"Nauzubillahi Min Zalik," kata Pria 83 Tahun Ini, Pilih Jadi Tukang Servis Payung daripada Ngemis
Nyaris semua pakaian yang dikenakannya, mulai dari topi, kemeja, celana, tas berisi onderdil payung yang dibawanya berwarna lusuh.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Januar Pribadi Hamel
"Sehari paling bisa bawa Rp20-30 ribu. Itu dicukup-cukupkan saja buat sehari-hari, beli beras. Makan dengan lauk asin, cukup," katanya.
Bahkan, Supardi sering dalam sehari tidak dapat pengguna jasanya. Dia hanya berjalan kaki saja, terus berjalan kaki.
Tetapi, tidak mendapatkan pasien sevis bukan berarti dia tidak mendapatkan rezeki.
Di jalanan, sering ada orang menaruh empati kepadanya, lalu memberikan sejumput uang atau kotak berisi makanan.
"Sehari saja, saya tidak pernah keluar dari rumah dan pulang tanpa membawa apapun untuk dimakan. Jika bukan yang nyervis, ada saja yang memberi,"
"Ini saya diberi dua kantong makanan, diberi anak sekolahan tadi," kata Supardi sambil menunjukkan bukti dari perkataanya itu.
Dan jika mendapatkan makanan pemberian, dia tidak makan makanan itu sendirian. Dia simpan di dalam tas berharap anak dan istrinya di rumah akan bahagia menerimanya.
"Biar saya enggak makan, biar saya enggak makan, tapi anak-anak (dan istri) di rumah makan," katanya. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
Kebakaran di Sumedang, si Jago Merah Lalap Kandang Ayam, Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah |
![]() |
---|
Kecelakaan di Turunan Sanur Sumedang Malam Tadi, Truk Terguling Timpa Pemotor |
![]() |
---|
Soal Temuan Manipulasi Berat Karung Beras di Pasar Tanjungsari Sumedang, Polisi Pastikan Selidiki |
![]() |
---|
Sidak di Pasar Tanjungsari Sumedang Tak Ditemukan Beras Oplosan tapi Manipulasi Berat |
![]() |
---|
Polisi Gelar Sidak Beras Premium Oplosan di Pasar Tanjungsari Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.