Bupati Minta Pengusaha Penggilingan Harus Labeli Beras Hasil Penen Petani dengan Label 'Indramayu'
Dengan label ini identitas bahwa Indramayu konsen di bidang pertanian dan punya beras yang berkualitas tinggi bisa ditunjukan kepada publik.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Bupati Indramayu, Nina Agustina meminta beras hasil panen petani wajib diberi label 'Indramayu' saat dijual di pasaran.
Nina pun meminta kepada para penyuluh untuk mendampingi petani.
Sehingga saat hasil panen yang masuk ke perusahaan penggilingan beras bisa dilabeli produk berasnya dengan nama Indramayu.
"Kita ingin beras kita dapat dikenal, kita ketahui Indramayu sebagai daerah produksi padi terbesar secara nasional," ujar dia saat panen raya di Desa Wanasari Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu Kamis (2/11/2023).
Nina mengatakan, pihaknya tidak ingin beras hasil panen petani di Indramayu justru berubah dengan nama daerah lain.
Baca juga: Komoditas Beras dan Cabai Jadi Perhatian Pj Bupati Purwakarta, Harganya Ada yang Fluktuatif
Dengan label ini identitas bahwa Indramayu konsen di bidang pertanian dan punya beras yang berkualitas tinggi bisa ditunjukan kepada publik.
"Beras kita harus ada nama 'Indramayu' agar dikenal sehingga banyak orang membeli beras langsung ke Indramayu," ujar dia.
Nina mengatakan, Indramayu adalah lumbung padi nasional.
Selain hasil produktivitasnya yang tinggi, kualitas beras yang dihasilkan juga tinggi.
Salah satunya adalah varietas padi lokal unggul 'Dharma Nina Ayu' atau disingkat DNA.
Beras hasil panen varietas DNA memiliki tekstur nasi yang pulen. Bobot 1.000 butirnya mencapai 31,230 gram, watna beras pecah putih, bentuk berasnya lonjong, serta kadar amilo beras hanya 13,46 persen.
Varietas padi DNA juga memiliki hasil panen yang melimpah, dari satu hektare sawah bisa mencapai 8-10 ton padi dan bisa panen dibawah 150 hari.
Mendagri Tito Sebut Sinergi Pusat dan Daerah Bisa Jadi Kunci Suksesnya Program MBG |
![]() |
---|
Petani Milenial di Jabar Semangat 'Update' Ilmu Pertanian, Teknologi Digital Masuk Sawah dan Kebun |
![]() |
---|
Puluhan Kasus Leptospirosis Ditemukan di Pangandaran, Mayoritas Serang Petani dan Penyadap Kelapa |
![]() |
---|
Petani Cimarias Curhat ke Wabup Sumedang Soal Perusahaan Agribisnis |
![]() |
---|
Hari Tani Nasional 2025, Asep Suherman Tekankan Modernisasi dan Kesejahteraan Petani Jawa Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.