Wawancara Eksklusif dengan Anne Ratna Mustika, Mantan Bupati Purwakarta: Buka-bukaan Soal Pernikahan

MANTAN Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, buka-bukaan soal pernikahannya dengan Iskandar, 16 Desember 2023 lalu.

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Deanza Falevi
Anne Ratna Mustika, bupati Purwakarta periode 2018-2023, saat menjalani wawancara khusus dengan Tribunjabar.id di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). 

Mulai yang berkoordinasi dengan ibu saya, kakak hingga adik-adik saya, karena saya memang jarang ada di Cianjur.

Jadi mereka yang membantu persiapan, hingga akhirnya terselenggaralah pada 16 Desember 2023 dan tanggal 16 Desember itu hari yang istimewa bagi saya dan suami, karena tanggal itu tepat merupakan hari kelahiran suami saya. Jadi pas dia ulang tahun yang ke-52 saat pernikahan itu berlangsung.

Lalu, untuk acara pernikahan itu berlangsung di mana?

Untuk acara kemarin (pernikahan) itu, tepat dilaksanakan di rumah ini, di Cianjur. Jadi waktunya itu tepat di pukul 08.30 WIB pagi-pagi. Hanya sebentar sekitar 30 menit, pukul 09.00 WIB sudah selesai semuanya.

Jadi yang hadir itu keluarga besar suami dari Klaten, kemudian beberapa kota juga hadir. Sehari sebelum pernikahan sudah menginap di Cianjur, kemudian kami batasi juga memang keluarganya sekitar 70 orang dengan teman-temannya di kantor ada sebagian.

Kemudian juga dari keluarga saya ada sekitar 70 orang sama. Jadi total yang hadir saat itu sekitar 140 orang kan Lalu, setelah ijab qobul hanya ramah tamah. Pada siangnya kami persiapan untuk menerima tetangga, di sekitar kampung ini. Karena memang keluarga dan kerabat saya juga banyak di kampung ini.

Jadi mereka hadir untuk melaksanakan pengajian dan juga mengenalkan kepada masyarakat bahwa ini suami saya, tadi kami sudah sah menjadi suami-istri. Ijab qobul dipimpin langsung oleh Kepala KUA Cikalongkulon. Semuanya lancar, Alhamdulillah tidak ada kendala apapun.

Untuk pakaian pernikahan? Apa yang digunakan?

Tadinya telah disiapkan oleh teman saya namanya Teh Yuli, ia orang Cipanas, Cianjur. Namun, ada masalah baju yang telah disiapkan termasuk untuk suami saya. Karena ada permintaan khusus dari ibu saya waktu itu menginginkan baju adat Sunda, jadi saya minta tolong lah ke Teh Yuli, ternyata di hari pas fitting itu bendonya kekecilan, karena ukuran bendo suami saya itu juga tanggung yaitu 8,5.

Nah, waktu itu tidak ada ukurannya, adanya yang ukuran 7,8 sama 9. Setelah tahu itu, akhirnya saya inisiatif pada dua hari sebelum pernikahan saya pergi ke Bandung ke tempat keramaian warga Kota Bandung, yaitu Pasar Baru. Saya cari di Pasar Baru, bendo dan sinjang yang satu paket.

Saya sudah bolak-balik saya tanya ke seluruh pedagang di Pasar Baru untuk dapat bendo pengantinan, saya datang ketiga tempat, sampai akhirnya dapat rekomendasi dari orang sekitar di sana, yaitu Toko Taurus.

Nah, pas tiba di toko itu, ternyata tokonya bilang harus memesan minimal adalah satu minggu, sedangkan pakaian itu harus digunakan dua hari lagi. Saya akhirnya keliling lagi, tapi jawaban toko lain sama yaitu harus memesan minimal satu minggu.

Akhirnya saya kembali ke Toko Taurus dengan memelas minta tolong segera dibuatkan. Nah, pedagangnya kemudian ngasih saya bendo yang ada, saya pilih saat itu juga, namun untuk sinjang baru bisa diambil keesokan harinya. (deanza falevi)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved