis bagi masyarakat yang terdampak banjir di Kelurahan Braga.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Banjir di kawasan Braga Kota Bandung sudah surut, namun begitu belum seluruh warga yang terdampak bisa langsung kembali ke rumah masing-masing.
Masih adanya sampah dan lumpur tebal yang belum bisa dibersihkan membuat sejumlah warga masih harus tinggal di pengungsian.
Karena kondisi pengungsi dan lahan yang terdampak banjir sangat rentan berdampak kepada kesehatan warga, Dinas Kesehatan Kota Bandung menyiagakan 80 tenaga kesehatan yang siap diturunkan setiap saat untuk menangani keluihan warga.
Selain itu Dinkes juga mendirikan posko kesehatan untuk memberikan pelayanan gratis bagi masyarakat yang terdampak banjir di Kelurahan Braga, termasuk menyiapkpan ambulans.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, menyampaikan bahwa tenaga kesehatan telah melakukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sesaat setelah banjir terjadi pada Kamis (11/1/2024).
"Kami siagakan ambulans, juga menyiapkan posko kesehatan di Sampono (toko parfum di Jalan Braga). Insyaallah untuk obat-obatan dan peralatan semua lengkap. Kami akan buka posko sampai Senin," ujarnya, Minggu (14/1/2024).
Dia pun memastikan, para petugas di posko kesehatan berjaga selama 24 jam yang terbagi dalam tiga sif dengan jumlah seluruh tenaga kesehatan, yakni 80 orang.
"Biasanya kasus-kasus gangguan kesehatan muncul beberapa hari setelah kejadian, mereka baru merasakan penurunan kesehatan. Kami standby terus dan kalau diperlukan kami perpanjang," ujarnya.
Setiap kali bertugas, minimal empat petugas berjaga dengan sehari tiga sif dan total 70-80 orang ditambah yang turun ke lapangan sekitar 10 orang tergantung situasi.
Data Dinas Kesehatan, posko kesehatan Dinkes telah melayani 158 pasien selama tiga hari. Sebanyak dua pasien dirujuk ke rumah sakit akibat tertusuk paku dan tergigit ular.
"Sejak Kamis malam kami melayani 40 pasien. Jumat kemarin ada pasien 89 orang dan dua pasien dirujuk ke RSHS, satu tertusuk paku satu lagi terkena gigitan ular. Kemarin, ada 29 orang pasien, alhamdulillah tidak ada yang dirujuk," katanya.
Rata-rata, kata Anhar, warga yang datang ke posko kesehatan mengeluh demam, diare, dan gangguan pernapasan. Adapula lansia yang mempunyai penyakit berat, seperti jantung dan darah tinggi.
"Demam, diare, dan ada gangguan pernapasan karena stress. Keluhannya lansia yang obat-obatannya terbawa banjir ada yang jantung, darah tinggi dan lainnya. Insyaallah semua obatnya kami siapkan," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna memastikan seluruh biaya bagi warga yang sakit akibat banjir ditanggung pemerintah melalui Universal Health Coverage (UHC).
"Warga yang sakit dan dirawat jangan sampai ada yang terkena biaya, kami punya UHC. Saya minta ini terkontrol betul masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak banjir. Jangan sampai ada persoalan dalam perawatan. Ambulans pun harus terus disiagakan," ujarnya. (*)
Kanwil KemHAM Jabar - Pemkot Bandung : Tahun Ke 6 Konsisten LCC HAM Tingkat SMP |
![]() |
---|
Wujud Sinergi, Kemenkum Jabar Dukung Penuh Cerdas Cermat HAM Bersama KemenHAM dan Pemkot Bandung |
![]() |
---|
Dukung MBG, Pemkot Bandung Buka Peluang Pemanfaatan Lahan Pemerintah untuk SPPG |
![]() |
---|
Respons Pemkot Usai Farhan Digugat Terdakwa Korupsi Bandung Zoo Terkait Sertipikat Lahan |
![]() |
---|
Raih Omzet Rp 6,71 Miliar, Pengusaha Muda di Bandung Pacu Ekonomi Pangan Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.