Berita Viral

Viral, Mahasiswa UIN Walisongo Dikeroyok saat Debat Pemilihan Ketua BEM, Saksi: Sampai Kejar-kejaran

Heboh, seorang mahasiswa UIN Walisongo Semarang dikeroyok di kampusnya saat debat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM atau Dewan Eksekutif Mahasiswa (

Kompas.com
Ilustrasi penganiayaan - Heboh, seorang mahasiswa UIN Walisongo Semarang dikeroyok di kampusnya saat debat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM atau Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) pada Senin (27/11/2023). 

TRIBUNJABAR.ID - Heboh, seorang mahasiswa UIN Walisongo Semarang dikeroyok di kampusnya.

Peristiwa itu terjadi saat debat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM atau Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) pada Senin (27/11/2023).

Korban mengaku dipukuli dan ditendang saat kejadian tersebut.

Korban yang bernama Fadel Irmansyah (24) adalah salah satu anggota Ketua Pemilihan Mahasiswa (KPM) atau penyelenggara pemilihan.

Setelah korban pengeroyokan, Fadel pun melaporkan kejadian itu ke polisi.

"Lebih dari enam kali dipukuli. Dada ditendang juga. Kepala saya bocor, dijahit sampai tiga. Kata dokter lukanya agak dalam," ujar Fadel melalui telepon, Kamis (14/12/2023), dikutip dari Kompas.com.

Di hari yang sama ia melapor ke Polsek Ngaliyan, Fadel diarahkan melakukan visum.

Melalui kesaksian teman-temannya, ada sejumlah mahasiswa yang mengeroyoknya.

"12 orang yang saya laporkan," kata Fadel.

Adapun keributan ketika debat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua DEMA itu terekam dalam sejumlah video.

Dalam video itu terlihat segerombol mahasiswa dengan emosi meluap ribit di luar gedung dalam area kampus.

Fadel mengatakan, diirnya dikeroyok dan dipukuli di sebelah Timur auditorium II Kampus III UIN Walisongo sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Viral Konvoi Pelajar Acungkan Sajam di Pamanukan Subang, Diamankan Polisi, Ada yang Bawa Narkoba

Para mahasiswa itu disebut memprotes pelaksanaan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua DEMA UIN Walisongo.

Mulanya mereka hendak menemui Ketua KPM, akan tetapi Fadel yang menemui assa itu justru jadi target pelampiasan.

"Alasan mereka ketidakjelasan dari regulasi KPM," kata Fadel.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved