Berita Viral

Viral Kisah Sukarti, 40 Tahun Tinggal di Kolong Jembatan, Hidup Tanpa Listrik, Ikhlas Diejek Miskin

Inilah kisah Sukarti (60), wanita yang berjuang keras untuk menyambung hidup, sering diejek miskin.

Kompas.com
Inilah kisah Sukarti (60), wanita yang berjuang keras untuk menyambung hidup, sering diejek miskin. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah kisah Sukarti (60), wanita yang berjuang keras untuk menyambung hidup.

Di usianya yang tidak muda lagi, Suakrti tetap kerja keras untuk menyambung hidup.

Kisahnya viral, karena perjuangannya dan menjalani hidup puluhan tahun di kolong Jalan Soekarno Hatta, Semarang Timur, Jawa Tengah.

Diketahui, sehari-harinya ia berjualan angkringan demi bertahan hidup di Kota Semarang.

Ia hanya menjual beberapa jenis minuman seperti jahe, teh, ataupun kopi, gorengan dan makanan ringan lainnya.

Sukarti berharap ada saja masyarakat yang ingin membeli dagangannya.

Bahkan, ia rela dihina miskin lantaran sehari-hari tinggal di tempat yang tidak layak huni.

Namun yang penting baginya adalah sehat menjalani hidup dan tidak mencuri.

"Kalau jualan ini tidak mesti dapatnya, sehari kadang ramai kadang sepi, paling bisa dapat Rp 50.000, kadang Rp 80.000," tutur Sukarti, dikutip dari Kompas.com.

Sukarti mengatakan dirinya bersama keluarga hidup tanpa listrik.

Selain tidak ada listrik, tempat tinggalnya pun tidak dialiri dengan air bersih.

Meski begitu, Sukarti tidak mempunyai pilihan lain selain bertahan di tempat tersebut.

Ada dipan kayu di 'rumah' Sukarti. Di samping dipan itu terdapat lemari kayu dengan baju dan celana yang menggantung.

Selain itu, ada juga beberapa drum berisi air, peralatan dapur, dua kasur atau satu tangga untuk naik ke kolong jembatan, serta gerobak angkringan.

Terlihat juga ada sejumlah anjing kecil di sekitar angkringan milik Suharti.

Wanita asal Kudus, Jawa Tengah itu tinggal bersama suami, anak dan menantunya.

Selain itu, dua cucunya pun ikut tinggal bersamanya.

Tak hanya sebentar, keluarga Sukarti sudah tinggal di kolong jembatan selama 40 tahun.

Meski tak punya atap dan dinding yang melindungi, dirinya menyebut, kolong jembatan dengan segala keterbatasannya itu sudah dia sebut sebagai 'rumah'.

"Saya diejek miskin tidak apa-apa, saya di sini kan cari makan, jualan.

Yang penting sehat, tidak mencuri," kata Sukarti dikutip.

Baca juga: Viral, Dosen di Malang Digaji Hanya Rp 1 Juta/Bulan Selama 3 Tahun, Alasan Tetap Bertahan Disoroti

Sukarti mengatakan, 'rumah' yang dia tinggali itu tidak tersambung dengan aliran listrik.

Sehingga, saat malam hari dirinya harus menghidupkan aki untuk mendapatkan cahaya lampu.

Lantas, untuk kebutuhan air bersih seperti mandi, memasak dan mencuci pakaian, biasanya membeli air yang ditampung di beberapa drum besar.

"Ya kalau tidur juga di sini," ucap dia.

Sukarti mengatakan, sebelum tinggal di kolong jembatan, dirinya dan sembilan saudaranya pernah memiliki rumah di Jalan Tambak Dalam.

Bahkan, dirinya juga pernah bekerja menjadi buruh pabrik.

Seiring berjalannya waktu, kedua orangtuanya menua dan meninggal dunia.

Dirinya pun mendapatkan warisan berumah rumah tersebut.

Namun, dalam pembagian warisan itu, Sukarti mendapatkan uang Rp 15 juta.

"Saudara-saudara saya itu mampu-mampu, yang tidak mampu cuma saya.

Kalau nengok ke sini, kadang pada malu, nangis karena melihat nasib kakaknya," ucap Sukarti.

Meski bertahan di tengah keterbatasan, Sukarti tak henti mengucap syukur lantaran masih bisa menjalankan aktivitas dengan keadaan sehat.

"Saya miskin tidak apa-apa, yang penting sehat," pungkas dia.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

#BeritaViral

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved