Kisah Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi, Seorang Korban Sempat Telepon, Mengaku Tak Kuat

Upaya evakuasi terus dilakukan Tim SAR gabungan pada puluhan pendaki yang terjebak di jalur pendakian saat Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus.

Editor: Januar Pribadi Hamel
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Tim gabungan saat berkoordinasi dengan di kawasan Pasanggrahan Gunung Marapi, Kabupaten Agam, Senin (4/12/2023). 

Kengerian juga diungkapkan Zhafirah. Meski berhasil turun dengan selamat, ia mengalami luka-luka. Hingga kemarin, ia masih dirawat di Rumah Sakit Ahmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Terbaring lemah dengan luka bakar di area wajah. Tangannya patah.
Meski begitu, Zhafirah sudah mulai bisa kembali berbicara.

"Alhamdulillah, bisa ngomong sedikit-sedikit," ujarnya.

Zhafirah diketahui selamat menyusul rekaman video yang ia kirimkan beberapa saat setelah Gunung Marapi meletus. Dalam rekaman video itu tubuh Zhafira sudah dipenuhi abu vulkanik. Terlihat ia sudah dalam keadaan lemas saat meminta pertolongan.

Rani Radelani, bibi Zhafirah, mengatakan video itu diambil dan dikirimkan keponakannya dengan menggunakan telepon seluler pendaki lain yang tercecer di jalur pendakian.

“Barang dia hilang semuanya, jadi ada handphone orang dapat sama dia. Ada sinyal dan bisa dibuka handphone-nya,” ujar Rani. “Tangannya patah, luka-luka. Tidak kuat lagi katanya.”

Berkat rekaman video itu pula petugas SAR dapat dengan segera menemukannya.

"Kami berterima kasih kepada tim yang mencari dengan cepat, sehari sudah ketemu anak-anak kami," ujar Rani.

Zhafirah, ujar Rani, adalah mahasiswa jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang. Zhafirah juga seorang atlet silat.

"Mendaki ke Gunung Marapi ini merupakan pengalaman pertamanya," ujar Rani.

Yasirli Amri (21), mahasiswi Politeknik Negeri Padang lainnya, yang Minggu itu juga mendaki Marapi, juga sempat menelepon ayahnya, beberapa jam setelah letusan. Dalam teleponnya, Yasirli mengaku haus dan sudah tidak sanggup lagi berjalan.

Hingga kemarin, ia belum berhasil dievakuasi. Kondisi terakhirnya belum diketahui. Teleponnya sudah tak lagi berfungsi.

Sepupu Yasirli, Ahmad Gandi Sabri (28) mengatakan, adik sepupunya berangkat ke Gunung Marapi sejak Jumat (1/12). Saat pamit, Yasirli mengatakan menuju Gunung Marapi bersama rombongan berjumlah 18 orang.

"Di telepon itu, ia menyebut bahwa dirinya haus, kakinya rasa mau patah dan tidak sanggup lagi berjalan," ujar Sabri, kemarin.

Seperti halnya Zhafirah, ini juga kali pertama Yasirli mendaki gunung.

Sabri dan keluarga berharap Yasirli berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved