Israel masih Gempur Palestina, Semua RS di Gaza Ditutup lantaran Pasokan Bahan Bakar Menipis

Di dalam rumah sakit, peralatan penting seperti ventilator, monitor, pompa infus, dan inkubator neonatal tidak dapat digunakan tanpa aliran listrik.

Dawood NEMER / AFP
Orang-orang memeriksa kerusakan di rumah sakit Ahli Arab di Gaza tengah pada 18 Oktober 2023, menyusul serangan yang menghancurkan rumah sakit itu sehari sebelumnya yang menewaskan ratusan orang. Israel dan Palestina saling menyalahkan atas insiden tersebut, yang dikecam oleh Presiden AS Joe Biden yang "marah dan sangat sedih" saat dalam perjalanan ke Timur Tengah. 

TRIBUNJABAR.ID, GAZA - Semua rumah sakit (RS) di Gaza telah ditutup, kecuali unit gawat darurat.

Penutupan RS tersebut dikarenakan pasokan bahan bakar semakin menipis. Termasuk Rumah Sakit Indonesia di wilayah Beit Laha, Gaza utara

"Sebagian besar departemen lain di rumah sakit ditutup karena mereka ingin meminimalkan jumlah bahan bakar yang mereka habiskan," ujar Rushdi Abualouf, koresponden BBC, (25/10).

Dengan begitu, masyarakat di Gaza yang membutuhkan perawatan penyelamatan jiwa seperti dialisis ginjal masih bisa ditangani.

Di dalam rumah sakit, peralatan penting seperti ventilator, monitor, pompa infus, dan inkubator neonatal tidak dapat digunakan tanpa aliran listrik.

Baca juga: Israel Kembali Lancarkan Serangan Udara di Jalur Gaza, Korban Tewas Tembus 5.000

Sejak perang kembali berkecamuk, pasokan listrik ke Gaza dihentikan Israel.

Ini membuat semua rumah sakit di Gaza menggunakan generator untuk kebutuhan listriknya. Tanpa bahan bakar, generator tak dapat menghasilkan listrik.

Mads Gilbert, dari Komite Bantuan Norwegia mengatakan, rumah sakit penuh sesak dengan pasien.

"Bayangkan sebuah rumah sakit dengan 5.000 hingga 15.000 pengungsi sipil, penuh sesak dengan pasien yang membutuhkan perawatan bedah, lalu lampu padam. Saya rasa Anda bisa membayangkan betapa sulitnya hal itu," katanya.

Ia menambahkan, ada banyak orang yang terluka parah akibat serangan Israel.

Kondisi tersebut membuat para ibu hamil tertekan sehingga mengalami persalinan prematur.

Selain pemadaman listrik, hal lain yang dibatasi adalah air bersih dan makanan. Pekerja bantuan PBB di wilayah tersebut telah memperingatkan bahwa mereka akan kehabisan bahan bakar, Rabu (25/10) malam.

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, 7 Oktober, lebih dari 18.000 orang telah dibawa ke pusat kesehatan di Jalur Gaza.

Jumlah ini melebihi kemampuan sistem pelayanan kesehatan di sini.

Kemarin, lebih dari 10 rumah sakit di sana sudah tidak lagi dapat beroperasi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved