Gempa Bumi di Sukabumi

Warga Kaki Gunung Salak Trauma, Suara Mobil Dikira Gempa, Istigfar Terdengar di Kabandungan Sukabumi

Trauma dirasakan warga Kaki Gunung Salak di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

|
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/M RIZAL JALALUDIN
Warga di Kaki Gunung Salak di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, merasakan trauma akibat gempa bumi, warga yang berada di tenda darurat sampai kaget ketika mendengar suara mobil, Kamis (14/12/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Trauma dirasakan warga Kaki Gunung Salak di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Mereka merasakan trauma karena setiap hari merasakan gempa bumi, terlebih pada Jumat (8/12/2023) rumah mereka rusak dan tadi pagi kembali diguncang gempa bumi magnitudo 4,6, Kamis (14/12/2023).

Bahkan, ketika mereka mendengar mobil dihidupkan langsung terbayang gempa bumi.

Pantauan Tribunjabar.id di tenda pengungsian, warga serentak beristigfar ketika mendengar mobil truk BPBD dihidupkan, Kamis (14/12/2023).

"Astgafirullah," ucap ibu-ibu di pengungsian saat dengar suara mobil truk.

Salah seorang warga, Ucih (47), mengaku trauma, terlebih pagi tadi saat terjadi gempa ia sedang berada di rumah.

Baca juga: Analisis PVMBG Soal Gempa di Bogor-Sukabumi, Pusat Gempa di Darat, Status Gunung Salak Masih Normal

"Pas di rumah, guncangan gak kaya kemarin, tadi mah beda, lebih besar dari kemaren, lama. Panik lah, malam tidur di sini (tenda), tadi lagi di kamar mandi lagi siap-siap, mau berangkat kerja, lagi di dapur masak, tadi saya lari keluar, bapak loncat," kata Ucih kepada Tribun di tenda pengungsian.

Trauma yang dirasakan Ucih belum hilang karena dalam sehari di sana terjadi gempa 3 sampai 5 kali.

"Kadang-kadang gempanya pagi, kadang sore ke tendanya, kalau malam pasti ke tenda. Masih trauma, barusan di tes darah naik," ucapnya.

Kepala Desa Cipeuteuy, Purnama Wijaya, mengatakan, hampir semua warga merasakan trauma akibat gempa bumi Gunung Salak.

"Masyarakat merasa trauma, terus ketakutan, malam itu ketakutan, karena gempanya ini datangnya jam 2 malam, kalau nggak jam 7 pagi, udah rutin aja itu, setelah tadi pagi gempa besar itu ada susulannya kecil-kecil," ujarnya.

Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi.
Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi. (instagram@bmkg)

"Yang akhirnya kaya tadi ada mobil lewat, warga langsung ketakutan, karena memang udah seminggu ini gitu tiap hari," jelasnya.

Baca juga: Gempa Sukabumi 4,6 SM Tadi Pagi Ternyata Terkait Aktivitas Vulkanik Gunung Salak, Masuk Gempa Swarm

Purnama menyebut, rata-rata sehari terjadi gempa bumi tiga sampai lima kali dengan skala kecil, terbesar terjadi pagi tadi.

"Rata-rata gempa sehari 3 sampai 5 kali, tapi kekuatanya kecil-kecil, yang gede itu tadi pagi," kata Purnama. (*)

Silakan baca artikel Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved