TERNYATA, 70 Persen Wilayah Sumedang Rawan Banjir dan Longsor, Warga Diimbau Waspada Bencana

Masyarakat di Kabupaten Sumedang diimbau waspada bencana banjir dan longsor.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Kiki Andriana
Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Atang Sutarno. Tujuh puluh persen wilayah Sumedang rawan bencana alam tanah longsor dan banjir. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana.

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Masyarakat di Kabupaten Sumedang diimbau waspada bencana banjir dan longsor.

Memasuki musim penghujan dan El Nino yang belum selesai, bencana hidrometereologi mengintai.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang bahkan menyebutkan 70 persen wilayah di Sumedang rawan banjir dan tanah longsor. 

"Ya dari 26 kecamatan, 60 hingga 70 persennya rawan (bencana alam)," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno, kepada TribunJabar.id, Selasa (7/11/2023). 

Atang mengatakan, pemetaan sudah dilakukan.

Baca juga: Pria ODGJ di Sumedang Tercebur ke Sumur Sedalam 15 Meter, Diduga Terpeleset

Sejumlah daerah bahkan tercatat sebagai langganan banjir dan longsor, termasuk di dalamnya pohon tumbang. 

Wilayah seperti Kecamatan Cimanggung langganan banjir dan longsor, sementara Tanjungsari bagian atas longsor dan bagian bawah banjir

"Tanjungsari di kawasan Babakan Bandung. Di Pamulihan, daerah Cigendel rawan longsor dan pohon tumbang," katanya. 

Kecamatan Sumedang Selatan juga pernah mencatatkan peristiwa bencana banjir. Kala itu banjir bandang terjadi di Desa Citengah. 

"Di Citengah kami sudah memasang peringatan. Kami juga sudah susur sungai hingga ke area hulu untuk memastikan kondisi hulu dalam keadaan baik," katanya.  

Baca juga: Zebra Cross di Depan Kantor Camat Jatinangor Sumedang Dikeluhkan Warga, Posisinya di Ujung Tikungan

Wilayah lainnya yang rawan adalah Lingkar Timur Jatigede yang langganan longsor. Di Lingka Selatan Jatigede, ada penggenangan air. 

"Ujungjaya, Tomo, hati-hati sudah beberapa kali makan korban," katanya. 

Atang mengingatkan kembali apa yang disampaikan Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman, bahwa lingkungan harus dijaga menggunakan kearifan lokal. 

"Seperti sering disampaikan bupati, leuweung kaian, gawir awian, lebak balongan, dan seterusnya. Itu bisa diterapkan," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved