Kemenperin Gencarkan Kebiasaan Masyarakat Gunakan Kendaraan Listrik, Bukan Bidik Target Penjualan

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementrian Perindustrian, Taufiek Bawazier, mengatakan, tidak menargetkan p

|
Penulis: Nappisah | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/NAPPISAH
Salah satu kendaraan listrik di Pameran Otomatif GIIAS, Rabu (22/11/2023) 

Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementrian Perindustrian, Taufiek Bawazier, mengatakan, tidak menargetkan penjualan kendaraan listrik.

"Kami tidak masang target, tapi kita coba pendekatannya ke behaviour masyarakat. Kalau lihat dari pertumbuhan sejak dikeluarkan BBN BTP itu naiknya signifikan sekitar 4.000 sekian," ujarnya kepada awak media, di Sudirman Grand Balroom, Rabu (22/11/2023).

Menurutnya, ekspektasi masyarakat ada dua kebiasaannya, pertama orang yang beli itu bukan first buyer, namun second buyer.

"Dia ingin merasakan apa namanya electric vehicle dapat menjadi spirit. Kalau ditargetkan sepeda motor saja sudah hampir memasuki target awal," ujarnya.

Ia berharap, masyarakat ingin mencoba kendaraan listrik sehingga daya beli meningkat.

"Kebijakan kemarin, Bea Balik Nama itu hanya dua mobil, Hyundai sama Wuling itu juga naiknya cukup signifikan sekitar 126 persen, sebelum diadakan insentif," ucapnya.

Ia menilai, daya beli masyarakat sekira 62 persen di harga rentang 300 jutaan.

"Jadi mereka masuk ke segmen itu pasti, dia akan mendapat manfaat dari purchasing power itu manufaktur dan terbukti," ucapnya.

Taufiek berharap, merek-merek lain yang muncul bisa mengisi pasar mobil listrik.

"Pemerintah punya road map dari mobil listrik itu targetnya 20 persen di 2025. Dari sisi kategori listrik itu kan sebenarnya full listrik ada separuh listrik yaitu Hybrid," katanya.

Namun, kata dia, penggunaan kendaraan listrik pengurangan full karbon dan juga emisinya.

"Sebenarnya menggunakan mobil listrik itu punya banyak manfaat, mendorong ekosistem ramah lingkungan dan lain sebagainya," kata dia.

Ia menuturkan, insentif pemberian subsidi mobil hybrid keputusan dari Menteri Keuangan.

"Sensitifitas saya katakan secara ekonomis sensitifitas kalau kita turun 10 persen itu volume tumbuhnya 30 persen. Apapun komponennya, ada komponen BPNBM pajak daerah, tadi Bapenda menyampaikan ada juga PPN," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved