Mahasiswa Bentrok dengan Polisi, Massa Aksi Ngotot Ingin Bertemu Pj Wali Kota Tasik yang Tak Ada
Ratusan orang yang melakukan aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya mendatangi Bale Kota Tasikmalaya pada Jumat (1/12)
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNJABAR.ID, KOTA TASIKMALAYA - Ratusan orang yang melakukan aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya mendatangi Bale Kota Tasikmalaya pada Jumat (1/12/2023) sore.
Sebelumnya, mereka sempat memblokade jalan raya di pertigaan Rancabango dan menyampaikan aspirasi mereka di depan salah satu mal di sana.
Aspirasi terkait reformasi birokrasi Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya itu pun akhirnya disuarakan kembali di halaman depan Bale Kota Tasikmalaya.
Bahkan, mereka menuntut Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Cirgowansyah untuk hadir di sana guna mendiskusikan kajian permasalahan yang dibawa para massa aksi PMII Kota Tasikmalaya ini.
Tak kunjung ditemui, massa aksi pun sempat mencoba menerobos barisan petugas kepolisian-Satpol PP di pintu masuk gedung Bale Kota.
Bentorkan pun tak terhindarkan, sehingga demonstrasi itu pun sempat diwarnai aksi saling dorong.
Bahkan, beberapa barang seperti air minum kemasan gelas plastik dan pecahan pot tanaman juga tampak melayang hingga menghantam dinding Bale Kota.
Kericuhan tersebut sempat berlangsung cukup lama. Pasalnya, pihak kepolisian mendatangkan pasukan pengendali massa dan mobil meriam air.
Melihat pasukan tersebut, massa kian memanas dan meneriaki mereka sebagai ‘Captain America’ lantaran tameng serta pentungan yang pasukan tersebut bawa tampak sudah bersiaga.
Bahkan, massa aksi yang meradang itu pun berusaha menyerang pasukan pengendali massa, namun berhasil dihalau sehingga kericuhan tidak berlarut-larut.
Selang beberapa menit, Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP SY Zainal Abidin tampak terjun langsung memimpin pengamanan disusul oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Tasikmalaya, Ivan Dicksan.
Massa aksi lantas menenangkan diri, kemudian membuka komunikasi dan memaksa Cheka untuk menemui mereka.
“Setiap ada massa aksi, Cheka selalu tidak ada atau tidak mau menemui. Kami dari PMII pun sudah 4 kali melakukan aksi, tapi tidak pernah sekali pun ditemui oleh Cheka," jelas salah satu orator seperti dikutip TribunPriangan.com saat berdiskusi dengan Ivan Dicksan di lokasi pada Jumat (1/12/2023) petang.
Ia juga ingin mendiskusikan kajian permasalahan yang dibawa oleh massa aksi PMII Kota Tasikmalaya dengan Cheka Virgowansyah.
Sekda Ivan Dicksan segera memberi penjelasan kepada massa aksi terkait Pj Wali Kota yang tidak bisa hadir di sana.
“Pak Pj Wali Kota dari kemarin ada kegiatan di luar kota, ada Rapat Koordinasi (Rakor) kepala daerah di Kertajati, Majalengka. Malam ini juga ada Rakor di Bandung," jelas Ivan.
Bahkan, Ivan juga menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadiran Pj Wali Kota untuk menerima massa aksi di Bale Kota Tasikmalaya.
“Mohon maaf, barangkali waktunya kurang pas dan informasinya mendadak. Tapi, aspirasi teman-teman mahasiswa akan kami sampaikan, nanti saya siapkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait supaya diskusinya lebih fokus," tutup Ivan.
Terpisah, Koordinator Lapangan (Koorlap) Massa Aksi, Heru Muchtar menilai bahwa Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah alergi terhadap mahasiswa.
“Itu merupakan sifat alergi Bapak Cheka Virgowansyah, karena sampai saat ini, kami sudah mengawal beberapa persoalan terkait dengan persoalan yang harus diselesaikan oleh Pj Wali Kota Tasikmalaya,” tutur Heru kepada TribunPriangan.com di lokasi.
“Akan tetapi, Pj Wali Kota Tasikmalaya sampai saat ini belum pernah menemui massa PMII,” lanjutnya.
Heru juga mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini membawa segudang permasalahan yang ada di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Pertama, terkait dengan persoalan kemiskinan hari ini. Kita ketahui bahwasanya Cheka pernah mengklaim bahwa Kota Tasikmalaya telah mendapatkan predikat dan penghargaan dalam menurunkan kemiskinan di Kota Tasikmalaya,” papar Heru.
“Akan tetapi, menurut kami, dia bukan menurunkan, melainkan kemiskinan justru turun-temurun di masyarakat Kota Tasikmalaya, Jawa Barat ini,” lanjutnya.
Kemudian, tambah Heru, permasalahan darurat terkait netralitas kepolisian.
“Hari ini kami anggap kepolisian selalu melakukan intimidasi dan intervensi terhadap apa yang dilakukan oleh kader-kader PMII,” ucapnya.
Heru mengatakan, bahwa tentunya pihak PMII sendiri pun mempunyai dasar dan alasan mengapa mereka harus mengawal permasalahan-permasalahan yang terjadi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat ini.
“Kemudian terkait masalah kesehatan. Baru-baru ini, kita digegerkan dengan bahwasanya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya melakukan kelalaian dengan mengorbankan satu nyawa anak,” paparnya.
“Kemudian permasalahan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hari ini semakin menjamur di Kota Tasikmalaya dengan adanya permasalahan mengenai korupsi dalam hasil laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2019 lalu, sedang hari ini masih menjadi permasalahan yang tak kalah penting juga,” lanjut Heru.
Kemudian, tambah dia, permasalahan-permasalahan lainnya yang terkait dengan reformasi birokrasi.
“Kami menilai ini menjadi dasar permasalahan, bahwa setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Tasikmalaya, tidak mampu menjalankan kinerjanya secara optimal,” pungkas Heru. (*)
aksi mahasiswa
Bale Kota Tasikmalaya
Cheka Virgowansyah
Ivan Dicksan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Mahasiswa Cipayung Plus Gelar Unjuk Rasa di DPRD Jabar |
![]() |
---|
Mahasiswa Protes Penggunaan Gas Air Mata di Kawasan Unisba dan Unpas, Beri Kritik Soal Tunjangan |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Siap Fasilitasi Mahasiswa Berdialog dengan Pemerintah, Kumpulkan Rektor se-Jawa Barat |
![]() |
---|
Mahasiswa Gelar Aksi di Purwakarta, Kritik DPR RI hingga Desak RUU Perampasan Aset |
![]() |
---|
Mahasiswa Sampaikan 10 Tuntutan atas 100 Hari Kepemimpinan Bupati Subang Reynaldy |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.