Badan Geologi Temukan Segmen Baru di Ujung Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Segmen Sesar Cipeles
Badan Geologi pada Kementerian ESDM menemukan segmen sesar atau patahan baru di Kabupaten Sumedang
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Geologi pada Kementerian ESDM menemukan segmen sesar atau patahan baru di Kabupaten Sumedang. Segmen sesar inilah yang diduga kuat menjadi penyebab gempa bumi di Kabupaten Sumedang pada pergantian Tahun Baru 2024.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengatakan rangkaian gempa bumi di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023 dan 1 Januari 2024 telah mengakibatkan bencana yang signifikan.
Selain menimbulkan kerusakan bangunan di Sumedang, getaran gempa dirasakan juga di Bandung, Subang, dan Ciamis.
Baca juga: Badan Geologi Selidiki Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Tim Telusuri Struktur Patahan Gempa Sumedang
"Kami telah menurunkan tim tanggap darurat ke lapangan. Juga mendapat hasil survei di lapangan, memperoleh data teknis," kata Wafid dalam seminar di Auditorium Badan Geologi, Kota Bandung, Jumat (5/1/2024).
Ia mengatakan Tim Tanggap Darurat Badan Geologi pun akhirnya menemukan segmen patahan atau sesar baru yang diberi nama segmen Patahan Cipeles, dengan lokasi di sekitar Sungai Cipeles, Kabupaten Sumedang.
Wafid menjelaskan, arah segmen patahan ini adalah Barat Daya-Timur Laut relatif ke arah Utara.
Segmen Patahan Cipeles berada di ujung Timur Laut Sesar Cileunyi-Tanjungsari.
Penyelidik Bumi Ahli Muda pada Badan Geologi, Sukahar Eka Adi Saputra, mengatakan beberapa jam setelah gempa terjadi, pihaknya dalam tim peneliti Badan Geologi langsung ke lokasi untuk mengumpulkan data kerusakan dan fenomena geologi yang terjadi di Sumedang.
Baca juga: Titik Gempa Sumedang Jauh dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari, BMKG Telusuri Pusat Penyebab Guncangan
Berdasarkan pola yang terbentuk, terlihat bahwa lokasi kejadian gempa bumi di Kabupaten Sumedang merupakan pertemuan dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari dengan salah satu segmen Sesar Pamanukan-Cilacap.
"Kami melakukan pengambilan data untuk menyelidiki lokasi yang terdampak gempa Sumedang, di Babakan Hurip.
Beberapa rumah mengalami kerusakan akibat gempa ini termasuk tebing longsor di dekat lokasi kejadian," katanya.
Pihaknya pun melakukan pemotretan udara dan pengukuran lapangan untuk mengidentifikasi struktur geologi akibat gempa pada bedrock dan batuan permukaan di sekitar Sungai Cipeles.
"Kita melakukan observasi di lapangan, mendapat bukti ada patahan tua dan muda akibat gempa bumi di kawasan Sungai Cipeles. Kami duga ini penyebab gempa bumi yang episenternya di Kampung Babakan Hurip," ujarnya.
Penyelidik Bumi Ahli Muda lainnya, Joko Wahyudiono, mengatakan Sesar Cipeles adalah segmen sesar aktif sepanjang beberapa meter yang muncul di permukaan tanah, memotong lapisan tanah dan bahkan memotong rumah dan merobohkan dinding.
Baca juga: Gempa Sumedang Menurut Ahli BMKG: Terjadi dari Sesar Aktif Terusan Cileunyi-Tanjungasari
"Segmen Cipeles ini sesar aktif. Yang kita temukan di lapangan ini adalah temuan baru dan original, bahwa Segmen Sesar Cipeles adalah yang berpotensi menimbulkan kerusakan di Babakan Hurip," katanya.
Penyelidik Bumi Ahli Utama, Supartoyo, mengatakan gempa bumi ini mengingatkan kembali bahwa wilayah Kabupaten Sumedang tergolong rawan gempa bumi.
Upaya mitigasi bencana gempa bumi akan berhasil apabila semua pihak bisa meminimalisasi jenis-jenis bahaya gempa bumi.
Ia pun menjelaskan pengurangan risiko bencana gempa bumi dapat dilakukan melalui meningkatkan upaya mitigasi, penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa, sampai penyusunan regulasi di pemerintah daerah.
Ia mengatakan gempa yang terjadi akibat sebuah sesar biasanya tidak mempengaruhi aktivitas di sesar lain sekitarnya, jika kekuatan gempanya relatif kecil.
Baca juga: Warga Dilarang Bangun Rumah di Zona Merah Patahan Cugenang Cianjur, Ini Akibatnya Kalau Melanggar
"Sumber gempa bumi sifatnya independen. Apalagi ini kekuatannya tidak terlalu besar. Kalau kekuatan gempa bumi besar, bisa berpengaruh. Kalau yang Sumedang ini mudah-mudahan tidak," katanya.
Ia mengatakan Jabar memiliki cukup banyak sesar aktif, dari mulai Sesar Baribis, Cimandiri, sampai Lembang.
Dalam dimensi kecil, terdapat juga di Pamijahan, Waled, Garut Selatan, Cileunyi-Tanjungsari, Panjalu, Cibingbin, sampai Cicalengka,
"Kalau kita lihat, segmen Sesar Cipeles ini masih ke zona Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Tapi data ini masih updating," katanya.
Beasiswa Perintis 2026 Kembali Dibuka, Dukung Siswa Masuk Perguruan Tinggi Favorit |
![]() |
---|
Maruarar Sirait : Pemerintah Genjot Program 350 Rumah Subsidi Melalui KUR Perumahan |
![]() |
---|
Dukung Kawasan Bebas Sampah, Universitas Ekuitas Indonesia Optimalisasi Rumah Magot dengan Cara Ini |
![]() |
---|
Asep Suherman Anggota DPRD Jawa Barat Pastikan Pemerintah Memberikan Perlindungan bagi Petani |
![]() |
---|
Diakui di Kancah Global, Indonesia Kembali Terpilih Keanggotaan CA dan POC UPU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.