Berita Viral

Viral, Isak Tangis Istri Prajurit TNI Suaminya Gugur Karena Serangan KKB di Papua, Tinggalkan 2 Anak

Sebuah video momen pilu isak tangis istri prajurit TNI suaminya gugur jadi korban serangan KKB di Papua, viral di media sosial, tinggalkan 2 anak

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase TikTok
Viral, Video Pilu Isak Tangis Istri Prajurit TNI Suaminya Gugur Jadi Korban Serangan KKB di Papua, Tinggalkan 2 Anak Perempuan 

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video momen pilu isak tangis istri prajurit TNI suami gugur jadi korban serangan KKB di Papua, viral di media sosial, meninggalkan 2 orang anak.

Video memilukan istri prajurit TNI menangis saat sang suami disemeyamkan viral dibagikan akun TikTok @qudrotlara18.

Dalam video tersebut memperlihatkan prosesi pemakaman seorang prajurit TNI yang gugur di medan perang.

Sang istri menyaksikan peti jenazah suaminya itu untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya dimakamkan.

Baca juga: Viral Gerombolan Pemuda Tenteng Senjata Tajam di Cirebon, Ternyata Mau Tawuran, 5 Orang Ditangkap

Pada momen duka tersebut, betapa sang istri menangis pilu.

Ia mengungkapkan cerita suaminya yang telah berjanji kepada anaknya.

Janji tersebut adalah sang suami ingin melihat anaknya kelak sukses menggapai cita-citanya.

Tak hanya itu, sembari menangis pilu istri TNI itu mengungkapkan cerita anaknya menanyakan keberadaan suaminya.

“Insya Allah pak nanti papa doakan ya,” ucapnya sembari menangis pilu.

Sembar mengobati hatinya, istri prajurit TNI itu berjanji kepada anaknya bahwa dirinya yang nanti akan mengantarkannya ke sekolah.

“Nanti mamah yang ngantar dede sekolah,” ucapnya.

Diketahui, suaminya itu bernama Kopda Hendrianto.

Ia merupakan prajurit TNI dari Satuan Batalyon Infanteri 133/ Yudha Sakti (Yonif 133/YS) Padang.

Kopda Hendrianto meninggal dunia karena gugur diduga karena serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dikutip dari Kompas.com, kronologi Kopda Hendrianto gugur saat ia bertugas di Kampung Bousha, Distrik Aifat Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya pada Senin (25/12/2023) siang waktu setempat.

Kopda Hendrianto tewas karena terkena tembakan di pipi sebelah kanan.

Sebelum tewas terkena tembakan, Kopda Hendrianto dan personel lainnya baru pulang mengamankan ibadah natal di Distrik Aifat itu.

Wafatnyan Hendrianto ini meninggalkan seorang istri atau Ibu Persit bernama Gisell dan dua orang anak perempuan.

Anak pertamanya usia delapan tahun dan anak keduanya usia enam tahun.

Jenazah Kopda Herdianto, korban penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, dipulangkan ke kampung halamannya di Jambi.

Istri Kopda Hendrianto tak kuasa menahan kesedihannya upacara persemayaman jenazah sang suami di Markas Korem Wirabraja 032, Kota Padang, Rabu (27/12/2023) pagi.

Sang istri tampak duduk di kursi roda menuju mobil ambulans yang membawa jenazah Hendrianto.

Sementara anak perempuannya digendong oleh seorang personel TNI menuju ambulans.

Kini, video momen pilu istri prajurit TNI terpisahkan maut dengan suaminya yang gugur di medan perang tersebut viral di media sosial.

Tak sedikit warganet yang turut berduka cita dan merasakan pilu istri prajurit TNI yang ditinggalkan tersebut.

Berikut beragam komentar warganet.

@adelina85
“ya allah ya rob ....husnul khotimah buat om hendri ..sbr ya te”

Dita Karina
“Cry “mama yang antar kakak sekolah , mama jadi papa”

atiien
"innalillahi wa inna illaihi roji'un..semoga keluarga diberi kekuatan kesabaran dan keikhlasan..aamiin."

Elisabeth Rajaguk777
"Turut berbelasungkawa Bu.. Ikutan nangis lihat ibu pas menguatkan anaknya"

NopaNopriana
"smoga husnul khotimah ya om, dan ibu di beri kesabaran, dan yng kuat ya bu, ngk sanggup liat nya, ngk tau rasanya ada di posisi itu"

bunda dika colection
"ya alloh gak terasa air mata ini jatuh yg sabar ya mbak, semangat mbak"

Baca juga: Kisah Bharatu Resi Nugraha, Anggota Brimob Polda Jabar yang Selamat dari Maut Ditembak KKB di Papua

Kisah Lainnya - Sosok Serda Rizal Prajurit TNI Asal Bandung yang Gugur Ditembak KKB di Papua

Sudah berapa banyak prajurit TNI yang gugur karena serangan KKB di Papua.

Seorang prajurit TNI asal Bandung juga jadi korban, dia adalah Serda Mochamad Rizal Maulana Arifin.

Isak tangis dan suasana duka menyelimuti rumah keluarga Serda Mochamad Rizal Maulana Arifin, di Kampung Bojong Suren, RT 01/RW 11, Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kamis (27/1/2022) lalu.

Serda Mochamad Rizal, merupakan satu dari tiga anggota TNI yang gugur dalam kontak senjata dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua, di Distrik Gome Kabupaten Puncak Papua, sekiatar pukul 05.30 WIT.

Ayah Serda Mochamad Rizal, Aca Suhendar (52) mengaku awalnya mengetahui anaknya menjadi korban saat kontak senjata, dari teman tunangannya.

"Namun, saya tak begitu percaya, tapi saat menerima telepon dari TNI, baru saya percaya," kata Aca berkaca-kaca saat ditemui di rumahnya.

Aca mengaku, awalnya menerima informasi, anaknya tertembak di bagian paha.

"Namun kalau hanya tertembak di bagian paha, mungkin tak sampai meninggal, ternyata ia juga katanya tertembak di bagian perut," ujar Aca.

Menurut Aca, anaknya berangkat tugas ke Papua, Agustus tahun kemarin dan rencananya, bulan Mei akan pulang ke sini.

"Tentu kami sangat kehilangan, dia anak yang baik. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah kejadian," kata Aca, sambil meneteskan air matanya.

Aca mengatakan, mau tugas di Bandung atau Papua, kalau sudah takdir tidak bisa menolak.

"Kami sangat kehilangan, namun kami sudah menerimanya, ikhlas dan bangga anak saya gugur dalam menjalankan tugas negara, semoga sahid," ucapnya.

Di dalam rumah, ibu dan keluarganya yang lain tak kuasa menahan tangis.

Beberapa kerabat terlihat berusaha menenangkannya. 

Ada Dua Kali Serangan

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berulah lagi. Sebelumnya, serangan mereka menyebabkan dua prajurit TNI gugur di Pos TNI Gome, Kabupaten Puncak, Papua.

Akibat serangan kedua, Kamis (27/1/2022), seorang prajurit TNI bernama Pratu Rahman gugur dan Pratu Saeful kritis.

Dengan begitu, prajurit TNI yang gugur akibat serangan KKB hari ini menjadi tiga orang.

Sebab, serangan sebelumnya sudah menyebabkan dua prajurit TNI gugur, yakni Serda Rizal dan Pratu Tupas Barazza.

Prajurit yang menjadi korban serangan KKB itu merupakan anggota YR 408/Sbh.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengatakan, seusai tertembak, Pratu Rahman dan Pratu Saeful langsung dievakuasi menuju puskesmas setempat.

Dokter di puskesmas menyatakan bahwa Pratu Rahman sudah meninggal dunia.

"Akibat penyerangan kembali ke Pos TNI, sehingga mengakibatkan dua personel atas nama Pratu Rahman dan Pratu Saeful terkena tembakan kemudian dievakuasi ke Puskesmas Ilaga. Setibanya di Puskesmas Ilaga untuk korban Pratu Rahman dinyatakan meninggal dunia oleh dokter puskesmas," ujar Aqsha melalui keterangan tertulis, Kamis.

Aqsha mengungkapkan, penyerangan kedua dilakukan KKB setelah personel YR 408/Sbh mengevakuasi dua korban pertama.

"Setelah dilaksanakan evakuasi, terjadi penyerangan kembali oleh KST terhadap Pos Satgas Kodim YR 408/Sbh," kata Aqsha.

Sebelumnya, KKB menyerang Pos TNI Gome di Kabupaten Puncak, Papua pada Kamis (27/1/2022) pagi saat pergantian petugas jaga.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved