Kecelakaan Maut di Tol Japek

Ayah Korban Kecelakaan Bus di Tol Japek Ungkap Firasat Tak Biasa, Sempat Kontak Sebelum Tragedi

Dasuki (61), ayahanda korban kecelakaan maut bus di Tol KM 41 Jakarta Cikampek (Japek) Aep Priyano merasakan firasat yang tidak biasa.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Suasana rumah Aep Priyano, di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Aep menjadi salah satu korban kecelakaan maut bus di ruas Tol KM 41 Jakarta-Cikampek (Japek), Minggu (31/12/2023) malam. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Dasuki (61), ayahanda korban kecelakaan maut bus di Tol KM 41 Jakarta Cikampek (Japek) Aep Priyano merasakan firasat yang tidak biasa beberapa hari sebelum kejadian tragis tersebut.

Dasuki mengungkapkan, bahwa ia sempat berkomunikasi dengan anaknya beberapa hari sebelum kejadian.

Ia menanyakan kepada sang anak, kapan waktu kepulangannya menjelang perayaan tahun baru.

"Beberapa hari sebelumnya, saya sempat berkomunikasi dengan anak saya, menanyakan kapan pulang."

"Anak saya menyebut ingin pulang, namun karena masih ada pekerjaan, belum sempat pulang. Hingga pada malam tahun baru, Aep diperbolehkan pulang," ujar Dasuki saat diwawancarai di Dusun IV, RT.1/8, Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Senin (1/1/2024).

Meski pada awalnya ia tidak merasakan firasat, Dasuki merasakan ketidaknyamanannya selama dua hari terakhir ini.

Disampaikannya, bahwa ia memiliki perasaan hati yang tidak tenang dan tidak bisa tidur.

"Meski pada awalnya saya tidak merasakan adanya firasat, saya mulai merasakan ketidaknyamanan selama dua hari terakhir ini. Hati saya tidak tenang dan tidak bisa tidur. Biasanya setelah pulang dari masjid, saya merasa ngantuk dan tidur. Tapi kali ini, saya tidak bisa tidur sama sekali," ucapnya.

Pria berusia 61 tahun itu menjelaskan, bahwa firasat tersebut tidak dapat dijelaskan secara rasional.

"Gak tahu mikirin apa, cuma hati tuh kaya gak tenang aja. Almarhum pulang biasanya satu bulan sekali, paling lama dua hari. Kerja di PLTU baru tiga bulan, dan waktu sebulan pertama anak dan istrinya ikut di daerah kerjanya," jelas dia.

Firasat Dasuki menjadi sebuah catatan menggugah, menunjukkan adanya ketidaknyamanan batin sebelum kejadian tragis yang merenggut nyawa anaknya.

Dasuki mengisyaratkan bahwa ada lebih dari sekadar kebetulan dalam perasaannya yang tidak tenang selama dua hari sebelum peristiwa naas itu terjadi.

Sebelumnya, duka mendalam menyelimuti keluarga Aep Priyano (35), warga Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon pada Senin (1/1/2024).

Aep menjadi salah satu dari enam korban yang tak selamat dalam insiden kecelakaan maut bus di ruas Tol KM 41 Jakarta-Cikampek (Japek) pada Minggu (31/12/2023) sekitar pukul 18.30 WIB.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved