Caleg DPR RI dan DPRD Jabar Dapil Jabar 1 Partai Gelora Beri Edukasi & Sosialisasi Kesehatan Mental

Calon legislatif DPR RI Dapil Jabar 1 dari Partai Gelora, dr Rina Adeline bersama Caleg DPRD Jabar dapil Jabar 1, Rully Syumanda menghadiri kegiatan

|
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA
Calon legislatif DPR RI Dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) dari Partai Gelora, dr Rina Adeline bersama Caleg DPRD Jabar dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi), Rully Syumanda menghadiri kegiatan diskusi olah hati finding balance: pengaruh tingkat stres pada kesehatan mental di Jalan Raya Cinunuk, Minggu (24/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Calon legislatif DPR RI Dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) dari Partai Gelora, dr Rina Adeline bersama Caleg DPRD Jabar dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi), Rully Syumanda menghadiri kegiatan diskusi olah hati finding balance: pengaruh tingkat stres pada kesehatan mental di Jalan Raya Cinunuk, Minggu (24/12/2023).

dr Rina menyampaikan bahwa kegiatan diskusi ini untuk meningkatkan kepedulian generasi milenial dan generasi Z, khususnya di UIN Sunan Gunung Djati Bandung agar mampu meningkatkan ketahanan dirinya terhadap kesehatan mental dan stres.

"Anak-anak ini banyak kan habis mengikuti ujian. Jadi, kami sosialisasikan bagaimana caranya mengatasi itu, serta sosialisasikan terkait vitamin D," ujarnya.

dr Rina pun menegaskan, memang cukup tinggi pengaruh tingkat stres pada kesehatan mental.

Pasalnya kedua hal itu seperti hubungan yang bolak-balik saling bersinggungan yang ketahanan mentalnya kurang baik maka mudah stres, lalu yang stres bisa kemudian lanjut ke gangguan ketahanan mental atau gangguan kesehatan mental, sehingga memang hubungannya sangat erat.

Baca juga: Yayasan Dulur dr Rina dan Kang Rully Siapkan Beasiswa ke 10 Ribu Siswa SD Hingga SMA Sekolah Swasta

"Anak-anak gen Z dan milenial secara statistik memang lebih tinggi gangguan kesehatan ketahanan mentalnya dan munculnya stres lebih banyak, karena mereka banyak sekali didera dengan kondisi lingkungan, semisal pandemi covid yang menimbulkan stres luar biasa, ditambah keterlibatan media sosial dan internet, ketimbang quality time bersama keluarga," ujarnya.

Adapun tips atau saran yang diutarakan dr Rina terkait hal ini, pertama dia mengaku sering mengarahkan pada ibadah, seperti salat, zikir, meditasi, yoga, dan hal lainnya untuk meredakan ledakan-ledakan.

Kedua, organisasi, kata dr Rina, penting untuk belajar menghadapi orang lain, membina hubungan sosial, dan ketiga perlunya istirahat yang cukup ditambah asupan makanan bergizi dan seimbang, serta vitamin d.

Calon legislatif DPR RI Dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) dari Partai Gelora, dr Rina Adeline bersama Caleg DPRD Jabar dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi), Rully Syumanda menghadiri kegiatan diskusi olah hati finding balance: pengaruh tingkat stres pada kesehatan mental di Jalan Raya Cinunuk, Minggu (24/12/2023).
Calon legislatif DPR RI Dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) dari Partai Gelora, dr Rina Adeline bersama Caleg DPRD Jabar dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi), Rully Syumanda menghadiri kegiatan diskusi olah hati finding balance: pengaruh tingkat stres pada kesehatan mental di Jalan Raya Cinunuk, Minggu (24/12/2023). (TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA)

Dosen Sosiologi Antropologi Komunikasi UIN Bandung, Muhammad Rif'at Al Razi mengaku sangat menarik apa yang disampaikan dr Rina.

Sebagai dosen, katanya, dia pun masuk dalam dosen kalangan milenial dan mahasiswanya didominasi oleh gen z.

Menurutnya, perlu sekali yang namanya ketahanan mental yang terkadang cenderung rapuh.

"Akhirnya saya pun berusaha mengajar dari agak kaku seperti era terdahulu tapi sekarang bisa lebih santai, semisal menggelar UAS ke hal menarik berupa proyek bukan tes tulis," katanya.

Baca juga: Partai Gelora Targetkan 4 Persen Suara dan Lolos ke Parlemen, Jabar Jadi Lumbung Suara

Rully Syumanda pun menegaskan acara-acara diskusi atau seminar terkait kondisi mental atau kesehatan mental ini harus terus digalakkan tak hanya ke generasi milenial dan z tapi generasi sebelum-sebelumnya, semisal gen x atau baby boomers.

"Terkadang kan tak hanya milenial dan z, tapi orangtua-orangtuanya pun terkadang merasa kebingungan, terlebih nanti gen Alfa (2022-2027) lebih susah lagi menanganinya lantaran mudah tantrum," katanya. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved