Anak SMP Dihabisi Teman di Garut

''Warning bagi Para Orang Tua,'' KPAID Dampingi Bocah yang Habisi Temannya di Garut

Perlu ada assessment pendampingan menyeluruh tidak hanya bagi orang tua korban, tapi juga untuk orang tua terduga pelaku

Istimewa/ Dok - Polsek Cibiuk
Anggota TNI-Polri saat hendak mengevakuasi bocah korban perampasan nyawa yang ditemukan di Sungai Cimanuk kawasan Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (3/11/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya merespon adanya kasus anak SMP menghabisi nyawa temannya sendiri di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto menyebut, pihaknya tengah mendampingi anak yang jadi pelaku dalam kasus tersebut.

"Kita melakukan pendampingan kepada ananda terduga pelaku. Jadi kita ikut prihatin dengan hal ini bisa terjadi, ini adalah warning bagi para orang tua," ujar Ato saat dihubungi Tribunjabar.id, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Nyawa Anak SMP Dihabisi Teman di Garut, Tim Perlindungan Anak di Tingkat Desa Diminta Lakukan Ini

Ia menuturkan, kasus tersebut di luar logika bagi orang dewasa, bagaimana seorang anak bisa sampai berani melakukan perbuatan demikian.

Peristiwa tersebut, menurut Ato, harus jadi perhatian bagi para orang tua anak dalam melakukan pengawasan yang ketat terhadap anak-anaknya.

Ia juga mendesak semua pihak terkait untuk melakukan assesmen yang melibatkan para ahli, hal ini dimaksudkan untuk mencari tahu motif, selain dari motif yang diketahui dari hasil penyelidikan kepolisian.

"Kami khawatir ini ada variabel-variabel yang lain yang mengakibatkan anak ini melakukan itu," ucap Ato.

"Jadi artinya bahwa sebetulnya main voli itu mungkin hanya sebagai akumulasi saja, nah ini kan butuh didalami," lanjutnya.

Ato menjelaskan, hasil dari pendalaman itu nantinya akan menjadi bahan evaluasi yang bisa disampaikan kepada para orang tua, sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Ia juga menyebut, perlu ada assessment pendampingan menyeluruh tidak hanya bagi orang tua korban, tapi juga untuk orang tua terduga pelaku.

Pihaknya juga berharap anak yang menjadi terduga pelaku tersebut tidak menjadi korban bullying selanjutnya.

"Ya kita sama sama menjaga, karena ini (mereka) bertetangga, berteman, jangan sampai kemudian terjadi hal hal yang tidak diingkan yang berdampak pada buruknya perkembangan anak yanh berasa di lingkungan itu," tandas Ato.

Baca juga: Sadisnya Anak SMP di Garut Ini Habisi Kawannya, Tak Ada Pertengkaran, Langsung Srett

kronologi Kejadian

Peristiwa tragis dialami oleh Agum Gumelar bocah SMP asal Garut berusia 13 tahun, ia tewas di tangan temannya sendiri usai bermain voli bersama.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved