Hatta Rajasa Muncul Bela Zulhas, Kenal Lama, "Tak mungkin menghina agamanya sendiri"
TRIBUNJABAR.ID - Tuduhan penistaan agama yang dialamatkan pada Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan akhirnya ditanggapi juga oleh pendahul
TRIBUNJABAR.ID - Tuduhan penistaan agama yang dialamatkan pada Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan akhirnya ditanggapi juga oleh pendahulunya, Hatta Rajasa.
Hatta yang memimpin PAN pada periode 2010 - 2015 itu mengaku mendapat banyak pertanyaan soal tuduhan terhadap Menteri Perdagangan di kabinet Jokowi itu. Karena pertanyaan-pertanyaan itulah Hatta Rajasa pun buka suara.
"Bila kita cermati dan lihat secara utuh esensi narasi pak Zulhas dalam pertemuan tersebut, justru ingin mengajak masyarakat agar tidak terpecah-belah apalagi saling bertentangan dan menimbulkan rasa permusuhan karena perbedaan pilihan, perbedaan politik dalam kontestasi Pemilu 2024," kata Hatta, Kamis (21/12/2023).
Sebelumnya, beredar video di media sosial yang isinya penggalan pidato Zulkifli Hasan yang menyebutkan banyak orang sekarang tidak berani menyebut 'Amin' setelah berdoa, karena lebih memilih Prabowo - Gibran.
Menurut Hatta, tuduhan penistaan agama terlalu jauh dan berlebihan. Ia mengaku mencium aroma politisasi dan terlalu dipaksakan untuk mendapat keuntungan sesaat.
"Padahal, yang disampaikan Pak Zulhas dengan mencontohkan gerakan tangan dan ucapan, esensinya juga sama seperti yang di sampaikan beberapa tokoh/ ulama.
Sebagaimana video yang juga beredar di sosmed, yang pada intinya mengingatkan agar kita tidak terpecah belah karena perbedaan pilihan," kata Menteri Koordinator Perekonomian periode 2009 - 2014 itu.
Hatta juga mengaku mengenal Zulkifli secara pribadi cukup lama, dan disebutnya sebagai muslim yang taat melaksanakan ibadah.
"Bahkan saya tahu betul hingga saat ini masih melaksanakan puasa Daud. Jadi sangat tidak mungkin Zulhas akan menistakan agama Islam, agamanya sendiri," kata Hatta.
Hatta pun mengajak masyarkat Indonesia mengisi pemilu dengan hal hal produktif. Menurut Hatta, pilihan politik boleh berbeda, tetapi Bangsa Indonesia tetap harus bersatu, menjauhkan permusuhan karena tugas warga adalah membawa Bangsa Indonesia menjadi Bangsa yang besar, maju dan sejahtera.
"Pemilu adalah sarana kita sebagai negara demokrasi untuk memilih pemimpin, yang siapapun kelak terpilih ia adalah pemimpin yang harus kita dukung bersama, untuk membawa kita menjadi bangsa maju," kata Hatta.(*)
| Kemah Ortom PAN 2025, Ayi Sahrul Hamzah: Ortom PAN Harus Jadi Penggerak Ideologis & Sosial Partai |
|
|---|
| Bersiap untuk Target Besar di Pemilu 2029, PAN Jabar Panaskan Mesin Politik dari Cirebon |
|
|---|
| Hasbullah: Fraksi PAN Dukung Gerakan Poe Ibu, Dorong Tata Kelola Transparan |
|
|---|
| Rekam Jejak Eko Patrio yang Dinonaktifkan dari DPR RI, dari Kondektur Bus, Pelawak hingga Politisi |
|
|---|
| Respons Pasha Ungu setelah Viral Diisukan Mundur dari DPR RI: Masuknya Saja Susah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.